Tak sengaja aku melihat sebuah foto pada hari ini. Foto acara workshop di Semarang. Jika mengenang foto itu, tampaknya menjadi sebuah kenangan yang sangat berkesan. Kok bisa? Iya iyalah. Jauh sebelum masa pandemi Covid-19. Pada masa itu, aku sering mengikuti kegiatan Diklat, bimtek, workshop, dan sejenisnya. Bila mengingat personal yang ada di foto itu, semuanya keren. Ada Bu Riang Klanasari dari Pekalongan, Pak Yadi MBS, dan Bu Yunina Resmi Prananta, seorang guru SD dari Kabupaten Wonosobo. Beliau yang mengenakan busana berwarna pink. Saat kutulis artikel ini beliau sangat dikenal sebagai mentor, narasumber, bahkan pengajar di Ruang Guru. Prestasi dan kariernya sangat bagus.

Waktu itu, kami sering bertemu, menambah wawasan bersama para guru hebat yang menjadi wakil dari kabupaten atau kota di Jawa Tengah pada acara yang diadakan setidaknya dua kali dalam setahun. Ada satu cerita menarik dalam perjalanan mengikuti kegiatan itu. Apa menariknya? Begini, sebenarnya badanku kurang fit saat itu. Akupun baru saja mengikuti sebuah kegiatan Bimtek yang lainnya di Kota Solo. Menariknya, menjelang berakhirnya kegiatan Bimtek di Solo, aku dihubungi staf dinas via telepon untuk mengikuti kegiatan workshop penulisan soal di Semarang. Aku katakan saja apa adanya, bahwa saat itu aku sedang berada di Solo mengikuti sebuah acara Bimtek. Apa keinginanku saat itu? Tentu saja kuberharap tugas itu diberikan kepada guru yang lain agar bisa sama-sama menambah wawasan.

Sejenak berlalu, telepon genggamku berdering lagi. Staf dinas pendidikan yang tadi menghubungiku mengatakan jika aku tetap harus berangkat mengikuti workshop itu. Surat tugas sudah dibuatkan, dan nanti akan dibawakan oleh rekan lain yang datang membawakan surat tugasku. Rekan itu juga mengikuti kegiatan, namun berbeda mata pelajarannya. Kebetulan saat itu, aku mendapatkan tugas mengikuti workshop penulisan soal mata pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun aku bukan seorang sarjana jurusan Bahasa Indonesia, namun untuk mata pelajaran itu sejak SD sangat kusuka. Jadi apa salahnya jika aku terima saja tugas tersebut.

Seperti telah kutuliskan bahwa kondisiku saat itu sedang tidak fit. Bersin-bersin tanda gejala flu kurasakan. Dorongan untuk menjalankan tugas yang diberikan membuatku tetap bersemangat. Meskipun sakit, dengan senang hati aku menjalani tugas itu dengan sebaik-baiknya. Bahkan pada suatu kesempatan, kukerjakan tugasku lebih cepat dari peserta yang lain, agar jeda waktu istirahatku bisa lebih lama. Banyak ilmu baru yang kuperoleh, terutama dari narasumber yang membimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia. Beliau adalah Pak Imanuel Tri atau sering dipanggil Pak Im. Beliau penyabar, bicaranya singkat, tetapi tegas dan mengena cukup humoris. Kenangan itu, yang membuatku selalu bersemangat untuk menulis dan selalu menulis. Hingga hari inipun, melalui media sosial masih sering kuikuti karya dan tulisan beliau. Semoga selalu sehat dan sukses. Salam literasi.

Griyapraja, 2 November 2021