HARU BIRU GURU BARU 82
# Edisi : Rencana Rahasia.
#Tantangan Gurusiana
# Hari ke 95
Toni menemui bundanya, meminta pendapat tentang langkahnya sama Dita . Walaupun orang tuanya menyerahkan sepenuhnya urusan masa depan Toni, tapi dia sebagai anak tertua tetap ingin mendapat restu dan doa dari mereka. Pengalaman sama Lutfi tidak ingin dia ulangi membuant waktu banyak yang akhirnya tidak membawa manfaat apapun kecuali saling menyakiti dan penyesalan di ujung.
“ Ton, jika memang kamu sudah bulat, ayah sama bunda tinggal ngikut kapan bunda bisa kenalan sama keluarga mereka.”
“ Tapi buun, jika dilakukan resmi nanti Dita malah lari lagi kayak kemarin, kita coba cara lain gimana,”
Mereka merancang pertemuan bersama, tak lama Mutia nimbrung,
“ Mutia tidak mau terlibat lagi ya... no..noo...” telunjuk Mutia dikibas-kibaskan sambil tertawa.
“ Ini anak maen nguping pembicaraan orang tua aja, sono kalau gak mau terlibat mah, “ Toni mendorong adiknya.
Mutia kembali ke kamarnya, sambil teriak mau telpon Dita. begitu Toni menyusul pintu kamar langsung dikunci dari dalam.
“ Mutia...Mutia..” Toni mengetuk kamar adiknya.
“ Haha... emang enaaak udah ngusir adiknya, selamat nyeseeeeel “ Mutia kesenengan telah berhasil bikin kakaknya kelimpungan.
***
Dita merasa kembali menjadi abege, hatinya berbunga-bunga tapi malu jika harus ketemu Toni. Memikirkannya saja pipinya sudah merona, makin menambah kecantikannya.
“ Innalillaahi, “ tiba-tiba dia kaget kakinya kepentok jalan yang berundak,
Saking merasakan kebahagiaan yang baru kali ini dirasakan Dita, dia sampai kesandung batu
“ Makanya jalan pake mata jangan ngandelin kaki,” Toni menahan tangan Dita.
Dita kaget sambil melepaskan pegangan tangan Toni,
“ Makasih... gak pake ngomel,” dia cepat jalan mendahului Toni.
“ Makasih kok ketus, “ dia menjejeri langkah Dita yang berusaha menjauh.
“ Suka-suka aku..”
“ Kok tahu aku suka kamu, “ Toni berbisik sambil tersenyum meninggalkan Dita yang nampak kaget dengan pipi memerah.
Dita terus istighfar meredakan gejolak hatinya.
“ Kenapa sampai mengurut dada gitu Dit, “ Nuri menyusul langkah Dita.
“ Biasa kelakuan dia tuuuh, seneng banget bikin aku terkejut,”
Nuri tertawa sambil menggamit bahu Dita, tahu siapa yang menggoda temannya pagi-pagi.
“ makanya cepet bilang ‘ya’, biar gak harus kucing-kucingan dan saling goda gitu, hayooo aku yakin kemaren malam kalian ketemu kan?”
“ Nanti lah ceritanya, hari ini aku sibuk mau bantuin bu Usi mengumpulkan dokumen RPP yang dipakai supervisi oleh guru-guru.”
***
Dita jadi benar-benar disibukkan dengan pekerjaan, tidak terasa sudaha satu minggu berjalan. Dan sekarang dia masih mencari dokumentasi beberapa guru yang masih belum ada di filenya,
“ Bu ini gimana foto kegiatannya ada yang belum sampai lima orang lagi, yang dari pak Toni sudah aku urutkan kenapa kurang ya..”
“ Coba eneng kesana tanya, sekalian sama notulen rapat nya ya, ibu nanggung masih mengurus dokumen yang lain, “
Selama ini dia selamat tidak harus berurusan sama dia, kali ini mau tidak mau Dita melangkah juga ke ruang Osis. Terlihat dia masih sibuk sama pak Hasyim memperbaiki struktur sekolah dan struktur Osis. Terlihat beberapa dokumen sudah rapi menumpuk dari mulai program kerja tiap ekskul, data kegiatan selama lima tahun, data prestasi yang diraih dari berbagai lomba dan data kegiatan baksos. Semua terlihat sudah lengkap. Dita jadi tidak berani mengganggunya sampai pak Hasyim melihat kedatangannya.
“ Eh kebetulan bu Dita datang, ini neng sekalian ada berkas yang harus disatukan ke bu Usi, “
Setelah Dita periksa dia masih berdiri menunggu ,
“ Ada yang kurang neng? “
“ Iya pak, mau minta foto supervisi kurang lima mata pelajaran, “ mata Dita melihat ke arah Toni yang masih asik dengan dokumennya tanpa menengok sedikitpun.
Pak Hasyim tersenyum, melihat tingkah temannya.
“ Pak... itu bu Dita minta foto supervisi, “
“ Semua sudah di bu Usi, “ dia menjawab tanpa menengok.
