umi hasanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
25 Tahun
Jangan menuntutku sempurna, karena kau pun tidak mungkin bisa melakukannya.

25 Tahun

Waktu begitu cepat berlalu. Dua puluh lima tahun lalu aku dan suami mengikrarkan diri menjadi suami-istri. Kini, dua puluh lima tahun sudah kami mengarungi samudra kehidupan berumah tangga. Kadang kami tertawa bahagia, berduka bersama dan kadang sibuk sendiri-sendiri. Riak-riak kecil pun selalu menyertai perjalanan kami. Hal itu wajar terjadi, sebab kami berangkat dari banyak perbedaan, tetapi harus menyatukan tujuan.

Mari kita ingat kata-kata Ustaz Adi Hidayat, “Percayalah bahwa cobaan dalam pernikahan, ujian yang Allah Swt. berikan kepada pasangan adalah untuk menguatkan cinta dan iman.” Syukurlah, hingga hari ini kami diberi kekuatan untuk saling belajar, saling mengerti, saling memahami dan introspeksi diri. Meski dibumbui dengan rasa kesal dan tidak enak hati.

Apakah mudah? Tentu jawabanku, tidak. Sudah menjadi kodrat Ilahi bahwa seorang pria memimpikan wanita yang sempurna dan wanita pun sama, memimpikan pria yang sempurna. Hal itu tidaklah mungkin. Aku sadar diri tidak akan bisa seratus persen menjadi istri yang salehah, ibu yang baik untuk anak-anak kami seperti yang diharapkan suami. Oleh karenanya, ketika suamiku tidak bisa memenuhi keinginanku, berbeda pendapat dan argumentasi, aku pun hanya bisa diam. Menahan diri agar tidak emosi dan sakit hati.

Ada sebuah nasehat bijak, pasangan yang baik adalah seseorang yang tidak menuntut pasangannya sempurna. Namun, seseorang yang mau menerima pasangan apa adanya. Nyatanya tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Masing-masing diciptakan Tuhan dengan kelebihan dan kekurangannya. Sebab itu, suami-istri diciptakan Allah Swt. untuk saling melengkapi dan saling menyempurnakan. Meskipun demikian, kebanyakan kita tidak menyadari.

Dalam suatu hadis yang diriwayatkan Al Baihaqi disebutkan, “Jika seorang hamba menikah, maka telah sempurna separuh agamanya.” Maka mari kita niatkan menikah untuk ibadah, melaksanakan sunah Rasulullah. Agar hati kita merasa ikhlas dalam menjalankan amanah hidup berumah tangga.

Pernikahan adalah ibadah terlama dan terpanjang, tentu akan melelahkan. Membangun rumah tangga ibarat membuat sebuah perahu. Dia akan berjalan dengan baik ketika didayung dua sisi, antara suami-istri. Jika hanya salah satu yang melakukannya, perahu itu akan sulit berlabuh di pulau kebagiaan. Semoga Allah senantiasa menjaga keutuhan rumah tangga kita hingga kehidupan berikutnya. #

Kediri, 29 Oktober 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post