umi hasanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kepagian
Mending kepagian daripada kesiangan datang

Kepagian

Subuh baru saja berlalu. Aku masih enggan beranjak dari peraduanku. Suami sengaja membiarkanku tidur lebih lama saat aku halangan. Aku tidak perlu masak pagi ini karena suami puasa. Aku tetap bersembunyi di balik selimutku. Kembali memejamkan mata.

Namun, itu tak berlangsung lama, nyanyian kutilang di dahan kelengkeng belakang rumah memaksaku membuka mata. Kicauannya adalah alarm alami, pertanda pagi telah tiba. Sorot mentari tampak semburat dari jendela kamarku. Segera aku bergegas ke kamar mandi memenuhi panggilan alam.

Setelahnya, kugerakkan tubuhku menyapu halaman rumah yang kotor oleh dedaunan dan buah belimbing juga mangga. Yah, etung-etung olahraga. kulanjutkan menyiram tanaman hias yang tak seberapa banyak di teras dan samping rumah. Kuntum-kuntum merah jambu bunga lili peri menyapaku. Membuat pagiku makin semangat. Hingga hangatnya sinar sang surya menyadarkanku waktu cepat berlalu.

Segera kusudahi aktivitas pagiku. Dengan tergesa aku melihat jam di ponsel, wah waktu persiapan tinggal 30 menit lagi. Aku segera mandi dan bersiap berangkat ke sekolah. Tak lupa aku juga menghampiri suami yang masih santai di musala, memintanya juga bersiap agar tidak terlambat.

Biasanya suami sudah menyiapkan motor di halaman, kok tumben motor masih di garasi. Oalah. Kok ya pas tergesa-gesa, motor masih di dalam, batinku.

Bismillah. Kupacu matic-ku lebih kencang. Jalanan lumayan sepi, tidak ramai seperti biasanya. Apakah aku benar-benar terlambat? Batinku. Begitu sampai pertigaan menuju sekolah, tak terlihat Pak Ana, satpam sekolah yang biasa mengatur lalu lalang siswa menyeberang.

Akhirnya, sampailah aku di pintu gerbang sekolah. Lagi-lagi aku merasa heran. Tak satu pun aku jumpai warga sekolah baik siswa, bapak/ibu guru, karyawan. Tim tatib yang biasa menyambut dan menyalami siswa di gerbang juga tak ada. Lah, jam berapa sebenarnya sekarang?

Selesai memarkir motor, aku segera melakukan presensi. Terbaca, presensi kehadiran sukses, tampak waktu di ponsel menunjukkan angka 06.10 wib. Aku perhatikan angka itu sekali lagi untuk memastikan kebenarannya. Astaghfirullah, ternyata hari ini aku berangkat kepagian, bukan terlambat. Kok bisa ya, aku tidak membaca jam di HP dengan benar.

Ruang guru masih sepi, aku orang pertama yang memasukinya pagi ini. Setelah merapikan meja kerjaku, aku pun mengirim pesan suara ke suami minta maaf sudah mengoprak-oprak untuk segera berangkat. Tak lama berselang, suami memberi balasan. “Mangkanya, kok di sekolahku masih sepi, gerbang masih ditutup, ternyata masih jam enam.” Gara-gara salah lihat jam, aku datang kepagian, eh suamiku ikutan juga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post