Titik Sandora

Titik seorang guru di SMPN 2 Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Seorang alumni sastra Unej & Unisma. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bukan Bu Mahmudah

“Jangan habiskan uangmu hanya untuk gombal Nduk.” Kata-kata itu sering didengar Rina terucap dari mertua perempuannya setiap kali ia terlihat mengenakan gaun baru. “Mbok dikumpulkan saja uangnya, dibelikan sesuatu yang lebih bermanfaat daripada hanya menumpuk baju. Belikan kambing atau anak sapi. Apa gak kepingin seperti Mbakyu Mahmudahmu yang hampir setiap tahun selalu berkurban kambing hasil dari peliharaannya sendiri.” Lanjut ibu mertuaku. “Atau bisa kamu belikan emas, buat berjaga-jaga. Seandainya dibutuhkan sewaktu-waktu, bisa dijual atau digadaikan. Lha kalau baju? Siapa juga yang mau beli baju lungsuran?” Hhmmm .... Nampaknya belum selesai ibu mertuaku berbicara. Memang kalau dipikir-pikir ada benarnya juga sih. Tetapi ini kan uangku. Bukan uang pemberian anaknya. Bukan uang pemberian suamiku. Kenapa harus ribet? “Aku lihat makanmu juga royal. Tak kandani yo Nduk, orang ga bakalan tahu isi perut kita. Orang ga bakal tahu apa yang kita makan. Toh keluarnya sama saja.” Oalah ternyata betul-betul belum selesai ibu mertuaku memberikan wejangan. Duh Gustiiiiii .... kenapa harus Kau jodohkan aku dengan anak yang ortunya model beginian. Astaghfirullah hal adziiimm .... Rina mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Seolah menyadari ada sesuatu yang keliru yang telah ia ucapkan.

Ujungnya Rina hanya bisa mengadu pada Mas Hadi, suaminya. Dan seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, Mas Hadi pulang membawa seekor kambing betina untuk Rina. Kambing yang siap untuk dikawinkan. Diserahkannya kambing itu pada pak Matra untuk dipelihara. Tak lama berselang, Rina sudah mendengar kabar kambingnya tengah mengandung. Hati Rina mekrok-mekrok ingin rasanya ia beli seekor lagi. Beberapa bulan kemudian pak Matra datang membawa kabar bahwa kambingnya telah melahirkan sepasang kambing jantan dan betina. Rina sudah membayangkan acara penyumbang daging kurban Idul Adha tahun depan akan berhiaskan namanya. Namun, manusia hanya bisa berencana dan Allah jualah penentunya. Sebulan kemudian Rina mendengar kabar kambing jantannya telah mati. Dua bulan kemudian kambing betinanya nyusul.

Tak menunggu bulan berikutnya, tampak Rina dan pak Matra tengah berada di pasar hewan Sabtuan dinamakan demikan karena pasar itu hanya aktif beroperasi di hari Sabtu. Sesekali pak Matra tertawa mendengar kelakar Rina. “Inggih. Njenengan sanes bu Mahmudah.” Kata pak Matra.

Keterangan:

- Gombal : semacam kain untuk mengelap/membersihkan

- Baju lungsuran : baju bekas

- Tak kandani : ku beritahu

- Mekrok-mekrok : berbunga-bunga

- Inggih Njenengan sanes : Iya. Anda bukan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

rencana tinggal rencana, kambingnya tak jdi berkurban...

22 Oct
Balas

Doakan saja Pak bisa berkurban tiap tahun. Terima kasih.

27 Oct

Iya Bun. Antam memang bisa mengubah dg cepat mindset seseorang hee ....

16 Sep
Balas

Beliin Antam aj Bun ...minigold juga bolehlah awalnya terus kasihkan mertua pasti ... berubah mindset. Ups

16 Sep
Balas



search

New Post