Pengalaman pengamalan
Pengalaman serta pengamalan
Tepat di bulan Juli tahun 2022, kelas yang saya ajar tepatnya di kelas 5 sdit Nurul Islam Klakah melaksanakan pembelajaran kurikulum merdeka. Kurikulum yang menurut saya mengubah tuntas segala perangkat pembelajaran yang ada sebelumnya. Saya bersama dengan rekan saya masoh meraba-raba dalam implementasi kurikulum merdeka tersebut. Saya dan rekan saya se optimal mungkin mengusahakan IKM tersebut sesuai dengan aturan yang telah berlaku. Di awali dengan menyusun TP ATP yang membutuhkan waktu dan menguras tenaga. Dalam menyusun hal tersebut, saya merasakan sangat sulit karena memang merombak total dari kurikulum sebelumnya.
Setelah semua perangkat telah selesai dibuat, sekolahpun masuk. Awal semester yang cukup menantang menurut saya. Awal semester yang membuat saya merasakan dah dig dug ser dengan IKM yang baru. Disamping IKM yang baru, saya juga menghadapi siswa yang baru juga. Saya masih membutuhkan adaptasi dengan siswa saya begitupun sebaliknya. Alhamdulillah, siswa yang saya hadapi saat ini tidak semenantang tahun lalu. Memang jumlahnya lebih banyak daripada tahun lalu. Tahun lalu siswa yang saya didik sebanyak 18 orang namun semuanya berjenis kelamin laki-laki. Bisa dibayangkan bukan, siswa kelas 5 dengan jenis kelamin laki-laki semua. Pada tahun kali ini, memang benar siswa yang saya hadapi sebanyak 27 orang, namun terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Awal masuk, saya mulai beradaptasi dengan siswa saya. Saya merasa siswa yang saya hadapi sekarang lumayan enak, tidak banyak yang harus diperbaiki. Baik dari segi sikap maupun koginitifnya. Akan tetapi, di awal masuk masih banyak siswa saya yang berkata jorok. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi saya pribadi untuk membenahi cara berurut kata mereka. Awalnya saya memberi pengertian kepada siswa saya bahwa kata tersebut tidak pantas untuk di ucapkan. Apalagi sebagai peserta didik di naungan SDIT Nurul Islam Klakah.
Selanjutnya, setelah memberikan pengertian kepada siswa saya. Saya melatih siswa saya untuk berlatih dengan cara mengerem kata-kata jorok yang hendak di lontarkan. Untuk latihan tersebut saya memberi jangka waktu selama sebulan dengan target setelah jangka waktu yang ditentukan, kata-kata jorok tersebut sudah musnah dari kelas saya. Alhamdulillah, waktu demi waktu berlalu, hari demi hari kata-kata jorok tersebut sudah mulai musnah. Sehingga dalam sebulan hanya ada beberapa anak saja yang masih keceplosan dengan kata-kata tersebut walaupun sudah ada upaya untuk mengontrolnya.
Langkah ketiga dalam menangani hal tersebut, saya memberlakukan konsekuensi bagi siswa yang masih melontarkan kata yang tidak pantas mereka lontarkan. Dalam menetapkan konsekuensinya, saya berembuk dengan siswa saya dan menemukan konsekuensi bagi siswa yang masih melontarkan kata-kata jorok. Yaitu dengan menulis di buku kesalahan, di jejak kelam dan mengucapkan istigfar semampu anak tersebut. Mengenai buku kesalahan, saya dengan siswa saya sepakat, siswa yang buku kesalahannya kosong sampai akhir semester akan mendapatkan suprise dari saya. Hal tersebut sangat memotivasi siswa untuk tidak berbuat kesalahan dan menjaga bukunya tetap kosong.
Alhamdulillah, dengan upaya yang telah saya lakukan, tidak sampai tiga bulan lamanya kata-kata tersebut sudah tidak pernah terlontarkan dari siswa saya. Bahkan bisa dikatakan sudah musnah dari kelas saya. Hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya. Karena saya sudah berhasil menghapus kata-kata yang tidak pantas di lontarkan dari lisan seorang siswa. Mungkin hal tersebut tidak luput dari doa yang selalu saya panjatkan seusai sholat. Karena dawuh guru saya, jika ingin menyentuh hati seorang murid, doakan dia. Karena yang membolak balikkan hati seorang manusia hanyalah Allah SWT tidak ada yang lain.
Oke, beralih dari kata-kata jorok. Saya juga ingin berbagi pengalaman mengenai pelaksanaan pembelajaran kurikulum merdeka yang telah saya lakukan selama semester satu. Pengalaman kali ini, menurut saya masih perlu banyak revisi. Terutama dalam segi penyusunan TP ATP nya. Harap dimaklumi karena memang dari awal saya dan rekan saya masih meraba-raba. Ibarat bayi masih merangkak belum bisa berlari. Otomatis jatuh bangun tentunya masih sering kami alami. Saya merasa masih banyak yang perlu dirombak untuk tahun berikutnya mengenai TP ATP. Karena menurut saya TP terlalu banyak khusunya dalam mata pelajaran sbdp dan bahasa Indonesia.
Mungkin itu saja menurut saya refleksi yang cukup menonjol selama satu semester ini. Semoga bermanfaat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selalu menginspirasi bu dan jangan pernah lelah dalam mendidik anak anak kita. Salam sejahtera.
Pengalaman adalah guru terbaik, semangat lanjutkan perjuangan kawan
Yang Pertama biasanya tak terlupakan
Yang Pertama biasanya tak terlupakan
tetap istiqomah wahai pahlawan tanpa tanda jasa.....
Mantap cerita, sungguh menginspirasi
MasyaAllah.... Mantap luar biasa
Masyallah, sangat menginspirasi untuk memperbaiki sikap siswa dalam bertutur kata..
Luar biasa ustadzah. Pengalaman nya bisa jadi inspirasi kita semua
Alhamdulillah, sangat luar biasa pengalamannya semoga menjadi tambahan ilmu bagi kita semua
Alhamdulillah, sangat luar biasa pengalamannya semoga menjadi tambahan ilmu bagi kita semua