#tantanganmenulis74

Kita Juga Hebat

"Menilai itu yang menyeluruh. Diselami dahulu bagaimana kedalaman dan keluasannya. Pasti memuat kebijaksanaan yang membuat bangsa kita semakin maju." Sanggahku pada teman lama yang datang ke negeri ini untuk studi banding tentang pendidikan. "Jika hanya melihat sekilas dan euforia pada bangsa lain yang berlebihan kurang pas kiranya. Coba jelajahi bangsa-bangsa lain sebanyak-banyaknya. Anda akan semakin terbuka wawasannya."

Kita terlibat pembicaraan seru di suatu sore. Teman lama saya kebetulan ikut agen travel yang menawarkan studi banding ke sini. Dia ikut serta dengan biaya mandiri. Sejak kenal dengannya selalu membanggakan bangsa lain. Menurutnya bangsa kita selalu kalah. Selalu tertinggal. Selalu diurutan bawah. "Sambil dimakan itu! Unaginya (belut) oishii (enak)," selaku saat pelayan membawa pesanan kita.

"Seharusnya kita mencontoh orang-orang di negara ini." Aku memulai lagi pembicaraan sehabis melahap menu terakhir yang kita pesan di Tenggu Restoran. "Mereka sangat bangga dengan bangsanya. Kebanggaan itu membuat mereka semangat bahwa mereka bisa menjadi bangsa hebat. Bukan malah sebaliknya yang banyak dianut oleh masyarakat kita," kuteguk ocha yang masih hangat. "Kalau orang pandai, mahasiswa negeri kita yang menimba di sini banyak. Apakah mereka tersisih? Tidak, bahkan banyak di antara mereka lebih pintar."

Tokyo/14 Agustus 2020