Tita Meita Marcusi, S.Pd

Tidak ada kata terlambaat untuk memulai sesuatu. Tidak ada batas usia untuk terus mengukir sesuatu. Tidak ada yang akan menghalangi untuk berkarya. usi...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARU BIRU GURU BARU 69

HARU BIRU GURU BARU 69

# Edisi : Terpaut

#Tantangan Gurusiana

# Hari ke 79

Tiba di sekolah pagi ini Dita di sambut bu Usi yang langsung menuntun Dita ke mejanya. Ternnyata jadwal supervisi sudah ada dan Dita kebagian hari kamis minggu depan. Berarti ada waktu untuk berlatih dan mengamati seniornya dalam mengelola pembelajaran.

Dita langsung menunjukkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah di siapkannya supaya di periksa oleh bu Usi. Alhamudlillah ternyata hanya ada beberapa point yang harus di rubah dalam langkah pembelajaran dan media pendukung yang bisa di persiapkan.

“ Neng Dita lihat ini jadwal pelajaran ibu, jika kebetulan eneng kosong boleh masuk di kelas ibu ya, atau... apa ibu yang melihat ke kelas eneng, “

“ Jangan dulu buu... Dita aja yang melihat ke kelas ibu ya, nanti Dita lihat jadwalnya, “ Dita membuka galeri hapenya melihat jadwal pelajaran.

Setelah mengamatinya Dita langsung menemukan waktu ,

“ Bu hari rabu jam ke 5-6 ibu di kelas 9 B, ini Dita kosong, “

Bu Usi mencocokannya ,

“ Oh iya Neng, Ibu juga bisa masuk ke kelas eneng Jumat atau senin niiih, “ bu Usi menunjukkan jadwal nya.

“ Senin aja ya bu, biar Dita lebih siap lagi, “

“ Oke deal, “ mereka berjabat tangan,

Senangnya mendapati guru senior yang peduli terhadap guru muda seperti dirinya. Dita bertekad untuk lebih banyak belajar dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kalau di berikan tanggung jawab.

***

Saking semangat untuk mencoba pembelajarannya di kelas, Dita sampai lupa waktu. Hari ini berlalu tanpa ke kantor guru karena sehabis dari kelas Dita sengaja masuk ke perpustakaan untuk mencari bahan yang bisa di pakai untuk buku penunjangnya. Sampai perutnya terdengar berbunyi, dia nengok ke kiri dan ke kanan takut ada yang mendengar suara perutnya.

“ Niiih makan... , sakit lagi entar merepotkan, “ ternyata Toni sudah ada di depan Dita sambil memberikan roti.

“ kalau mau ngasih ya ngasiiih jangan sambil ngomel, ...” Dita membereskan bukunya dan berdiri..

“ Ya sudah kalau gak mau, aku juga gak maksa, “ Toni mendahului Dita ke luar.

Dita hanya terpaku sambil menatap punggung Toni .

“ Hai.. rupanya kamu disini Dit, bengong aja.. abis lihat hantu ya“ Nuri sudah ada di depannya sambil tersenyum.

“ Ihhh kamu ngagetin aja...”

“ Bengong aja siiih, udah makan belom, hayu ke mang Eman, “ Dita di tuntun ke kantin belakang.

Melihat Dita masih terpaku, Nuri kembali mengingatkan,

“ Hai nonaa... sadaar, itu ayam tetanga mati lho kalau kamu bengong terus, “

“ Nuur aku sebeeeeel...sebeel !!.... ”

“ Sama ayam? ”

“ Iiih kamu... “ Dita jadi tersenyum sambil mukul Nuri

“ Iya apa atuuuh, mana aku ngerti kalau kamu gak ngomong,”

“ Bodo aah, aku mau makan, lapar niiih. Sampai bisa ngabisin dua mangkok nih kalau perlu sama mangkoknya sekalian. “ Dita memberengut mendahului Nuri.

“ Hahaha... Dita...Dita aku tahu siapa yang bikin kamu sebel, “ Nuri memeluk tamannya sambil terus menggodanya.

“ Gak usah di bahaaaas... “ Dita menutup kupingnya.

Nuri makin ketawa melihat tingkah temannya. Dia jadi merasa bersalah karena hatinya sedang melambung bahagia sementara temannya masih terluka.

Benar saja Dita makan dengan lahap. Nuri jadi tidak mau mengganggunya.

“ Dit nanti pulangnya mau aku anter lagi enggak ?”

“ Gak usah lah, biar aku mau pulang lewat belakang, males ketemu dia.”

“ Ya terserah kamu lah Diiit, asal jangan jalan sambil bengong aja entar jatuh di kolam lho..”

“ Gak bakaaal... yu ah kita sholat duhur dulu, takut keburu bel. “

***

Toni belum beranjak dari kantor Osis, matanya terus melihat orang yang lewat. Tapi sosok Dita belum kelihatan, padahal bel pulang sudah berbunyi dari tadi. Dia berdiri saat melihat Nuri ke luar kantor diikuti Rudi, tapi Dita tetap tidak ada bersama mereka. Akhirnya Toni lari , ke perpustakaan tapi sosok yang di carinya tidak ada. Dia jadi menyesaal telah meninggalkan Dita begitu saja.

Dengan langkah gontai dia berjalan menuju parkiran, hatinya terasa kosong. Sebetulnya tadi dia mau bilang akan ke Batam tapi Toni tidak menyangka sambutan Dita seperti itu, dan lebih tidak mengerti lagi dengan reaksi dirinya yang tidak sabar. Dia jadi ingat kata bundanya untuk memberikan waktu sama dirinya sendiri biar berdamai dengan keadaan yang berubah cepat dan banyak kejutan yang menguras emosi, fikiran dan tenaganya. Ya sekarang dia menyadari bahwa ke duanya butuh waktu untuk sendiri. Dengan berat hati Toni mengambil keputusan untuk tidak mengusik Dita. keberangkatannya ke Batam akan memberikannya cukup waktu untuk menenangkan diri.

Mobil di lajukannya pelan, sambil mendengarkan lagu yang sengaja di setelnya. Tapi suara merdu Ustadz Zefri malah membawa angannya saat dia mengirimkan lagu itu sama Dita. Mobil di parkirkan ke pinggir jalan. Dia tidak mau nyetir sambil fikirannya ke mana-mana. Dia juga tidak ingi mematikan lagunya.

“Kuinginkan dia,yang punya setia.

Yang mampu menjaga kemurniannya.

Saat ku tak ada,ku jauh darinya,

Amanah pun jadi penjaganya”

Seketika Toni melajukan kendaraannya dan berbalik arah menuju rumah Dita. Lagu masih mengalun...

“Hatimu tempat berlindungku,

Dari kejahatan syahwatku

Tuhanku merestui itu,

Dijadikan engkau istriku..

Engkaulah bidadari surgaku...”

Diinjaknya rem mendadak tepat di depan rumah. Toni tidak turun matanya hanya menatap rumah yang terlihat asri, bunga anggrek terlihat sedang mekar. Tapi tidak membuat hatinya yang sakit terhibur. Dia goyah dengan tekadnya, ‘akankah sanggup jika menjauh dari Dita’

Lagu masih mengalun... Toni masih tetap diam di dalam mobil .

Sore mulai beranjak. Lembayung menghiasi langit,

Semilir angin sore seperti berusaha menyibak hati yang gundah

Sesosok wajah sendu membayangi pelupuk matanya.

Akankah asanya menyapa...

Adakah dia di sana kelak akan mengisi hidupnya...

Suara Adzan maghrib menyentakkan semua angan,

Memanggil untuk segera melupakan hal yang membuatnya terlena menjauhkan dari Rahmat-Nya.

Rumah Allah lah yang aka menentramkan hati ... “aku datang Ya allah”

Mobil pun melaju mengarah ke mesjid ......

( Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waduhh Pak Toni gallaaauw

22 Jul
Balas

Ecian gak sii

23 Jul



search

New Post