Pinang penghasil cuan
Pinang, adalah salah satu sumber daya alam yang lumayan banyak di daerah saya. Pohonnya tinggi dan ramping, berbentuk bulat memanjang. Tingginya sekitar 30-40 meter. Hanya orang tertentu saja yang bisa memanjat dan mengambil buah pinang. Karena selain kecil, pohonnya lurus tidak bercabang.
Para penduduk banyak menanam pohon pinang di ladang mereka. Mereka sangat antusias menanam pohon tersebut, karena dapat menuai rupiah yang lumayan. Bayangkan saja, 1 kilo buah pinang yang sudah dikupas dari kulitnya dihargai Rp 10.000,00. Bahkan ada penduduk yang sekali panen mendapatkan rupiah senilai 10 juta. Pohon pinang berbuah setahun sekali. Penduduk yang mendapatkan 10 juta dalam sekali panen tentunya memiliki pohon pinang yang lumayan banyak.
Pinang yang sudah dikupas, masih harus d iris dan dikeringkan. Untuk proses ini, sudah ada pengusaha rumah tangga yang memang membeli pinang kupas kemudian di proses sampai kering. Mulai dari di iris kemudian dijemur dibawah matahari sampai irisan pinang tersebut kering. Lama proses menjemur pinang tidak tentu, tergantung dari panas matahari. Jika tidak hujan, kurang lebih pinang akan kering dalam waktu 3-4 hari. Namun jika hujan mengguyur, kadang ada pinang yang Sampai busuk dan harus di oven. Alatnya tentunya sudah tersedia, untuk menanggulangi jika tidak ada panas matahari. Harga 1 kilo pinang kering mencapai 65-70 ribu. Kebetulan, di depan rumah saya yang masih saudara saya menjadi pengusaha tersebut.
Malam ini, dari rumah terdengar suara "Duk duk Duk". Itu tandanya, mereka tengah mengiris pinang yang masih basah, untuk kemudian di keringkan keesokan harinya. Cara mengirisnya tentunya berbeda dengan mengiris bawang. Orang yang sudah ahli, bisa dengan sangat cepat mengiris buah pinang menjadi lempengan-lempengan kecil. Ketika stok pinang banyak, saudara saya memperkerjakan tetangga sekitar untuk mengiris pinang. 1 kilo pinang panas diupah sebesar 600 rupiah. Harga yang sangat minim, namun tidak menyurutkan semangat para tetangga untuk mengiris pinang di tempat saudara saya. Karena ketika mengiris pinang, ada canda tawa dan rasa kekeluargaan yang sangat erat mereka rasakan. Tentunya menjadi penyemangat secara tidak langsung untuk mereka mengiris pinang di malam hari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kasih fotonya bunda biar aku tidak penasaran
Heheh, tadi malem belum sempat ambil foto us
Reportase yang indah dan menarik. Salam literasi ibu guru
Terimakasih pak