Tri Murdaningsih, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Lebah dan Semut

Lebah dan Semut

Tagur 365 Hari ke - 29

Lebah dan Semut

Oleh : Tri Murdaningsih, S.Pd

Dahulu kala hiduplah lebah dan semut, mereka hidup bahagia saling tolong menolong. Kehidupan mereka seringkali ada yang tidak menyukai, tapi mereka begitu cuek dan tidak pernah menghiraukan. Walaupun mereka dua binatang yang berbeda, akan tetapi selalu hidup bersama dalam satu atap. Awal mula mereka bisa akrap seperti itu ternyata bermula dari lebah yang menolong semut. Waktu itu semut membutuhkan pertolongan karena terjebak hujan. Kemudian lebah yang melihat segera memberikan pertolongan. Dari situlah semut memutuskan untuk menjadi bagaian dari lebah. Lebahpun menerima tawaran semut. Sejak itu hingga sekarang mereka selalu bersama baik suka maupun duka.

Saat itu lebah dan semut sedang berada di pohon. Mereka mencari makanan bersama-sama. Tiba-tiba datanglah ulat besar yang menyerang mereka.

“Aduh ... aduh ... tubuhku gatal sekali, ada apa ini ?,” kata Lebah.

“Aduh ... aduh ...aku juga gatal, siapa ya yang membuat kita seperti ini ?,” kata Semut.

“Rasain kamu, ha ... ha ... ha ....aku sangat senang, akhirnya hari ini aku bisa membuat kalian kalang kabut,” kata Ulat.

“Hai kenapa engkau berbuat seperti itu, kami kan tidak pernah berbuat apa-apa terhadapmu,” kata Lebah dan Semut.

“Ah ... biarin suka-suka gue dong, dan .. selamat merasakan gatal,” kata Ulat.

Ulat tidak pernah menyadari kalau dirinya dalam bahaya. Waktu itu ada pemburu yang sedang mencari ulat. Lebah dan Semut mengetahui kalau si pemburu akan menangkap Ulat. Tanpa pikir panjang Lebah dan Semut menyuruh ulat untuk bersembunyi. Awalnya Ulat tidak menghiraukan petunjuk dari Lebah dan Semut. Ulat berpikir kalau Lebah dan Semut hanya berbohong. Setelah ulat menegok dari dedaunan ia melihat si pemburu yang sudah siap-siap untuk menangkap. Seketika itu Ulat bersembunyi diantara Lebah dan Semut. Karena si pemburu takut akan sengatan lebah dan gigitan Semut, maka ia pun pergi meninggalkan pohon tersebut.

“Hai ulat sekarang kau bisa keluar dari persembunyian karena si pemburu sudah pergi jauh,” kata Lebah.

“Betulkah itu Lebah ? Oke aku akan keluar dari tempat persembuyian,” jawab Ulat dengan tubuh yang masih gemetaran.

Akhirnya ulat keluar berlahan-lahan sambil tengak tengok penuh kewaspadaan.

“Sekarang engkau sudah aman, dan boleh pergi,” kata Semut`

“Tidak, aku tidak akan pergi dari sini, aku akan tetap disini menemanimu,” jawab Ulat.

“Kenapa engkau tidak mau pergi Ulat ? apakah engkau mau membuatku gatal-gatal lagi ya ?,” kata Lebah.

“Maafkan saya kalau sudah berbuat jahat kepada kalian,” kata Ulat dengan penuh penyesalan.

Ulat akhirnya menyadari kesalahannya dan perbuatannya tidak akan dilakukan lagi. Ia berjanji kepada Lebah dan Semut. Mulai hari itu Ulat menjadi binatang yang baik bagi binatang lainnya. Kegigihan Ulat untuk menjadi binatang yang baik ditunjukkan dengan seringnya melakukan bakti sosial dengan suka memberi bantuan makanan, tenaga dan selalu bersikap sopan. Ternyata jerih payah Lebah dan Semut yang tidak pernah menyimpan dendam untuk membalas semua perbuatan Ulat akan dirinya berbuah hasil. Mulai saat itu mereka menjadi teman. Suka duka mereka lalui bersama.

Suatu hari Ulat mengajak Lebah dan Semut untuk membagikan makanan kepada binatang lain.

“Lebah dan Semut bolehkah aku meminta tolong kepadamu ?,” kata Ulat.

“Oh ya tentu bisa, ada apa gerangan yang engkau minta ?,” jawab Lebah.

“Begini Lebah dan Semut, aku akan membagikan makanan untuk binatang lain yang berada di hutan, tapi aku tidak tahu tempat-tempatnya, saya kira engkau pasti tahu,” kata Ulat.

“Oh ya tentu tahu, Ok sini barangnya kasihkan ke kita,” jawab Lebah dan Semut.

“Sekali lagi terima kasih atas bantuan kalian,” kata Ulat.

Lebah dan Ulat akhirnya berangkat ke hutan untuk membagikan sedikit makanan ke binatang lain. Binatang-binatang menyambut dengan penuh gembira dan suka cita. Binatang-binatang begitu menyukai perbuatan dan sikap ulat yang begitu baik semenjak kejadian terancam dirinya oleh si pemburu

Tidak ada yang tidak mungkin adanya perubahan yang ada dalam diri mahkluk hidup. Semuanya bisa berubah kalau kita yang hidup di sekelilingnya selalu pemaaf dalam setiap perbuatan.

Batang, 18 Juli 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cernaknya, Bunda. Salam literasi

18 Jul
Balas

Terima kasih pak Dede atas kunjungan dan apresiasinya semoga semakin sukses dan sehat selalu

19 Jul



search

New Post