Gores senja yang tak pernah lengah dari penghujung November, kini ia semakin giat dalam menyambut awal bulan. Hingga pada hari pertama bulan Desember 2021 ia menyuguhkan pemandangan yang selalu mampu membuatku mengangsurkan namaNYA berulang-ulang. Jiwaku terus berdenyar ketika goresan jingga itu terus menguar di langit sa'ah fatimiyah, mengeja satu persatu gurat warna di luasnya warna jingga sore itu. Tak lupa ku keluarkan lensa digitalku, meski tak secanggih lensa yang telah Tuhan titipkan namun terus saja ku rekam & ku ambil gambarnya. Pujian dari speaker masjid terus saja berdengung, lalu ku langkahkan kaki untuk mengambil air wudhu, sambil menunggu antrian wudhu kakiku berjinjit-jinjit masih ingin melirik Sang Jingga. Masih belum puas dengan pengambilan gambar tadi, ingin ku ambil gawaiku yang tergeletak tak jauh dari tirai bambu yang melekat di jendela, alih-alih mengambil gambar, kuedarkan mataku untuk menyapu langit ternyata jingga tak semerona seperti saat sebelum wudhu tadi. "Yasudahlah" batinku bergumam, langsung saja aku menyusul teman-temanku yang sudah sampai di masjid. Belum selesai sampai disitu, diluar gedung pesantren masih kuberjingkat menengadah ke arah langit, namun hanya kudapati sepotong senja karena terhalang atap-atap rumah warga. Beberapa detik kemudian iqomah mulai dilantunkan, mendengar itu segera kupercepat langkah ini agar tidak masbuk jamaah maghrib.