Tumini

Menulis untuk menebar kebaikan dan kebahagiaan, guru SMPN 1 Bunguran Timur Natuna Kepri...

Selengkapnya
Navigasi Web

PENYESALAN IBUNDA MALIN (Tantangan Hari-42)

PENYESALAN IBUNDA MALIN

#TantanganGurusiana Hari ke-42

Andai Ibunda Malin Kundang tahu bahwa ia akan menjemput kedukalaraan, tentulah ia tidak tergopoh gopoh berlari penuh rasa bahagia sambil berteriak memangil mangil nama anaknya itu. Kerinduan yang amat sangat membuat ia mampu berlari dengan sigap membawa tubuh rentanya. Andai ia tahu Malin Kundang akan menampik tangan tuanya ketika ia berusaha memeluk saudagar muda itu, tentulah ia akan memilih berjaga jarak dari kapal besar penuh muatan itu. Tapi nasi telah menjadi bubur. Hatinya yang tadi membuncah bahagia menjadi remuk redam. Hancur berkeping-keping bahkan serpihannya sebesar debu yang jumlahnya milyaran.

Tak terlukiskan kekecewaan yang ia rasakan. Ia tatap dalam mata Malin Kundang ketika lelaki itu membentaknya kasar. Ia sempat ragu jika yang ada di depannya adalah bayi yang ia timang-timang siang dan malam. Anak semata wayang yang ia ia besarkan dengan belaian kasih sayang yang tiada batas.Tapi mata itu adalah benar milik anaknya yang dua puluh tahun lalu berpamitan untuk merantau ke negeri orang. Berjanji kembali dengan kesuksesan yang membanggakan sang Ibunda. Berkali-kali Ia mencoba merayu Malin Kundang agar membatalkan niatnya itu. Tapi besarnya tekad sang anak membuat sang Ibunda merelakan anaknya untuk pergi menggapai mimpinya. Sejak saat itu tak terhitung doa yang ia panjatkan untuk Malin.

Tak terkira perihnya hati sang Ibunda. Tidak diakui sebagai ibu, dihina pula di depan khalayak ramai, Semua orang di dermaga berhenti menyaksikan kemarahan Malin. Beberapa orang yang tahu siapa Makin Kundang, memandang prihatin, lalu geram, mulut terkunci terpercaya. Wanita cantik berpakaian dan perhiasan mencolok yang sedari tadi berdiri di samping Malin hanya menatap bingung. Sempat ia menahan tangan suaminya ketika Malin Kundang ingin menampar wanita tua yang lusuh itu. Tapi Malin menepis tangannya. Tersungkur Ibunda Malin dengan airmata yang berderai. Seorang gadis muda segera membantu Ibunda Malin untuk bangkit dan membujuk meninggalkan tempat itu. Seorang gadis yang juga seperti Ibunda Malin tergopoh-gopoh ke dermaga dengan kerinduan yang begitu menyesakkan ingin menjumpai sahabat kecilnya Malin Kundang.

Tapi sebelum meninggalkan tempat itu Ibunda Malin menengadakan tangannya berdoa pada Tuhan mengutuk Malin Kundang. Suaranya bergetar hebat melepaskan kesedihan, kekecewaan dan kemarahan yang teramat sangat. Mengrikan kutukan itu. Langit tiba-tiba menghitam. Angin berhembus kencang. Orang-orang yang tadinya berkerumun segera berpencar menjauhi dermaga. Air laut seperti diguncang keras. Malin Kundang dan orang-orangnya terburu-buru menuju kapal besarnya. Hujan deras, petir saling menyambar. Tiba-tiba kejadian luar biasa terjadi Malin, istrinya serta kapal besarnya berubah menjadi batu.

Setelah kutukan itu. Ibunda Malin menjalani kehidupannya dengan menyimpan keperihan hati walaupun kemarahannya kepada Malin semakin meredup. Setiap hari ia berkali-kali ia meminta ampun kepada Tuhan atas kutukannya. Menyesal ia telah mengutuk anaknya. Andai ia tahu bahwa doanya segera diwujudkan mungkin ia memilih untuk mendoakan agar Malin Kundang bisa mengingatnya dan bisa bersikap baik terhadapnya. Ibunda Maling menyayangi anaknya tiada batas. “ Ampuni hamba dan anak hamba Ya Allah,” Doa yang kini selau ia panjatkan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mengingatkan kembali cerita malin kundang dg versi berbeda.sukses slalu say

22 Jul
Balas

Cerita yg ok banget, mengingatkan betapa ampuhnya doa seorang Ibu.Sukses selalu.

22 Jul
Balas



search

New Post