“Membaca judulnya saja saya sudah ketawa. Apalagi membacanya”, guman saya dalam hati. Ternyata itu saya rasakan, sakit yang sangat. Ketika hati ini harus berpisah dari kebiasaan yang mulai terbangun. Tahukah anda apa itu ??. Dan siapa yang membuat hati ini semakin bergemuruh?. Dia pasti ada di sini?. Oh ......

Kebiasaan yang mulai tumbuh dihati ini. Mulai tak bisa dielakkan ketika rindu itu hadir, menyapa. Perasaan yang selalu berkecamuk memberikan nuansa beda pada setiap aktifitas yang saya lakukan. Tak terasa kebiasaan itu sudah muncul 3 bulan terakhir ini. Ketika untaian makna mulai di susun, ketika makna mulai terbentuk kalimat. Yang akhirnya memberi kebiasaan diri untuk memulai, membiasakan diri.

Menulis .... ya betul menulis .... dia yang selalu saya rindukan, akhir-akhir ini. Kecanduan, rindu tak terbendung ini mulai bersemayam di dalam hati. Dan itu mulai menjadikan sebuah kebutuhan diri ketika makna itu sudah harus di wujudkan menjadi kata-kata yang penuh dengan makna.

Sengaja makna kata saya hadirkan. Sebagai perwujudan rinduku yang sudah sekonyong-konyong koder. Aktifitas 3 hari kedepan memberikan kunci jawaban dari rinduku yang terbendung. Senang melihat mereka bersemangat dalam menjalankan aktifitasnya.

Selalu memulai sesuatu yang memang sebelumnya dianggap sulit. Tapi tidaklah demikian, ternyata semuanya karena ketidak tahuan kita, bagaimana harus memulai? Apa yang harus saya dulukan? Dan bisakah saya mengurainya ?. pertanyaan itu yang selalu berada di dalam benak para peserta SASISABU (Satu Siswa Satu Buku) yang diadakan di Hall SMP Islam Al Azhaar Tulungagung.

Sajian yang sangat khas, yang disampaikan kak Eko Prasetyo dan Kak Ikhsan yang memberikan kesan lebih dekat dengan kegiatan Literasi. Memberikan kemudahan bagi siswa kami untuk memulai menuliskannya dengan mudah di buku tulis / atau di Laptopnya.

Panduan pertanyaan mulai diuraikan oleh kak Eko. Perlahan demi perlahan pertanyaan itu di berikan kepada peserta untuk dijawabnya menjadi paragraf. Dan ternyata dari situ, siswi kami bisa mengungkapkan dan menulisnya menjadi sebuah cerita.

Satu persatu peserta SASISABU hadir ke panggung untuk membacakan pertanyaan yang di buat dan jawaban yang di buat pula. Difahamkannnya kepada peserta bahwa pertanyaan dan jawaban akan saling berkaitan ketika makna kalimat itu sudah mulai dituliskannya. Saling bergantian peserta membacakan paragrafnya tentang diri sendiri, menjadikan mereka tambah percaya diri. Ternyata menulis itu mudah.

Ada tiga hal yang disampaikan kak Ikhsan. Bahwa ada tiga manfaat yang bisa diambil ketika melakukan kagiatan menulis dan membaca. Yaitu sebagai terapi dalam menulis, kita lebih mudah dalam menyelesaikan masalah dan anak yang menulis sebenarnya adalah anak yang cerdas. Dengan kecerdasannya, kita bisa menulis kan apa yang ada di otak kita. Sehingga makna yang sudah ada dengan mudahnya kita rangkai menjadi sebuah catatan atau cerita yang bisa kita persembahkan buat pembaca.

“Ikatlah ilmu dengan tulisan” sangat memberi makna, bahwa dengan menulis menjadikan kita semakin cerdas. Dengan menulis berarti kita belajar mengingat dan menguraikan pelajaran yang sudah kita pelajari.

Alhamdulillah jawabanku, atas rinduku yang sekonyong-konyong koder sudah terjawab. Tulisan itu yang tidak segera saya buat, menjadikan hati ini sakit tak terhingga. Deraian usaha malam ini yang menjadikan saksi bisu untuk kumulai langkah ini, untuk menggapainya menjadi kenyataan yang tidak akan hilang di dalam sanu bari ini.

Terimakasih. Atas persembahan yang terindah untuk hati ini yang telah ditemukan oleh makna kata yang mendalam. Terimakasih pada kakak pemateri yang telah memberikan materi untuk siswaku yang sudah mendapatkan sentuhan bahwa menulis itu mudah.