Tita Meita Marcusi, S.Pd

Tidak ada kata terlambaat untuk memulai sesuatu. Tidak ada batas usia untuk terus mengukir sesuatu. Tidak ada yang akan menghalangi untuk berkarya. usi...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARU BIRU GURU BARU 80

HARU BIRU GURU BARU 80

# Edisi : Ada Apa Dengan Dita

#Tantangan Gurusiana

# Hari ke 94

Sesampainya di rumah, Andra habis diberi ceramah panjang lebar oleh abahnya, khususnya tentang bab perkawinan. Bagaimana tanggung jawab suami saat sudah mengambil alih tanggung jawab anak gadis orang, akan beralih sama suami baik dunia maupun akhiratnya. sungguh tidak ringan dan bukan hanya menghalalkan apa yang tadinya haram.

“ Andraaa jika difikiranmu hanya ada pelepasan syahwat saja, apa bedanya kamu sama ayam. Agama kita mengaturnya dengan tertib. Dengar... kamu telah halal dengan Siska tapi istrimu habis keguguran, artinya dia masih nifas dan haraaaam hukumnya untuk campur kamu mengerti???”

“ Iya baaaah...”

“ Sekarang iyah besok melakukan lagi... lihat siapa yang menanggung semuanya... istrimu Andraaaa...” Abah mulai tidak sabar menghadapi cucunya.

“Baaah tenang baaah ingat darah tingginya, nanti kumat, “

“ Yukeee... anakmu benar-benar jadi cobaan buat kita semua, “ Abah menrik nafas sambil matanya terus melihat Andra.

“ Yuke harus bagaimana baaah, “

“ Kita akan kembali dengan rencana awal, Andra akan abah bawa. Soal kerja dia bisa berangkat habis subuh dari pesantren. Kalau tidak begitu abah khawatir dia akan terus melakukan pelanggaran-pelanggaran lain yang akan membawa dosa juga buat kita sebagai orang tuanya. “

Andra tidak bisa mengatakan apapun kecuali menuruti semua yang sudah kakeknya putuskan.

“ Sebentar Andra, mamih mohon sama kamu, berhenti mengingat Dita apalagi sampai mencoba menghubunginya. Mamih sudah malu dengan keluarga mereka jangan kamu tambah lagi dengan usaha kamu menteror Dita, mamih dengar dari papih kamu pak Shantika menceritakan kelakuanmu sama Dita.”

Andra hanya mengangguk tanpa berani mengatakan apapun. Pupus sudah semua harapan yang tadinya sempat mampir dalam fikirannya.

***

Dita merasa lega supervisinya sudah dilewati dengan lancar. Yaaah dua minggu ini dia betul-betul disibukkan oleh persiapan kunjungan kelas untungnya persiapan akreditasi Dita hanya membantu team inti saja, jadi nanti tinggal membereskan sesuai petunjuk dari team, dan itu akan dikerjakan masih ada tenggat dua minggu kedepan.

Suasana di kantor saat ini lenggang, karena sebagian besar guru-guru ada di kelas. Dita sedang mempelajari berkas yang harus dia urus untuk melengkapi dokumen A.

“ Boleh aku duduk, “

“ Siapa yang laarang, “

“ Kamu masih belum mau bicara sama aku? “

“ Bicara saja,”

“ Lihat kesini Diiit, “ Toni mulai tidak sabar.

“ Mendengar bukan sama mata, kupingku terbuka tuan, “

“ Cincinku masih kamu simpan kan? disana ada harapan dan do’a untuk kita...” Toni berdiri dan pergi.

‘ Deg’ jantung Dita berasa berhenti mendengar kalimat terakhir Toni. Dia baru sadar saat melarikan diri ke kamar waktu itu, cincin masih dia pegang dan tanpa sadar terbawa. Dia jadi ingat kembali ke malam dia memungut cincin yang menggelinding di kakinya. Badannya lemes tiba-tiba, dia tidak menyangka bahwa Toni melangkah dengan cepat tanpa memberi isyarat apapun. Wanita mana yang akan siap dengan cincin di tangannya setelah empat hari tidak ketemu.

Dita ingat, malam itu hanya menatap langit-langit tanpa tahu arah fikiran membawanya. Sadar masih memegang cincin saat mau membetulkan kerudung yang hampir menutup matanya. Dita pandangi cincin itu dengan hati gemuruh, kadang senyum, terus dicobanya, dilepas lagi, terus disimpan... diambil lagi sampai akhirnya dia bangun dan mencari kotaknya di ruang tamu dan disimpannya baik-baik di laci meja riasnya.

Dita memang tidak menghubungi Toni setelah itu, bahkan beberapa pesannya pun hanya dijawab seperlunya. Entah benar atau salah sikapnya selama ini, yang pasti Dita mengukur perasaannya yang betul-betul sudah luluh dengan perhatian Toni. Dita takut jika melayani setiap pesannya mereka akan terjebak dengan berasyik masyuk lewat pesan dan itu menurut Dita masih harus dihindari. Dita hanya menitipkan semua rasanya sama Allah untuk tetap dijaga dan terjaga. Dia percaya jika Toni jodohnya maka dia akan sabar menjalaninya.

“ Hayooo kebiasaan kalau sudah melamun...” tiba-tiba Yati memeluknya dari belakang.

“ Niiih makan, kerjaan simpan dulu, “ Nuri ikut duduk dekat Dita.

“ Kita kumpul yuk , kangen lho udah lama niih hampir sebulan kita belum kumpul-kumpul lagi, “ Yati bicaara sambil makan.

“ Emang boleh sama suamimu, “ Dita heran.

“ Yaa ngumpulnya di rumahku aja... malam minggu nanti ya aku tunggu lho..”

“ Aku gak bisa udah punya janji, sabtu sore siiih cuman takut gak keburu, “

“ Aaa cieeee janjiiian niiih...” Yati dan Nuri kompak bicara.

“ Sama siapa siiii... kok kita gak dikasih bocoran, “ Nuri menyenggol bahu Dita.

“ Mulai deh kalian... aku janji sama Mutia mau ke toko buku, “

Yati dan Nuri berpandangan, sambil mengangkat kedua pundaknya tanda tidak tahu siapa Mutia.

“ Adiknya kak Toni... “ jawab Dita pelan.

“ Ayoooo nunggu apa lagi si kaliaaan, “ tiba-tiba Rudi duduk diatara Nuri dan Yati.

“ Niih anak kebiasaan ..” Nuri menepuk bahu Rudi.

“ Pengen deket bentar emang gak boleeeh... “

“ Gak boleeeh kamu banyak modusnya..” Nuri bergeser duduknya ke sebrang.

“ Aku halalkan bulan depan kamu mau lari kemana hayooo...” Rudi memonyongkan mulutnya sambil merebut makanan Nuri.

Dita tersenyum melihat mereka. Dia berfikir kenapa begitu mudah bagi mereka dan rasanya sulit untuk Dita...

“ Diiit yang menyulitkan urusan kamu adalah kamu sendiri lho, sadari itu. “ Rudi seperti mengetahui apa yang sedang difikirkan oleh temannya.

“ Iya Diiiit, memangnya kamu mau nunggu empat bulan dari pernikahan Andra baru mau melangkah ,kayak nunggu idah ajaaa, “ Nuri menggoda temannya.

“ Apaan siiih kalian, mana ada orang ditnggal menikah memiliki masa idah..” Dita senyum kecut.

“ Habisnya apa coba, gak kasihan apa sama kak Toni, udaha gitu kalian seperti kucing-kucingan lagi, pura-pura sibuklah apa lah...” Yati menambahkan.

“ Iya tuuuuh kenapa lagi barusan kayaknya dia berengut gituh..”

Dita tidak bisa menjawab berondongan dari sahabatnya. Dia juga heran kenapa seperti ada yang menghalangi langkahnya saat berhadapan langsung dengan orangnya. Bahkan Dita lebih mudah untuk ketus dan berperang kata dari pada bicara baik-baik, Dita tidak bisa menahan perasaannya saat dekat dengan Toni.

“ Kami tahu apa yang kamu rasakan sama dia Diiit, tergambar dari sorot matamu,” Yati membeitahu.

“ Kita sudah sama-sama dewasa Dit, menghadapi akan lebih mudah dari pada menghindari ingat pembicaraan kita waktu itu? “ Nuri memeluk temannya.

“ Makanya kata aku juga hajar saja Diiit, katakan ‘ yaaa’ kayak Nuri... iya gak yang..” Rudi tersenyum sambil memandang Nuri.

“ Iiiiih geli sana aah..” Nuri mendorong Rudi buat pergi.

Rudi beranjak pergi meninggalkan mereka.

***

Dita dan Mutia terlihat bergandengan tangan dengan menenteng tas belanjaan. Ternyata Mutia kutu buku juga sampai lupa waktu karena beberapa buku yang mau di beli mereka baca dulu beberapa.

“Kaak kok aku lapar yaa... ” mereka bergegas membayar buku yang sudah dipilih.

Dita bertanya-tanya dalam hati, ‘ini anak mau membawanya ke mana’ soalnya beberapa tempat makan tetap dilewati sama Mutia.

“ Kita makan di kapal kak, biar enak,” Mutia seperti tahu apa yang difikirkan Dita

Dita sampai geleng-geleng kepala, mengikuti saja langkah Mutia ke ruah makan steak memang tempatnya di kapal terbang.

“ Kenapa kalian lama sampainya....” suara Toni mengagetkan Dita.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih suportnya pak Edi..salam literasi..

05 Aug
Balas

Keren Bunda. Salam literasi sukses selalu.

05 Aug
Balas



search

New Post