Titik Sandora

Titik seorang guru di SMPN 2 Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Seorang alumni sastra Unej & Unisma. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tukang Pijat Anakku

Pentgraf 4

Wajahnya sekilas seperti Halit Ergen pemeran Sultan Sulaiman dalam serial TV yang berjudul Abad Kejayaan atau King Sulaiman. Lebih tepat, sisa-sisa ketampanannya barangkali. Yang pasti hidungnya masih seperti perosotan anak-anak kala bermain di XL Park. Tetapi dia bukanlah seorang sultan yang bergelimang harta. Dia bergelimang anak-anak kecil, balita. Dia “hanyalah” tukang pijat yang tersohor dari mulut ke mulut karena tangan dinginnya. Meski kata “hanyalah” kurang pantas untuk merepresentasikan kehidupannya yang aku rasa secara finansial melebihi warga sekitar rumahnya, di daerah matraman pelosok kota Mojo Agung. Sudah hampir 2 tahun belakangan ini, aku maksudku kami menjadi pelanggan setianya. Sebelumnya anak kami selalu berpindah tukang pijat. Namun tiada jodoh yang melekat karena tiada perkembangan yang kami dapat. Dengan mengagendakan kunjungan rutin ke rumah pak Halit, maksudku pak Halik, sedikit demi sedikit, perkembangan yang ditunjukkan anakku mulai nampak. Seperti berjalan beberapa langkah dan memegang maupun melempar bola sudah mulai kuat. Ditambah usai dipijat anak kami akan tertidur pulas.

Tak hanya aku, para pelanggan Pak Halik sangat banyak. Mereka datang dari berbagai penjuru, dari dalam dan luar kota. Hilir mudik datang dan pergi silih berganti. Ini semua berkat campur tangan ibu pak Halik. Aku ingat, pak Halik pernah bercerita kalau dirinya doeloe pernah menjadi tentara Batalyon Prabu Siliwangi 167. Di saat-saat genting, saat dia akan berangkat ke Jogja, ibunya melarang. Meski berat, pak Halik patuh 100 persen, pak Halik urung ke Jogja. Kata pak Halik, yang ia ingat saat itu ibunya berkata, “Kamu di sini saja temani Ibu. Menikah dan bekerja di sini saja, temani Ibu. Hanya kamu anak lelaki Ibu. Kamu penerus ayahmu.” Pak Halik saat itu hanya pasrah, diam seribu bahasa. Baginya ucapan Ibu akan berlaku. Entah esok atau kapan, pasti akan berlaku. Tiada seseorangpun dapat menghujah karena sosok ibu adalah keramat hidup seperti yang dibilangkan Haji Rhoma Irama. Itu semua dibuktikannya kini. Kalau mengingat semua itu tak habis pikir katanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Dik giliran anak Kita.” Sentuhan tangan suamiku dipundak sebelah kanan sontak menghilangkan lamunanku akan pak Halik sedari tadi. Ku hampiri Shofa, kugendong dan segera masuk ke dalam rumah pak Halik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post