TRI PANJIANTO, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGURAI MISKONSEPSI PRAMUKA DALAM KURIKULUM MERDEKA
PRAMUKA DALAM KURMER

MENGURAI MISKONSEPSI PRAMUKA DALAM KURIKULUM MERDEKA

Kegiatan pramuka bagi generasi muda sangat erat sekali dengan pendidikan karakter di luar sekolah. Saat ini tuntutan perubahan zaman harus direspon positif oleh setiap insan aktifis pramuka. Menghadirkan kegiatan kepramukaan yang asyik, menarik dan menantang. Kegiatan kepramukaan merupakan salah satu metode kepramukaan belajar interaktif dan progresif. Bentuk kegiatan di pramuka berupa kegiatan kelompok. Belajar dan berlatih pramuka sambil melakukan. Metode kegiatan melatih seorang pramuka untuk bekerjasama baik itu saat latihan maupun saat berkompetensi. Kegiatan dilaksanakan dalam alam terbuka dengan tema yang menarik dan menantang peserta. Pendidikan merupakan taman tempat tumbuh kembang generasi bangsa yang diistilahkan oleh Ki Hajar Dewantara dengan nama taman siswa. Dalam taman ini dilakukan, penyemaian dan pembentukan prilaku individu yang dipupuk dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Fungsi pendidikan secara umum adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa. Menilik fungsi tersebut, pendidikan bagaikan candradimuka tempat penggemblengan generasi bangsa sehingga menjadi pribadi yang kuat, terlatih, dan tangkas. Dalam proses penggemblengan tersebut, tidak lepas dari kurikulum yang dirancang sebagai pedoman penyelenggaraan bagi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pendidikan di Indonesia sangat dinamis sehingga ada ungkapan ganti menteri, ganti kurikulum. Kurikulum yang saat ini masih hangat ialah kurikulum merdeka yang sarat dengan inovasi. Salah satu inovasi tersebut ialah upaya pendidikan karakter yang berporos pada Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila menjadi sebuah mega-projek bangsa yang dilaksanakan melalui pendidikan untuk menggembleng mental generasi bangsa. Kristalisasi karakter dan internalisasi kompetensi diharapkan membudaya dalam keseharian melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dengan adanya P5, kurikulum merdeka menjelma sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya. Sayangnya, kurikulum merdeka justru dianggap tidak kesalingan dengan pramuka dalam mencapai Profil Pelajar Pancasila. Seperangkat regulasi kurikulum merdeka yang tidak menyuratkan tentang pramuka menjadi sebuah ambigu yang meragukan renjana insan pendidikan. Meski ambigu ini tidak menghinggap dalam setiap satuan pendidikan, namun sebagian kecil atau bahkan satu saja satuan pendidikan bimbang, maka akan berdampak pada tidak tersalurnya minat bakat siswa. Apalagi jika satuan pendidikan meyakini bahwa pramuka tidak ada dalam kurikulum merdeka, ini akan berujung pada tidak tercapainya Profil Pelajar Pancasila. Dampak lainnya, berpengaruh pada kualitas kurikulum operasional satuan pendidikan. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang meliputi beriman bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia (pious believer and noble character), berkebhinekaan global (global diversity), bergotong-royong (mutual coorperation), mandiri (independent), bernalar kritis (critical thinking), dan kreatif (creatif). Enam kompetensi ini bersifat integral dan komprehensif sehingga mampu mewujudkan Profil Pelajar Pancasila secara utuh. Target Profil Pelajar Pancasila terbentuknya pelajar sepanjang hayat yang berperilaku sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia dan kesadaran sebagai bagian dari warga dunia secara global. Kendati P5 tidak terkait dengan capaian mata pelajaran, namun keberadaannya menguatkan intrakurikuler. Dengan kata lain, P5 merupakan kokurikuler yang memiliki capaian pembelajaran tersendiri yang tertuang dalam segala dimensinya. Mengacu kepada Kepmendikbudristek No.56/M/2022, bahwa P5 merupakan kokurikuler berbasis projek untuk menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. P5 pada satuan pendidikan diterapkan melalui budaya sekolah, intrakurikuler, dan ektsrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang ditetapkan oleh sekolah untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Ada banyak jenis kegiatan ekstrakurikuler baik itu bidang sains, seni, teknologi, humaniora, olahraga, bahasa, sastra, dan ekstrakurikuler kepanduan seperti pramuka. Pramuka merupakan upaya pembentukan karakter dengan penerapan prinsip soko guru yaitu belajar mengetahui (learning to do), belajar berbuat (learning to do), belajar hidup bersama dalam masyarakat (learning to live together) dan belajar untuk melayani/mengabdi (learning to serve). Berbagai keterampilan membentuk karakter dan menjadikan tunas-tunas bangsa sebagai manusia seutuhnya. Pramuka memanusiakan manusia secara komprehensif integral (utuh menyeluruh) baik aspek kognitif, psikomotor, afektif, hingga spiritual. Hal terpenting dalam kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila, P5 dan Pramuka ini memiliki hubungan yang erat dalam pembentukan karakter pada kurikulum merdeka. Meskipun P5 dan Pramuka merupakan kegiatan tersendiri dan memiliki tujuan