Dompet Ibu
Sayup-sayup terdengar beberapa orang tengah membaca surat Yasin. Anak, menantu, cucu, semua mengaji demi kesembuhan ibu. Tampak Ce Fang berkomat-kamit membaca sebaris doa sembari sesekali kepalanya menengadah ke atas memohon kepada Yang Maha Pemberi Hidup, demi kesembuhan ibu. Di teras depan, Ko Syong dengan wajahnya yang kusut, memancarkan keletihan tiada tara turut mengaji Yasin. Itu pun dilakukannya demi kesembuhan ibu. Sedang aku, tak terasa air mata ini meleleh, mengucur deras seolah hendak membanjiri musholla rumah sakit ini. Air mata seorang anak yang berhiaskan sesak di dada, kembang-kempis mengusung nestapa khawatir ibu tak sempat sembuh.
Berkali ibu sakit. Berkali itu pula ibu sembuh. Meski aslinya, ibu jarang sekali sakit. Katakanlah bisa dihitung dengan jari. Tetapi kali ini berbeda. Ibu masuk ruang NICU. Maaf, ruang ICU. Ruang yang selama ini dikenal sebagai ruang fifty-fifty. Mungkin semacam 50% harapan hidup dan 50% tak ada harapan lagi alias RIP. Dan ini pertama terjadi dalam sejarah kesehatan ibu.
Tiba-tiba, aku lihat dari kejauhan di sepanjang koridor rumah sakit, suamiku tergopoh-gopoh menghampiriku. Ekspresi wajahnya benar-benar susah ditebak. Deg! Seketika itu juga hatiku tak karuan. Oh Tuhan, jangan sekarang..., pintaku. Aku tak rela bila yang kutakutkan terjadi. Aku ingin berbuat lebih baik lagi untuk ibu. Aku ingin berubah! Aku .... belum selesai batinku memberontak, suamiku berkata “Ibu tadi menanyakan dompetnya. Dipegang kamu atau Ko Syong?” “Apa?! menanyakan dompetnya?!” Kuulang pertanyaan itu. Kutatap wajah suamiku lekat-lekat. Ia menganggukkan kepala. Sejurus kemudian tawapun membahana. Kupikir tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantab Bu...lanjut Terus berkarya.
Aamiin. Terima kasih Bu ..
Semoga akan ada waktu yg lebih lama mendampingi Ibu. Sukses selalu
Aamiin
Lanjutkan utk berinovasi dan berkarya
Terima kasih Bu. Maaf baru balas. Baru 'Ngeh', salam literasi Bu ....