Perjuangan Hidup
Waktu terus berlalu, suatu hari kumenyempatkan diri mencari pabrik tersebut dan mengutarakan maksud untuk bekerja paruh waktu jika diperbolehkan. Ada keuntungan aku telah dikenal di kota Ambarawa dan sekitarnya karena profesi penyiar yang telah kujalani. Setidaknya para pekerja di pabrik home industry itu menyukai kiriman lagu dan acara dari para penyiar Radio Palagan. Tak banyak kata keinginanku bekerja paruh waktu diterima. Jadwal siaran yang kujalani berbeda-beda setiap harinya. Jika bertugas pagi di radio pukul 05.00 hingga 07.00 WIB, maka selesai siaran aku segera naik angkot jurusan Banyubiru - Ambarawa yang lewat di depan studio. Kebetulan jam kerja di pabrik Home Industry Banyubiru mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB. Jika ada jadwal siaran sore, maka aku tak sempat istirahat karena siaran dimulai pukul 17.00 hingga pukul 20.00 WIB. Ada juga jam siaran di malam hari sehingga aku sempat beristirahat sejenak, karena siaran dimulai pukul 20.00 hingga pukul 23.00 WIB. Itulah hidup keseharian yang sempat kutempuh selama hampir dua tahun.
Saat itu kurasakan sebagai seorang bujang ayem. Bagaimana tidak? Untuk ukuran ekonomi di zaman itu honor yang kuterima di kisaran Rp 50.000,00 hingga Rp 80.000,00 per bulan, tergantung jam siaran. Seringkali aku menjadi penyiar pengganti jika ada rekan yang berhalangan hadir. Sedangkan di pabrik sepatu itu upah perminggu Rp. 25.000 hingga Rp. 35.000,00. juga bergantung dari banyaknya sepatu atau sandal yang bisa ku selesaikan. Jika dihitung setidaknya penghasilan perbulan antara Rp.150.000,00 hingga Rp. 220.000,00. Perasaan begitu senang karena bisa memenuhi kebutuhan sendiri, tak lagi merepotkan orangtua atau Budhe. Belanja baju, celana, dan kebutuhan keseharian bisa meringankan beban Budhe tempat kumenumpang hidup.
Kesenangan tersebut ternyata tidak membuatku berpuas diri, suatu ketika sehabis lebaran pada tahun 1994 , saat pesanan sepatu mulai sepi, sang nyonya pemilik pabrik, tampak tidak seramah sebelumnya. Suatu hari saat aku diberikan tugas menyelesaikan sandal, cara memberikan kulit bahan di lemparkan agak kasar di depanku. Puncak ketidaknyaman terjadi, ketika terjadi kekeliruan dalam menuliskan ukuran alas sandal, pelakunya jelas-jelas bukan aku. Tulisan angka 9 pada alas sandal jelas bukan tulisanku dan tugas menulisi alas sandal itu tak pernah kulakukan, tetapi pekerja lainnya. Bisa jadi karena kondisi pabrik yang sepi sehabis lebaran, tetaplah aku yang tertuduh.
Sempat kuteteskan air mata karena peristiwa itu. Temanku Sugiyanto melirik dan menghiburku. Dalam hati, aku berdoa kepada-Nya. "Ya Allah, tunjukkan jalan hidup terbaik yang harus kutempuh". Doaku rupanya terjawab, karena kisah peristiwa hidup berikutnya benar-benar sesuatu yang sangat kuimpikan dalam upaya meraih cita-cita, meskipun liku-liku hidup benar-benar tak mudah. Bagamanakah kisah perjuangan hidup selanjutnya? Ikuti kisahnya. Salam literasi.
Griyasmara, 24 Maret 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam untuk Pak Dede, Bu Trisna,Bu Hunaifah Hakim, Bu Yessy Hasni, Bu Robingah, Pak Purcahyono, Pak Muslih, Pak Rusman,Bu Cicilia Sumarti,Bu Riful,Pak Eko Adri Wahyudiono,dll.
Perjuangan yang luar biasa Pak dan pasti berakhir indah. Sukses selalu untuk Bapak
Terima kasih Bu Aisyah Jamela, sudah berkunjung.
Kisah perjuangan yang penuh tantangan dan hambatan. Semua proses InsyaAllah akan menemui akhir yang sesuai dengan proses yang kita lalui. Salam sukses Pak.
Terima kasih Ibu Yessy Hasni.
Kisah Perjuangan yang luar biasa Pak Tri. Menunggu kelanjutannya. Sukses selalu.
Terima.kaaih Bu Wigati,Salam sukses.
Kisah perjuangan yang penuh liku Pak. InsyaAllah dari setiap proses ada hasil yang indah. Ditunggu kisah selanjutnya Pak.
Siap Bu Hunaifah Hakim, niatnya mau dibukukan
Kisah yang penuh inspiratif Pak. Sukses selalu..salam Literasi
Terima kasih Ibu Zainul Wasilah, salam literasi.
Kisah yang menginspirasi Psk. Sukses selalu.
Terima kasih Ibu Samsimar.Sukses pula untuk Ibu.