Pasti setelah meresapi kertas hingga berlembar-lembar, anganku langsung bersinyalir untuk merangkai beberapa kuntum kata yang entah itu ditunjukkan untuk siapa. Namun itulah namanya selaksa, menjejaki irama hidup yang kian mempesona, karena berhasil menghadirkan serpihan abjad menjadi rangkaian kata enak di pandang mata,Seperti misalnya;

Sudah tentu rindu menggelayuti hatiku

Sedangkan aku dan dirimu tak pernah menemui titik temu

Yang ada hanya titik jenuh, yang membuat batinku semakin bergemuruh

Ah, tak lain itulah juga yang bernama candu, yang kian mendekat kian memburu. Candu dengan untaian kata yang membumikan cinta, entah kepada kekasihNya ataupun untukNya. Disinilah duniaku terasa hidup, dipenuhi bait-bait kerinduan dan bait-bait pujian. Untuk Sang kekasih di setiap zaman yang selalu kurapalkan namanya dalam setiap keadaan.

23 Okt 21