Tri Darmanto

Berpetualang dengan mengunjungi banyak tempat membuat kita belajar banyak hal. Selain menaklukkan gunung dan mencicipi makanannya, saya belajar tentang kebijaks...

Selengkapnya
Navigasi Web

Paklik Slamet

#tantanganmenulis21

#pentigraf

Paklik Slamet

Oleh: Tri Darmanto

Sore tadi saat ada teman yang bertandang ke apartemen bercerita tentang kucing, aku langsung teringat dengan seorang tokoh. Tokoh ini bukan fiktif, dulu pernah hidup sebelum meninggal tertabrak truk. Tragis benar akhir hidupnya. Tetapi bukan itu yang hendak diceritakan. Tokoh ini bernama Slamet, itu yang kuingat, sebenarnya masih ada nama lanjutan sayang aku lupa. Aku memanggilnya dengan sebutan paklik, sebab beliau teman seangkatan adiknya bapakku.

Paklik Slamet kami kenal sejak sekolah di SDN Dawungan. Rumahnya persis di depan sekolah. Makanya seluruh murid akan mengetahui. Selain paklik Slamet yang sifatnya misterius. Selalu berpakaian hitam dan mengenakan caping. Selalu ada karung goni bekas yang dibawanya. Setiap pagi pasti keluar rumah dan baru pulang menjelang malam. Rutinitas itu dilakukannya setiap hari. Makanya kami penasaran. Kemana paklik Slamet pergi? Apa yang dilakukannya? Apa isi karung yang selalu dibawanya?

Setahun sekali, adik bapak, om Surono mengunjungi kami. Kesempatan itu selalu dimanfaatkannya menemui kawan lamanya, paklik Slamet. Aku tidak pernah tahu apa yang dibicarakan om Surono pada paklik Slamet, bahkan sampai sekarang. Yang aku tahu pasti om Surono memotong rambut paklik Slamet yang sudah gondrong. Saat itulah aku dan beberapa teman sekelasku manfaatkan. Dengan mengendap-endap kami menyelinap. Demi mengetahui apa isi karung yang selalu dibawa paklik Slamet. Kalau kami bisa mengetahui akan menjadi berita besar di sekolah. Kelompok kami akan menjadi pemenang perdebatan apa isi karung itu. Pelan-pelan aku membuka karung. Belum sampai terbuka lebar, suara meong terdengar lemah memelas. Kucing. Ya kucing kami memastikan sebelum mengendap-endap keluar rumah agar tidak ketahuan om Surono dan paklik Slamet. Tetapi mau diapakan kucing itu? Sampai detik ini tidak ada yang tahu. Dan hanya kenangan kucing dalam karung paklik Slamet yang masih lekat dalam ingatan kami.

Tokyo/21 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post