Dibawah Terik Matahari
Hari sudah siang, jam menunjukkan pukul 13.00. Terik Matahari sangat terasa. Anak sulungku masih asyik bermain layang - layang. Sambil mengangkat jemuran, kucoba tegur dia, " nak, sudah pukul 13.00. Berhenti dulu mainnya, waktunya solat duhur. "
" Iya bu, nanti " jawabnya .
" Waktu duhur sudah tadi nak, coba rasakan sinar mataharinya, semakin panas tidak?" Kataku
" Iya tahu, " jawab dia seenaknya.
Untuk menghindari perdebatan, aku berhenti menegurnya. Aku memberi waktu agar dia bisa berhenti sendiri.
Namun, tiba - tiba adiknya keluar menghampiri si kakak. Bukannya berhenti dan mengajak adik masuk, si kakak malah mengajak adiknya bermain. " Nak, ayuk kita masuk, disini panas" ajakku pada si adik. Tapi si adik tetap tidak mau, terpaksa kubiarkan dia sebentar dan menyelesaikan tugasku mengangkat jemuran.
Setelah selesai, kuhampiri si adik dan menggendongnya. Awalnya dia meronta, tapi kucoba merayunya. " Adik masuk ya, disini panas. Coba nih pengang" kataku sambil meletakkan telapak tangannya diatas kepala.
" Huuu, anas " serunya dengan kata yang tidak sempurna.
" Di dalam ya, lihat kakak dari dalam saja!"
" Ya, " serunya sambil mengangguk.
Tak berapa lama, jam menunjukkan pukul 13.45. Sebentar lagi waktunya si kakak harus sekolah diniyah. Kupanggil dia sekali lagi untuk berhenti. Namun dia tidak juga berhenti. Rasanya ingin marah, namun itu akan percuma. Kubawa gunting dan menghampirinya sambil berkata, " yuk berhenti. panasnya api neraka lebih panas lho. Sholat itu wajib bagi orang islam".
" Iya bu..." Jawabnya sedikit kesal dan tetap pada layangannya.
" Kalau tetap tidak berhenti, nanti saya gunting" jawabku sambil menunjukkan gunting yang kubawa.
Perlahan dia mulai menurunkan layangannya. Entah salah atau benar, aku sudah tidak tahu harus bagaimana cara agar anakku mau solat dan berhenti bermain. Tujuanku hanya ingin mengajarkannya disiplin dan tanggung jawab atas tugas dan kewajibannya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap karyanya. Salam literasi bunda
Salam literasi, masih belajar bund
menarik ceritanya bu
Alhamdulillah, semoga bs lebih baik