Nyekar
Nyekar
Sejak hari Kamis, dua hari menjelang tanggal satu Ramadan, di pasar sudah banyak penjual bunga dadakan. Bunga yang dimaksudkan adalah bunga yang ditabur di kuburan atau makam (bunga kiriman). Tidak hanya di pasar, penjual bunga dadakan juga bisa kita jumpai di sepanjang jalan dan pintu masuk pemakaman. Kesempatan ini dimanfaatkan banyak pedagang untuk menambah cuan.
Bunga yang dijual bervariasi dan warnanya pun beraneka rupa. Ada mawar, kenanga, kantil, dan biasanya juga ada daun pandan yang dirajang (dipotong-potong kecil). Harganya bervariasi, mulai dari Rp2.500,00 hingga Rp5.000.00, relatif murah bukan?. Bunga kiriman itu ada yang dibungkus daun pisang, ada juga yang dibungkus plastik kresek. Jika kita membeli cukup banyak, penjual tidak segan memberikan bonus satu atau dua bungkus.
Mungkin ada yang bertanya, kenapa orang yang ziarah kubur biasanya menabur bunga? Kebiasaan ini bukanlah tanpa alasan. Namun, merujuk pada peristiwa pada masa Rasulullah. Ada riwayat sahih yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. Pernah meletakkan dahan yang masih basah dan membelahnya menjadi dua, kemudian menancapkan di atas dua makam. Tujuannya adalah untuk meringankan siksa si mayit.
Nah, dahan yang masih basah itu bisa diserupakan dengan tanaman atau bunga yang masih basah. Menabur bunga di makam di masyarakat kita disebut nyekar. Nyekar berasal dari bahasa Jawa, sekar artinya bunga. Dalam senarai istilah Jawa, nyekar diartikan tradisi datang ke makam leluhur untuk menabur bunga, berdoa, dan tak jarang dilanjutkan dengan acara kendurenan atau makan bersama di sekitar makam.
Dilansir dari website NU Online, tradisi nyekar berbeda dengan ziarah yang ditujukan kepada tokoh-tokoh ulama atau wali yang dianggap keramat. Subyek ziarah dalam tradisi nyekar ini umumnya adalah makam para leluhur seperti kakek-nenek, orang tua, dan sanak saudara. Bahkan, sebagian masyarakat yang tinggal di luar kota rela nyekar ke makam leluhur di kampung halaman.
Jadi, menabur bunga di atas makam ketika ziarah kubur atau nyekar itu disunahkan. Tujuannya adalah untuk meringankan siksa kubur si mayit. Sebab, setiap pohon yang hidup di muka bumi ini bertasbih kepada Allah Swt. selama bunga tersebut masih basah, maka akan meringankan siska ahli kubur. Wallahu a’lam.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar