Solusi 5000
Berulangkali dibuka dan ditutupnya buku catatan BP/BK itu. Seolah tak percaya dan sangat membuatnya prihatin adalah hampir di setiap lembar kasus terdapat nama yang tak asing lagi bagi bu Sari yaitu Agus Mekso, siswa binaannya. Bertahun-tahun menjadi wali kelas baru saat ini ia selalu menjadi muara kekesalan bapak atau ibu pengajar kelas 8C. Semua mengeluhkan sikap Agus Mekso. Dua hari yang lalu bu Asri guru matematika lapor kalau kelas 8C disiram air sehingga bu Asri tidak bisa mengajar, kemarin bu Yunja lapor kalau Agus tidak hadir saat praktikum IPA sedang berlangsung di laboratorium. Belum lagi laporan dari guru-guru yang lain, dan yang terbaru .... bu Ida melaporkan kalau Agus sudah mulai berani "menarget" anak buahnya. Esok entah apalagi yang akan dilaporkan rekan kerjanya. Yang pasti bu Sari merasa heran karena di setiap pembelajarannya Agus selalu bersikap manis. Tidak pernah ada masalah. Semua baik-baik saja. Sayang hanya hoax keluh bu Sari dalam hati.
Saat jadwal pelajaran olah raga bu Sari mengamati Agus dari kejauhan. Dilihatnya Agus aktif berolah raga. Peluh menetes deras dari wajahnya. Tanpa disadari 2 jam telah berlalu, momen yang tepatpun telah tiba. Begitu hendak berganti pakaian dipanggilnya Agus dari kejauhan. "Sini Gus" bu Sari menggerakkan jemarinya agar Agus mendekat. Setengah berlari Agus menghampiri bu Sari. "Ya Bu .... Ada apa?" Agus bertanya. "Ikut saya" perintah bu Sari. Kemudian keduanya berjalan menuju kantin. Berbagai jenis panganan tersaji di kantin bu Tohir. "Ayo pilih Gus! Makan apa yang kamu suka." Bu Sari melanjutkan "Usai berolah raga kamu pasti lapar." Awalnya Agus enggan tetapi kemudian ia mengambil satu roti kering. Bu Sari kemudian memesan 2 teh manis. Tak lama, mulailah percakapan yang serius, " Gus. Akhir-akhir ini saya sering mendengar kamu sering berulah. Mulai dari menyiram kelas sampai dengan menarget siswa bu Ida. Mengapa?" Agus terkejut dan mengemukakan sejumlah alasan. "Saya memang tidak percaya kamu melakukan itu Gus. Tolong mulai sekarang buktikan kalau kamu memanglah anak baik bukan anak nakal seperti yang dibicarakan guru-guru." Bu Sari kemudian mengakhiri pembicaraan itu. "Ya Bu, terima kasih." Agus menjawab sambil menundukkan kepalanya. "Berapa Bu Thohir?" "Lima ribu." Bu Sari merogoh sakunya dan mengeluarkan selembar uang limaribuan.
Seminggu kemudian di ruang guru, satu persatu guru-guru mulai membicarakan perubahan sikap Agus. "Bu Sari, tumben banget hari ini saat pelajaran saya Agus duduk manis mengerjakan tugas dari saya. Biasanya mondar-mandir bak setrikaan." Kata bu Asri. "Iya. Tadi saat pelajaranku juga anteng anaknya lho." Bu Yunja ikut menimpali sambil mengarahkan jempolnya kepada bu Sari. "Ngomong-ngomong, apa resepnya nih?!" Ditanya seperti itu bu Sari hanya tersenyum.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar