Udin Ihsanudin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

GURU SIBUK MENINGGALKAN KENANGAN BURUK (BAGI MURID)?

Akhir-akhir ini banyak kita baca tulisan-tulisan yang beredar di medsos yang bertemakan kesibukan guru dan sejenisnya. Oleh penulis tersebut digambarkan betapa sibuknya guru-guru saat ini dalam berbagai urusan sehingga mereka sering meninggalkan tugas pokoknya di sekolah. Dalam tulisan tersebut, penulis (yang sepertinya adalah seorang guru) merindukan sosok guru yang seperti dulu. Dia rindu akan sosok guru yang selalu berada di sekolah, mendidik dan mengajar dengan rajin, tidak pernah pelatihan, tidak pernah UKG, tidak melulu mengurusi administrasi penilaian dan seabrek kesibukan lain.

Berikut ini saya petik salah satu tulisan yang beredar di grup-grup medsos yang saya ikuti :

….

Sekarang kita sudah jadi guru

Apa yg akan dikenang oleh murid2 kita...???

Guruku sibuk sekali...

Guruku ukg lagi...

Guruku pendampingan lagi...

Guruku...guruku...

Lantas apa sebenarnya kreteria profesionalnya seorang pendidik...?

Yg lengkap programnya...???

Yg tinggi nilai ukgnya...???

Yg banyak kesibukannya...???

Yang banyak gelarnya..? ???

Lantas...

Kapan ngajarnya....*

Kapan mendidik siswanya...

Kapan membimbing nya...

Katanya karakter itu butuh keteladanan dari gurunya...???

Bagaimana karakter guru akan hidup, jika konsentrainya terpecah seribu...

Perangkat....penilaian...berkas...

Monep...E raport...ukg....!!!?

Lalu...siswanya dapat apa dan meneladani siapa....

Tugas guru idealnya mengajar dn mendidik

Di era globalisasi, murid yg mayoritas terkena degradasi moral, tentunya lebih membutuhkan pendidik yg super dari pada pengajar yg pinter

Idealnya keduanya terpenuhi.

Tapi guru juga manusia tidak ada yang sempurna

....

Jika kita baca tulisan di atas, dengan mudah kita simpulkan bahwa Penulisnya adalah sosok seorang guru (meskipun tidak bisa dipastikan karena penulisnya tidak menyebutkan siapa dirinya). Tidak jelas apa yang hendak dikemukakan oleh penulis. Mungkin tulisan tersebut salah satu bentuk keprihatinan karena guru sering meninggalkan tugas pokoknya di sekolah. Bisa juga tulisan tersebut dimaksudkan sebagai bentuk protes akibat merasa terbebani oleh kegiatan pengembangan keprofesian yang harus diikuti.

Hadirnya tulisan tersebut terus terang sangat menggelitik dan menggugah saya untuk membuat tulisan ini. Maklum, saya juga adalah guru yang sangat sibuk dengan berbagai kegiatan yang persis sama dengan apa yang disampaikan penulis tersebut. Apa yang disampaikan penulis tersebut tidak salah. Namun, bagi saya semua kesibukan yang saya lakoni sejak saya berprofesi sebagai guru sampai saat ini selalu saya nikmati dan tidak bermasalah.

Apapun zamannya, siapapun presidennya, siapapun menterinya, apapun kurikulumnya, selalu saya laksanakan dengan ikhlas dan senang hati tanpa memikirkan untung rugi dan akibat-akibat lainnya. Patokan saya, selama dalam keadaan sehat, selama kegiatan tersebut merupakan tugas dan tidak melanggar hukum, selama tidak sampai menelantarkan keluarga, saya laksanakan tugas tersebut.

Dan yang lebih penting adalah “tahu diri”, selalu berbagi dan ikhlas berusaha menyumbangkan segenap kemampuan berfikir dan keterampilan kita untuk kepentingan sekolah tempat kita bertugas. Istilahnya, “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.” Semua saya usahakan berjalan secara alami saja. Tak perlu lebay. Tak perlu bersikap berlebihan karena akan nampak seperti orang yang Caper (cari perhatian).

Alhamdulillah, semua yang sudah saya lakukan tidak mengakibatkan masalah terutama dengan kepala sekolah, teman sejawat, serta peserta didik. Selama 20 tahun 8 bulan bertugas di sekolah ini, saya tidak mempunyai masalah yang diakibatkan oleh kesibukan saya mengikuti pelatihan, meskipun harus meninggalkan waktu mengajar saya.

Terbukti, saya diberi tugas tambahan sebagai wakasek bidang kurikulum melalui pemilihan oleh guru dan karyawan. Saya juga pernah terpilih sebagai guru favorit dan guru idola hasil pilihan siswa. Bahkan saya pernah mewakili sekolah untuk mengikuti pemilihan guru prestasi tingkat kabupaten atas kesepakatan guru-guru (tapi selalu gagal juara di tingkat kabupaten).

Meskipun hanya di tingkat sekolah, tapi bagi saya, semua itu menunjukkan bahwa walaupun saya sibuk mengikuti pelatihan dan sibuk sebagai ketua MGMP tingkat kabupaten, tapi kinerja saya tidak bermasalah di hadapan kepala sekolah, teman-teman guru, dan peserta didik.

Prinsip yang saya pegang adalah saya harus beritikad dan berniat baik serta yakin bahwa apa yang telah dan akan saya lakukan bertujuan untuk mengembangkan potensi saya. Semua yang saya lakukan merupakan sebuah tangga yang pada akhirnya tangga tersebut bisa bermanfaat untuk dijadikan alat yang berguna dan berpengaruh positif bagi peningkatan mutu proses pendidikan, minimal di sekolah tempat bertugas saya saat ini.

Bermanfaat atau meninggalkan kenangan burukkah saya? Dapatkah saya menjadi teladan bagi anak-anak didik saya? Wallahu a’lam. Hanya orang-orang di sekitar saya yang bisa menjawab dan merasakannya. Mereka adalah kepala sekolah, teman sejawat, dan anak-anak didik saya yang merasakan baik dan buruknya hasil dari kerja dan karya saya selama ini. Saya hanya berharap kesibukan saya dalam pengembangan diri di sela-sela kesibukan jam mengajar dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi teman-teman guru dan peserta didik untuk selalu menjadi manusia yang bertanggung jawab akan tugas pokoknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wah...wah...wah...tulisan yg luar biasa dan menjadi cambuk bagi yg super sibuk.

12 Nov
Balas

Haha... Lagi coba berani nulis nih pa har...

12 Nov

Mantap....kang terus mengembangkan kemampuan diri utk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di tempat tugas umumnya di lingkungan pendidikan kab. Cirebon.

12 Nov
Balas

Hehe... Siap kang!!

12 Nov

Mantap Pak Udin Ihsanudin. Terus kembangkan bakatnya.

12 Nov
Balas

Mksh pak Hasan

12 Nov



search

New Post