Tjandra

Ada kalanya ide menulis mengalir begitu saja, awalnya agak sulit memulai namun rasanya ide tersebut akan semakin kusut ketika tidak segera diuraikan. Semoga pil...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terpeleset

Terpeleset

Sudah tiga kali aku bersihkan wajahku, beberapa kali aku seka tapi masih saja tidak enak, rasanya lembab dan sulit kering. Hari ini aku tercebur kedalam kolam ikan hias pak Wawan, ukurannya tidak dalam, hanya setengah badanku. Padahal sudah seringkali aku melintasi kolam itu, tapi entah karena kaget atau terlalu teburu-buru maka terperosoklah aku kesana dengan sedikit latahan “ waong ”.

Sedikit tentang kolam ikan sialan itu, bentuknya persegi panjang dengan ornamen batu alam abu-abu persegi yang disusun sangat rapi. Habitat ikan disana tidak ramai tapi populasinya cukup membuat kita terpesona ketika cahaya matahari jatuh dikolam dan menampakan kilauan perak jingga putih dari tubuh gempal ikan-ikan itu, belum lagi kibasan genit ekor-ekor mereka yang sering memaksaku menelan ludah dalam-dalam, tapi satu hal yang membuatku tersenyum sendiri adalah bagaimana kosep Tuhan menciptakan mereka dengan bola mata yang mencuat dari rongganya. Cantik tidak, jelek tidak, netral juga tidak.

Pak Wawan sendiri sempat keluar rumah saat mendengar aku tercebur, aku tetap berusaha kuat untuk naik tapi usaha kedua ku ini masih juga sia-sia karena lumut-lumut licin yang menjadi mural di tembok kolam. Usaha ketiga juga masih gagal, sial! Kaki belakangku masih saja terpeleset, susah payah aku berusaha menggapai-gapai sesuatu dengan kaki depanku agar bisa saja apapun tersangkut di cakarku. Hanya itu pilihan terbaikku, dengan begitu maka akan lebih mudah mengangkat bagian tubuh belakangku dari kolam ini.

Ya! akhirnya cakar depanku berhasil meraih sesuatu yang entah apa tapi rasaya seperti kayu. Aku cengkarm erat dan kali ini berhasil. Aku bisa keluar kolam!

Aku melihat pak Wawan sempat berusaha menolongku dengan mengambil jaring, tapi aku berhasil keluar sendiri. Tampak rasa lega terpancar di wajahnya, ia tahu walau aku liar tapi aku tidak pernah nakal. Aku beberapa kali membantu dia memberantas tikus dan ular disekitar rumahnya.

Namaku jago, usia tiga tahun seekor kucing kampung berwarna abu tabby dengan pola harimau disertai logo M pada dahi. Aku bukan jagoan, hanya makhluk yang ikut meramaikan kampung ini, entah dari siapa aku lahir tapi inilah aku dan cerita hari ini adalah salah satu kesialanku.

Sumber gambar

https://pin.it/1CPmco3
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post