My Time
Begitu cepat waktu berlalu, perasaan baru kemarin bunyi hingar-bingar terompet bersahutan menandakan pergantian tahun. Eeh tahu - tahu Februari sudah mau habis aja harinya. Dan Maret sudah menyembul.
Tak terasa Romadhon sudah hampir tiba. Dan romadhon tahun kemarin, pas hari ke enam setelah buka puasa waktu Solo, Engkau panggil kembali ibuku pulang ya Allah, pergi dan tak pernah kembali.
Akuu, hambamu yang biasanya kuat, biasanya tegar, sejak saat itu hingga kini menjadi rapuh ya Allah, rapuh serapuh - rapuhnya. Seperti kerupuk yang tersiram air.
Terasa hampa dan kosong, walaupun ada suami dan anak ku. Tapi posisi hatiku untukmu ibuku, nggak akan pernah tergantikan dan tak akan pernah lagi bisa terisi.
Aku yang tahu - tahu akan melow dan mengalir deras air mata ku saat nggak sengaja liat Budi Doremi menyayikan lagu tak kan hilang. Aku yang tahu - tahu langsung terisak-isak hanya karena melihat seorang anak perempuan bercanda mesra dengan ibunya.
Akuu ya aku, yang terpisah dengan ibuku sejak umur 18 tahun. Sejak aku kuliah di Jakarta, dan ibu bapakku di Solo, tidak tiap hari aku bisa bercerita dengan ibuku. Duluuu belum ada HP. Wartel lah alat komunikasi ku denganmu ibuu.
Setelah itu, semakin jauuuuuuuh aku pergi dari ibu , bapakku. Mereka tetap di Solo, dan aku di Pulau Sumatera, sebagai abdi negara. Jangan tanyakan betapa berat aku menanggung rindu.
Nggak terukur dan ternilai rasa sesak di dada. Butuh dana dan waktu yang tidak sedikit untuk berkumpul dengan ke dua orang tua dan saudara ku. Apa lagi saat Corona datang, tiga tahun aku hanya vcan dengan ke dua orang tua ku.
Dan saat Corona pergi, yaaa di tahun 2022 itulah saat aku pulang kampung, setelah 3 tahun lamanya tidak bisa memeluk ibu dan bapakku ternyata, di tahun itulah lebaran terakhirku bersama ibuku.
Kalo tahu akan kehilangan ibuku, mau rasanya aku nggak pulang lagi ke tempat tugas ku, mau aku peluk dan ciummin ibuku setiap hari, tapi apalah dayaku ya Allah, aku hanya hambamu yang lemah dan tak tahu takdirmu.
Ibuuuuu, aku ikhlas tapi kok masih sesak ya dadaku. Masih buanyaaak janjiku untukmu. Tapi engkau sudah pulang Ibu, engkau sudah tenang di rumah barumu.
Semoga Allah memberikan tempat terbaik untukmu ibu. Engkau orang baik, orang yang sangat disayangi keluarga dan tetangga sekitar mu ibu, setelah kepergian mu, begitu buanyaaak orang sekitar yang berdatangan menyampaikan kebaikan mu ibuku. Surgalah tempatmu kembali ibuuu. Aamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa bunda
Terima kasih banyak Pak
Alfatihah kagem ibu
Sy mlh msh muda bgt wkt ditinggal ibu bund say
Iya Bu, tapi posisi saya dan orang tua terpisah oleh 2 pulau, yg kalo tidak liburan sekolah nggak bisa pulang
Semoga pada sehat menyambut ramadhan
Aamiin makasih banyak Pak
Mantap
Terima kasih banyak Pak
Mantap