pencapaian masing-masing, namun kedua kegiatan memiliki hubungan. Benang merah keduanya terletak pada dimensi Profil Pelajar Pancasila dan Dasa Darma Pramuka. Nilai karakter ketuhanan pada dimensi pertama P5 merupakan pondasi awal karakter. Dalam pramuka, nilai ketuhanan merupakan darma pertama yakni takwa kepada Tuhan yang maha Esa. Hubungan manusia dengan tuhannya menjelma dalam perilaku manusia dan kesadaran diri sebagai bagian dari alam. Keselarasan hubungan dengan alam dan sesama manusia menunjukkan kualitas keselarasan hubungan seseorang dengan tuhannya. Implementasi takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berwujud pada karakter cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Selanjutnya, pada hubungan antar individu baik itu dalam suatu komunitas atau masyarakat membutuhkan kecerdasan dalam bersikap dengan berpegang pada norma yang berlaku. Karakter patriot yang sopan dan ksatria hadir sebagai perekat, sehingga hadirnya menjadi sosok memorabilia dalam kehidupan bermasyarakat. Kepatuhan seseorang baik itu dalam masyarakat, lingkungan kerja, bangsa dan negara membentuk karakter yang kooperatif. Begitu juga sikap suka bermusyawarah mendidik karakter pemecahan masalah dan gotong royong sebagaimana terdapat pada Profil Pelajar Pancasila. Realita kehidupan yang senantiasa bersanding dengan masalah, mendidik kepribadian ikhlas dan sabar. Setelah menata kesabaran dengan penuh ketabahan, selanjutnya membangun sikap optimis yang merupakan sub-karakter dalam darma rajin, terampil, dan gembira karena hidup bukanlah hanya berisi ketidakmungkinan. Banyak peluang yang bisa diraih untuk mencapai kesuksesan. Di tengah era revolusi industri 4.0, peluang sukses dapat diraih berbekal kreatif, cermat, dan bernalar kritis. Kiat mencapai kesuksesan, pramuka mendidik literasi keuangan dengan karakter hemat, cermat, dan bersahaja yang merupakan kunci kesuksesan finansial. Dengan segala perubahan, pramuka tak lekang oleh zaman, ia masih sangat relevan dalam mendidik karakter disiplin, berani, dan setia sebagai wujud integritas dan totalitas. Sikap disiplin merupakan dasar kepanduan, bukan hanya kepanduan dalam pramuka namun kepanduan dalam seluruh bentuk kepemimpinan (leadership). Dalam dimensi Profil Pelajar Pancasila, pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri. Untuk mendidik kemandirian, pramuka melatih karakter bertanggungjawab. Karakter ini merupakan elemen sikap mandiri yang lahir dari kesadaran diri akan tugas, fungsi, regulasi, dan jati diri. Pramuka membelajarkan konsisten antara apa yang dipercaya dengan apa yang dipikirkan, yang dipikirkan dengan apa yang dikatakan, dan apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan sebagaimana termaktub dalam dasadarma ke-10 suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Pramuka melatih tiap anggotanya untuk memiliki kompetensi sesuai dasa darma dan kode etik pramuka sehingga menjadi manusia paripurna yang mampu berinteraksi dalam kultur lokal maupun global. Kompeten dalam melestarikan budaya lokal dan mampu berinteraksi dengan budaya luar dengan tetap menjaga budaya daerah. Inilah pengakuan sejati cinta negara dan pengakuan diri sebagai bagian dari warga dunia (one earth). Benang merah Profil Pelajar Pancasila dengan pramuka di atas menjelaskan relevansi ekstrakurikuler kepramukaan. Relevansinya melekat dalam lagu agung yang menggetarkan jiwa “Kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila….”. Bukan hanya sekadar lagu, pramuka nyata dapat bersinergi secara koheren dalam menguatkan pendidikan karakter di sekolah yang saat ini mengimplementasikan kurikulum merdeka. Kembali pada persoalan miskonsepsi pramuka pada kurikulum merdeka. Adanya sebagian anggapan bahwa karena adanya P5 maka tidak perlu melaksanakan ekstrakurikuler pramuka, perlu diurai. Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Pramuka. Peraturan tersebut menyatakan bahwa pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah bagi seluruh siswa. Selain itu, perlu re-interpretasi bahwa P5 adalah kokurikuler yang wajib diterapkan pada kurikulum merdeka. Begitu pula dengan Pramuka adalah ekstrakurikuler wajib yang harus diterapkan oleh sekolah untuk penyaluran minat bakat siswa. Interpretasi ini menjelaskan perbedaan dan persamaannya. P5 dan Pramuka adalah sama-sama merupakan kegiatan pembelajaran. Perbedaannya terletak pada jenis kegiatannya yakni kokurikuler dan ekstrakurikuler. Penerapan P5 memiliki alokasi waktu 20 – 30 % dari alokasi waktu kegiatan pembelajaran, sehingga pramuka dapat diterapkan tanpa menghambat terlaksananya P5. Pramuka dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah sebuah keniscayaan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, visi misi sekolah, dan pencapaian output yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan. Melalui kegiatan instrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler inilah para insan pendidikan merawat ‘taman siswa’ generasi bangsa dengan prinsip tanam siram sehingga menumbuhkan bibit unggul dan tunas-tunas cendikia.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post