Tuti Alawiyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
“Aku Guru,  Kontribusiku untuk Pendidikan Indonesia”

“Aku Guru, Kontribusiku untuk Pendidikan Indonesia”

Aku adalah seorang guru. Setiap harinya sudah pasti bersama dengan siswa-siswaku yang menginjak remaja, karena aku adalah guru SMA tepatnya guru kimia. Seusianya dulu jamanku waktu SMA tentunya beda dengan jaman mereka sekarang. Dulu aku belajar tidak pernah pakai komputer, laptop ataupun internet dengan mbah google. Belajarpun hanya dari buku yang dibeli di penerbit di toko buku atau melaui perpustakaan. Waktu itu masih sulit untuk akses informasi yang update online seperti sekarang.

Hemmm sekarang jauh sekali keadaannya , wajarlah kalau dibilang 180 derajat bedanya. Sekarang mereka belajar bisa dengan buku baik buku di perpustakaan, beli di toko buku, juga akses online dengan internet di google. Begitu gampangnya apalagi dengan kecanggihan HP android yang mereka miliki mereka bisa belajar kapan saja dan dimana saja asal dengan syarat signal dan paket internet saja yang harus ada. Jadi intinya sumber belajar untuk anak-anak sekolah sekarang gampang di dapatkan sehingga belajar terasa mudah. Sejatinya dengan kemudahan akses yang mereka dapatkan, seharusnya prestasi belajar yang mereka dapatkan maksimal pula.

Tapi kenyatannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Setelah melihat hasil-hasil survey internasional seperti TIMSS, PISA atau yang lainnya. Prestasi mereka selalu rendah di bawah skor rata-rata Internasional. Ambil saja contoh misal tahun 2011, hasil survei TIMSS (Trend International and science Study) Indonesia untuk grade VIII memperoleh peringkat ke-38 dari 42 negara dengan skor rata-rata 386 dimana rata-rata TIMSS berkisar di skor 500.

Sedih sekali rasanya, ada apakah dengan pendidikan kita? Apakah kami sebagai guru-gurunya tidak bisa mengajar? Atau kamulah Nak yang tidak belajar sesuai dengan yang diajarkan oleh bapak dan ibu guru? Atau kamu Nak lebih banyak dengan gadget kamu? HP android kamu melenakan harusnya belajar tapi dipake hanya untuk narsis-narsisan atau pencitraan gitu lah istilahnya. Jadi akhirnya Kamu lupa degan pelajaranmu, Kamu lupa dengan waktu belajarmu, Kamu lupa dengan kewajiban mu Nak sebagai pelajar yang harus belajar sebagai tugas utama kamu, atau alasan apalagi yang akan kamu sampaikan Nak? …

Kami sebagai guru tentunya tidak boleh menyalahkan kalian siswa-siswaku? Apapun yang kalian lakukan pada saat pembelajaran, tentu kamilah yang bertanggung jawab. Kami seharusnya belajar cara bagaimana mendidik yang benar, cara menyampaikan mata pelajaran yang benar, cara menggunakan metode belajar yang benar, cara mengajar dengan model-model pembelajaran yang menarik, dan belajar cara membuat media dan bahan ajar yang cocok untuk belajar kalian atau juga belajar cara membuat soal-soal yang high order thinking skill (hots) sehingga instrumen untuk butir soal yang kami buat sudah mengukur apa yang hendak diukur.

Jadi Kamilah yang harus mencari permasalahannya juga mencari solusi apa yang terbaik agar kalian prestasinya bagus dan sesuai dengan yang diharapkan. Karena pada prinsipnya siswa adalah input yang harus diolah dan diproses agar menjadi output yang lebih baik. Bagaimanapun inputnya yang masuk kedalam suatu sekolah maka gurunyalah yang harus memprosesnya sedemikikian rupa agar menghasilkan output atau lulusan yang diharapkan.

Disamping kami sebagai guru yang harus memperbaiki diri dan terus kreatif dan berinovasi dalam pembelajaran tentunya peranan pemerintah tidak boleh diabaikan. Keseriusan pemerintah dalam meningkatkan prestasi belajar juga sudah tidak diragukan lagi, terlihat dari pembenahan kurikulum yang selalu di ganti dan direvisi. Misalnya diterapkannya kurikulum 2013 dengan standar pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran abad 21 yang mencerminkan empat hal yaitu Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation, Communication dan Collaboration (C4). Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah turut memikirkan masa depan anak bangsa.

Sebagai guru Aku tidak hanya ingin mengajar dengan ala kadarnya, asal mengajar yang penting sudah disampaikan materi pelajaran terserah siswa apakah mengerti atau tidak. Tapi aku harus mengajar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mereka saat ini, dan nanti kedepannya untuk masa depan mereka. Sebagai lulusan dari penelitian dan evalusi pendidikan juga idealnya Aku harus mampu memberikan kontribusi yang nyata untuk pendidikan Indonesia, dan masyarakat Indonesia.

Bogor, 14 Oktober 2017

(Ditulis sebagai essay untuk memenuhi syarat beasiswa disertasi LPDP)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kids jaman now .... memang beda dengan jaman kita dulu. cara pendekatannya juga harus beda. pandai-pandainya kita sebagai guru, bagaimana kita membawa mereka menghadapi dunia sekarang

19 Oct
Balas

iya bu betul

19 Oct
Balas



search

New Post