Dita jengkel dengan ulah Toni, dia langsung menyimpan berkas dari pak Hasyim, langsung mendekati Toni,
“ Pak Toniii, coba aku bisa lihat file fotonya tidak, “ dia bicara sangat formal dan kemayu.
“ Ambil sendiri..” Toni masih ketus.
“ Coba tunjukin sama bapak, aku kan tidak tahu dimana nyimpannya, “
Tapi Toni masih tidak menunjukkan tanda mau memberikannya.
Dita habis kesabaran, dia minta pak Hasyim untuk membantu membuka laptop kerja Toni.
“ E...ee.. maaf pak, biar saya yang buka, “ Toni sekonyong-konyong mengambil laptop yang siap dibuka pak Hasyim,
“ Ada rahasia ya pak Toni, “ pak Hasyim tersenyum, sambil melanjutkan membereskan pekerjaan yang tadi tertunda.
Toni cepet-cepat membuka filenya sebelum Dita mendekat,
“ Aku bukan mau ngintip, tapi aku butuh file foto, “ Dita mengingatkan Toni,
Toni hanya melihat sepintas ke arah Dita. Sambil minta disebutkan foto yang kurangnya, langsung di print out.
“ Nih cepet bawa, jangan lupa file yang dari pak Hasyim jangan ditinggalkan, “
“ Dari tadi kek, sok sibuk sendiri aja, emang aku gak ditunggu kerjaan apa...” Dita mengambil foto yang sudah diprint out oleh Toni.
“ Biasakan bilang terima kasih, “ Toni bersungut sambil kembali ke mejanya. Dita ngeloyor pergi dan hanya mengucapkan terima kasih sama pak Hasyim.
Terdengar suara tawa pak Hasyim, melihat tingkah Dita membalas perlakuan Toni.
***
Dita pulang hampir maghrib ke rumahnya, diliahatnya ayah dan ibunya sendang mengobrol di ruang makan.
“ Eh Dit, sini sebentar, “
Setelah melihat anaknya duduk, ayahnya yang bicara,
“ kita akan makan di luar habis isa, siap-siap ya Dit, “
Dita menolak permintaan orang tuanya, dan minta diundur ke malam berikutnya.
Mereka tidak berhasil membujuk Dita, akhirnya menyerah sama jadwal yang diberikan anaknya. Terlihat ayah dan ibunya saling pandang, Dita tidak mau memikirkan itu dan langsung masuk kamar.
Setelah mandi dan sholat maghrib dia nyempetin baca quran, dan mengabaikan bunyi pesan masuk beberapa kali. Setelah ngaji baru dibuka.
“ Aku jahat ya sama kamu, maaf ya..”
Dita memonyongkan mulutnya sambil terus membaca pesannya.
“ Jangan lupa makan,”
“ Istirahat yang cukup, “
“ Selipkan namaku dalam doamu,”
Dita memandang pesannya merasa tenang ada yang memperhatikan, walau kalau berhadapan selalu saja tak bisa dihindari saling membuat jengkel satu sama yang lain.
***
Dita masih bermalas-malasan habis sholat isya, dana melupakan janjinya kemarin sama orang tuanya.
“ Diiit kok belum ganti baju, hayuuu itu ayah sama kak Rubi sudah menunggu gimana siih, “ Ibu membuka lemari Dita dan mengambil baju yang minggu kemaren Dita beli.
Dita heran meihat ayah menggunakan pakaian sangat rapi sekali, ibupun demikian dengan setelan yanng sama dengan yang ayah pakai.
“ Hayu ah kita gak boleh telat, “
“ Lho yaah kita cuman makan keluarga kok ayah sampai melihat jam terus siiih,” Dita menyusul orang tuanya yang telah lebih dulu menuju mobilnya tanpa menjawab pertanyaan Dita.
Mereka menuju ke rumah makan dipinggirdanau, tempatnya asri dan sangat indah karena disekitar danaunya dipasangi lampu warna-warni dengan bebreapa spot foto cocok untuk anak muda yang akan menghabisakan malam minggu di sana.
Mereka menuju ruangan yang terpisah dengan pengunjung yang lain, tapi kok ada pasangan suami istri disana dan menyambut kedatangan mereka.
“ Maaf kami terlambat, “
Mereka saling bersalaman menyebutkan nama masing-masing. Dita hanya mengikuti saja duduk bersama mereka, sambil menatap mata Rubi yang hanya mengangkat kedua pundaknya.
“ Kak Ditaaa...” seseorang memeluknya dari belakang.
“ Mutiiiiaaaaa...”
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita yg bagus Bunda, tetapi maaf bhs non formalnya sesama pendidik si tokoh kok terdengar agat kasar yaaa... Hehe, semangat utk berkarya. Smg sukses...
Maksih masukannya bu Dwi..hanya ingin melihat sisi manusia dari tokoh tsb
Mantap Bu
Terimakasih bu Alina
Terimakasih bu Alina
Bikin penasaran...
Terima kasih bu El..