99 Persen Sama!
Setiap bulan di tanggal dan hari pasaran yang sama di bawah meja makan ibu Rianti selalu membakar dupa. Sedang di atasnya terdapat beberapa jenis makanan. Saat membakar dupa mata ibunya terpejam, bibirnya bergerak membisikkan doa-doa. Huh! Apa gunanya sholat kalau masih melakukan perbuatan bid'ah seperti itu? Protesnya dalam hati. Pernah Rianti menyampaikan protesnya secara langsung tetapi tak pernah digubris oleh ibunya. Sebenarnya baik Rianti maupun ibunya banyak memiliki aktivitas yang sama kecuali hal yang satu itu. Aktivitas yang sama itu bisa terlihat saat malam hari yaitu sholat tahajud. Ya, seperti malam sebelumnya, malam ini Rianti terjaga dari tidurnya. Rianti segera bergegas mengambil air wudhu khawatir rasa malas keburu menghampirinya. Terlihat oleh Rianti ibunya menuju ruang sebelah. Saat Rianti tiba di musholla kecil dalam rumahnya, betapa terkejutnya saat mendapati sang ibu masih tertidur pulas. Lho, terus tadi yang lewat ke ruang sebelah itu siapa??? Jelas-jelas itu ibu. Pikirnya. Perlahan bulu kuduk Rianti berdiri .... Seketika Rianti teringat anaknya yang selalu minta ditemani saat mandi. Benarkah dirumahnya ada hantu?! Rianti bergidik. Tak berani berpikir macam-macam. Namun hatinya mulai gelisah.
"Jadi demikian Pak Apsari." Rianti menuntaskan cerita yang dialaminya semalam kepada sesepuh desa yang tinggal di sebelah rumahnya. Pak Apsari terkenal sebagai tokoh bijak tempat orang sedesa bertanya. Perihal apapun! Hampir bisa dipastikan semua keluhan ada solusinya. Paling tidak, orang-orang yang curhat bisa pulang dalam keadaan tenang. Selesai mendengar penuturan Rianti, pak Apsari tersenyum dan berkata "Itu sedulur sampeyan yang empat. Yang selalu mengikuti sampeyan, menjaga sampeyan. Maaf, sampeyan lahir di hari apa?" "Jumat." Sahut Rianti singkat. Pak Apsari masih mengernyitkan dahi, " Tanggal 17Jumat legi." Pungkasnya lebih lengkap. "Pernah mengadakan selamatan kecil di tanggal itu?" Lanjut pak Apsari. Rianti menggelengkan kepala. "Nah! Mulai sekarang, tolong di tanggal dan hari pasaran yang sama lakukan selamatan kecil. Boleh nasi dengan satu telur asin di atasnya dan kue sebanyak 7 rupa. Harusnya sih jenang tetapi kue juga bolehlah! Bakar dupa dan baca ini." Pak Apsari mendekat dan membisikkan satu doa yang baru Rianti dengar. "Oh ya, jangan lupa. Segelas minuman." Katanya mengingatkan. Entah mengapa kegelisahan Rianti kini mereda. "Baik. Matur sembah nuwun Pak Apsari." Sesepuh desa itu tersenyum dan menganggukkan kepala.
Tanggal 17 di malam Jumat legipun tiba. Rianti mengikuti arahan yang telah diberikan pak Apsari sebelumnya. Saat membakar dupa dan membaca doa yang diberikan pak Apsari tiba-tiba ibunya berbisik "Ga bid'ah nih?!" Rianti tertawa dan mencubit lengan ibunya. Kini Rianti merasakan 99 persen sama dengan ibunya. Yang satu persen milik dunia metafisik. Rianti tersadar bagaimanapun juga ada dunia lain yang perlu ia perhatikan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hehe... Keren bunda.. Barokalloh..
Terima kasih Bunda ....
Wow twistnya kereeeen banget. Barokallah bu
Terima kasih Bu ..
hehehe...sama ya...ibu dan anak. salam
He .. ya Bu .. memang dibuat sama. salam kenal dan salam literasi. Terima kasih.
Pentigraf yg cantik, sdh sy follow bu
Terima kasih Bu
Terima kasih Bu
Mantap banget, Buee !
Terima kasih, Paee !
Ternyata anak dan ibunya kompak
Mudah-mudahan kompak selalu Bu. Terima kasih!
Mantab bu ceritanya. Apik. Sukses selalu, tetap semangat berkarya dan salam literasi
Terima kasih. Sukses juga buat Bapak dengan salam yang sama.
Keren bun cuman masukan dikit dikasih paragraph ada di Inline trus pilih paragraph.Supaya bacanya lebih enakSukses selalu
Terima kasih masukannya. Sukses juga buat Ibu.
Sudah saya follow,di tunggu tulisan selanjutnya.Salam literasi
Terima kasih. InsyaAllah saya follback. Tulisan Bu Ratih membuat saya semangat nulis lagi karena ada yang nunggu he ....