Tita Meita Marcusi, S.Pd

Tidak ada kata terlambaat untuk memulai sesuatu. Tidak ada batas usia untuk terus mengukir sesuatu. Tidak ada yang akan menghalangi untuk berkarya. usi...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARU BIRU GURU BARU 79

HARU BIRU GURU BARU 79

# Edisi : Perih

#Tantangan Gurusiana

# Hari ke 93

“ Diiit kamu harus kuat, kamu cepat sembuh ya...” Andra terus membelai kepala Siska.

Air mengalir di sudut mata Siska, tanpa membuka matanya. Hatinya perih mendengar suaminya menyebut nama orang lain.

“ Kamu menangis sayaang,” Andra mengusap pipi Siska dengan lembut, tapi di tepis sama tangan Siska.

“ Dia Siska istrimu Andra... siapa Dita, , “ akhirnya mamihnya Siska tidak tahan juga.

Andra tersentak, langsung matanya melihat mata mertuanya menatap dengan mata penuh kemarahan.

“ A...eee..... maafkan aku miiih, aku gak sadar, “

“ Sini ikut mamih, “ tangan Andra ditariknya ke luar kamar.

Andra mendapat kemarahan kedua mertuanya tanpa ampun. Dia hanya menundukkan kepalanya tanpa bisa membela diri sedikitpun, sampai akhirnya,

“ Telpon orang tuamu, kami ingin bicara sama mereka, “

“ Maaf Andra mau bicara dulu sebelum telpon orang tua. “ Andra terdiam sebentar ingin melihat reaksi mereka, lantas menlanjutkan bicaranya,

“ Miih..piih sebetulnya waktu aku ketemu Siska, aku sedang menjalin hubungan dengan Dita, mamih tahu sendiri pernikahan kami karena Siska hamil kan? Jadi kalau sekarang kadang fikiran Andra masih sama Dita, mamih papih mohon memakluminya, “

Mereka terdiam lama, disatu sisi mereka paham akan kondisi menantunya, tapi disisi lain mereka tidak rela anaknya menanggung derita, dari mulai keguguran dan sekarang mengalami infeksi akibat ulah ceroboh menantunya yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri.

“ Andraaa, saat kamu menikah seharusnya pikiran kamu pokus sama istri yang sudah menjadi tanggung jawabmu, bukannya menjadikan istri hanya sebagai pemuas syahwatmu saja,” akhirnya papih yang bicara.

“ Iya Andra kamu lihat sekarang, istrimu tergolek sakit karena hanya ingin melakukan kewajiban sama suaminya dengan menahan sakit, apa kamu tidak berfikir? Kamu mau bertanggung jawab jika istrimu mengalami komplikasi paska kuret? Jelek-jeleknya dia bisa tidak punya anak, mau kamu...” mamihnya tidak tahan sampai menumpahkan nek-uneknya pada Andra.

“ Miiih....” obrolan mereka terhenti mendengar Siska memanggil dan serentak mereka lari melihat ke kamar.

“ Miiih perutku sakiiit, “ Siska menangis menahan sakit.

“ Siiis, ini kak Andra ..” Siska menepis tangan Andra

“ Miiih suruh kak Andra ke luar... Siska gak mau ketemu dia..” Siska membalikan badannya sambil memegang perutnya.

Andra keluar kamar dengan hati terpukul saat Siska mengusirnya, tiba-tiba dia ingat kakeknya. Baru Andra mau menelpon tahu-tahu mereka sudah ada di hadapan Andra

“ Deeen orang tuamu barusan datang, “ bi Supri memberi tahu Andra.

Andra hanya melihat mereka tidak percaya,

“ Ada apa lagi Andra...” Kakeknya yang langsung memeluk cucunya.

“ Maafkan Andra baaah, Andra sudah buat dosa lagiii...”

“ Ya sudah kita duduk dulu, “

“ Sebentar Andra panggil papih dulu, “ Andra masuk kamar memberitahu kedatangan keluarganya.

Keluarga Andra sangat malu atas sikap anaknya setelah orang tua Siska menceritakan apa yang dialami Siska.

“ Pak apa yang harus kami lakukan sekarang, “

“ Bawa dulu anak kalian pulang sampai Siska mau menerima kembali Andra,”

“ Piiih jangan piiih biarkan Andra di sini, “ Andra memohon sama mertuanya. Tapi papihnya Siska tetap dengan keputusannya.

“ Andra... mamih gak bisa minta apapun pada keluarga Siska, kesalahanmu sulit dimaafkan,” bu Yuke menangis menahan malu.

“ Iya Andra, kamu harus bisa menerima syarat ini, sampai kamu betul-betul menyadari kesalahanmu, “ Pak Darma menasehati anaknya.

Andra tidak bisa berkelit lagi, dia terpaksa harus menerima keputusan untuk menjauh dari Siska paling tidak sampai Siska sembuh.

“ Izinkan saya menengok cucu menantu saya, “ kakeknya Andra memecah keheningan di ruang tamu itu.

Mereka mengizinkan kakek masuk kamar Siska, begitu melihat kakeknya Andra Siska menggapaikan tangannya minta di pegang,

“ Abaaah, doain Siska sembuh abaah, “ air mata Siska kembali jatuh.

“ Iya Siis abah sengaja ke sini mau lihat Siska karena sudah tiga hari ini abah selalu memimpikan kamu, “ Abah memeluk cucu menantunya.

“ Abaaah Allah lagi hukum Siska yaaa...”

“ Sudaaah jangan banyak fikiran dulu,”

“ Kenapa Allah hanya menghukum Siska, padahal kami melakukan dosa bersama-sama, “ Siska terus menangis.

“ Allah tidak lagi menghukummu Siska, tapi Allah justru sedang membersihkan dosamu terlebih dahulu, ”

“ Kenapa begitu baaah, “

“ Yaa Allah punya recana lain yang tidak kita ketahui. boleh jadi Allah sedang mempersiapkan Siska untuk menjadi lebih baik terlebih dahulu, karena kamu kelak akan menjadi seorang ibu yang akan memberi tauladan sama anak-anakmu, “

Siska menjadi lebih tenang setelah bicara sama kakek, dan dia berjanji setelah sembuh ingin diam di pesantren sama kakeknya.

“ Siska yakin Andra kami bawa sekarang? “ kakek mengingatkan Siska.

“ Maafkan siska baaah, “

“ Baiklah ... biar Andra akan abah bawa ke pesantren sambil menunggu hatimu luluh, “ Abah memeluk Siska kembali sambil mendoakan langsung di kupingnya Siska.

“ Terima kasih abaah, semoga kami bisa melewati ini dengan sabar,”

Abah kembali mendoakan cucu menantunya kali ini di ubun-ubunnya, tetes air mata kali ini adalah air mata syukur karena Allah telah mengirim abah untuknya malam ini.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, cerita yang keren. Sukses selalu dan barakallahu fiik

04 Aug
Balas

Terima kasih bu Siti Ropiah sudah menyempatkan mampir..

04 Aug

Salam juga bu Fatmiamro..terima kasih sudah mampir

04 Aug
Balas

bagus alur ceritanya... salam

04 Aug
Balas



search

New Post