umi hasanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pojok Literasi, Nasibmu Kini

Pojok Literasi, Nasibmu Kini

Pojok Literasi, Nasibmu Kini

 

Saya dan beberapa teman tim literasi berkeliling memasuki setiap kelas. Saat itu, saya dan teman-teman sedang melakukan penilaian kegiatan litrasi kelas. Penilaiannya meliputi pojok literasi dan aktivitas literasi siswa di kelas. Ada 33 kelas yang harus kami masuki, ada yang di lantai satu dan lantai dua. Tentu saja hal tersebut cukup membuat kami capek karena harus naik turun tangga.

 Meskipun begitu, kami merasa bersemangat ketika memasuki kelas yang pojok literasinya bagus dan rapi. Misalnya, rak bukunya ditempatkan dengan baik di belakang ruang kelas, bukunya ditata rapi, dan ada tempat duduk untuk membaca. Selain itu, pojok literasi juga dilengkapi dengan jurnal membaca dan dekorasi serta ornamen yang cantik dan unik. Oh iya, ada juga yang memasang jargon dan slogan-slogan yang memantik minat membaca dan menulis siswa. Rasanya lelah kami terbayar lunas.

 Tunggu dulu, jangan mengira semua pojok literasi kelas seperti itu. Pojok literasi yang ideal nyatanya hanya beberapa kelas saja. Sebagian besar, pojok literasi kelasnya sudah tidak dirawat. Rak yang seharusnya diisi buku, tetapi dipenuhi barang-barang lain yang tidak berkaitan dengan literasi. Ada meja-kursinya yang sudah rusak, dekorasinya berantakan. Bahkan, ada kelas yang tidak lengkap pojok literasinya. Parahnya lagi, ada yang bukunya hanya tiga sampai lima eksemplar.

 Meskipun, bapak ibu wali kelas sudah meminta setiap anak membawa satu buku (sasi sabu), tetapi kenyataannya tidaklah begitu. Kalau dipikir-pikir, membawa satu buku tidaklah berat. Menurut saya, hal itu karena kurangnya kesadaran anak-anak akan pentingnya literasi. Jadi, mereka tidak begitu respek segala hal terkait literasi. Saya yakin, seandainya mereka tahu bahwa dalam kehidupan ini kita harus literat di segala lini. Anak-anak akan terdorong dan senang hati berliterasi. Sayangnya mereka belum bisa menyadarinya.

Pojok literasi yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk membaca, kini beralih fungsi menjadi tempat tidur. Anak-anak hanya bersemangat di awal mengerjakan pojok baca. Namun, setelahnya mereka tidak memfungsikan sebagaimana mestinya. Pojok literasi semakin hari, makin berantakan. Sungguh memprihatinkan. Pojok literasi, nasibmu kini.

 Ini merupakan tantangan bagi tim literasi sekolah. Bagaimana membangkitkan gairah anak-anak untuk aktif dalam kegiatan literasi. Hal yang penting adalah kerja sama semua warga sekolah dalam menghidupkan literasi. Sebab, jika hanya tim literasi yang bergerak tanpa dukungan wali kelas, bapak ibu guru semua, dan pengelola sekolah mustahil literasi berhasil mencapai tujuan.   

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post