Tita Meita Marcusi, S.Pd

Tidak ada kata terlambaat untuk memulai sesuatu. Tidak ada batas usia untuk terus mengukir sesuatu. Tidak ada yang akan menghalangi untuk berkarya. usi...

Selengkapnya
Navigasi Web

HARU BIRU GURU BARU (56)

Edisi : Menata Hati

#Tantangan Gurusiana

#hari ke 65

Hari yang cerah menyambutnya pagi ini. Aroma tanah mampir dalam penciumannya bekas tersiram gerimis, subuh tadi. Dia hirup aroma itu dalam-dalam sambil memejamkan matanya merasakan belaian angin sepoy-sepoy membelai wajah cantiknya. Dunia ramah menyapanya

“ tersenyumlah Dita…hidup harus terus berlanjut, jalani masa depan dengan penuh kesabaran, karena Allah tidak akan memberikan cobaan kecuali dengan jalan keluarnya…”.

Dengan Basmallah dan doa dari ibu tercinta dia langkahkan kaki menuju sekolah, sesekali menyapa anak-anak yang berpapasan dengannya. Yaaa inilah tempatnya untuk menumpahkan semua kemampuan yang dimilikinya, Dia merasa dihargai sebagai seorang guru karena mereka jujur dengan perasaannya. Saat mereka bosan akan langsung terlihat, kalau tidak mengantuk, ribut sampai menggoda teman sebangkunya. Begitupun sebaliknya jika mereka berkenan dengan gurunya maka mereka akan antusias baik bertanya maupun menjawab. Tak kan ada ke pura-puraan di antara mereka, makanya langkahnya terasa ringan, sampai terdengar sapaan:

“Hayyooo… anteng amat, lagi mikirin apa sih..” Yati mengikuti langkah Dita.

“Ada deeeh…” senyumnya makin mengembang.

Tak lama terasa orang memeluknya dari belakang : “ Alhamdulillaah kamu baik-baik saja kan Dit, aku semalaman mikirin kamu.”

“Sebentaar… ada apa sih semalam,” Yati merasa ketinggalan berita.

Melihat senyum Dita jadi menghilang, Nuri menyadari kesalahannya, akhirnya dia mengalihkan pembicaraan ke acara tunangan Yati dan rencana final di kabupaten.

“Diit, nanti istirahat aku tunggu di ruang seni tari ya..” Nuri mengalihkan perhatian temannya.

“Gak bisa Dita mau lihat si Angel hari ini latihan terakhir, kemaren kamu ngasih pe er kan sama dia Dit? “ Yati faham maksud Nuri.

“Iya…iyaa… nanti aku ke tempat Yati baru ke ruangan kamu Nur tenang aja., ayo aah aku langsung masuk kelas ya, ini lima menit lagi bel masuk, takut kelasnya masih kotor biar aku cek dulu..” Dita bergegas ke kelas yang akan di masukinya pada jam pertama.

Sepeninggalan Dita baru Nuri menceritakan kejadian tadi malam, Yati benar-benar emosi mendengar ceritanya, “ aku gemes sama Andra, tega aja dia memperlakukan Dita kayak gitu, tanpa kata… tanpa permintaan maaf, sok kegantengan amat, “

“Kalau aku sih lihatnya justru ini jawaban dari Allah untuk Dita, bahwa Andra tidak baik untuknya,” sahut Nuri.

“iya juga siih…eh Nur,tapi aku bener-bener salut sama dia, coba…kalau aku di posisi Dita mungkin hari ini pun aku gak bakalan ke sekolah, “ Yati tersenyum.

“Tapi siapa tahu apa yang ada di lubuk hatinya.“

Keduanya jadi terdiam, baru sadar setelah melihat anak-anak memanggilnya;

“Kita cepet masuk kelas yuk.. nanti kita ketemu di ruang seni ya..”

***

Toni masih mengerjakan urusan administrasi di kantornya, dari sejak datang tadi pagi sengaja dia langsung menuju ruang Osis biar pekerjaannya cepat selesai, tapi apa yang direncanakannya meleset karena fikirannya tidak konsentrasi. masih tersita sama keadaan Lutfi yang sedang mengalami masalah psikologis paska operasi .

Akhirnya dia keluar kantor sekalian mau menanyakan kasus yang baru terjadi beberapa hari yang lalu tentang penemuan mayat yang menggunakan seragam sekolah mereka. Tepat di samping ruangan BP telinganya menangkap suara Dita di kelas sedang mengarahkan anak-anak. Kakinya terhenti sejenak, dia sampai tidak percaya bisa mendengar Dita tetap semangat mengajar di kelas setelah apa yang menimpanya semalam.

“Aah syukurlah ternyata dia tidak selemah yang diperkirakan,” dia bergumam

“Apa pak Toni..” Pak Adi tersenyum melihat koleganya.

“Enggak paak, itu guru baru kita…hehe” Toni mesam-mesem nahan malu.

Untung pak Adi langsung menjelaskan perkembangan kasusnya, ternyata mayat tersebut adalah siswa dari salah satu SMP di Patok Beusi, katanya semalam orang tuanya melaporkan kehilangan anaknya ke kantor polisi, dan saat di perlihatkan foto korban, si ibu sampai pingsan.

“Gaya anak sekarang gitu ya pak, maen tukeran baju seragam, bikin kita kelimpungan,”

“Iya .. mereka tidak berfikir bahwa seragam itu identitas dirinya, ini pe er buat kita pak “ pak Adi mengingatkan.

“Siap komandan, “ Toni pamit dan ke luar dari ruangan BP, dia langsung menuju lapang olah raga mau melihat team basket, tapi dia berhenti sebentar di kelas Dita, heran tidak mendengar suaranya. Dia iseng membuka pintu pelan tapi..

”duk …aduuuh “ Toni memegang hidungnya karena pintu terbuka tiba-tiba, rupanya yang di dalam bersamaan hendak ke luar.

Astaghfirullaaah…. Diiih pak Toni ngapain ada di balik pintu segala..” Dita kaget, di ikuti tawa anak-anak .

“Bukannya minta maaf, malah marahin gimana siih..bener gak anak-anak..” Toni mencoba memberikan contoh kasus sama anak-anak.

“Iya buuu minta maaf, “ anak-anak jadi berhenti tertawa karena teralihkan oleh pertanyaan pak Toni.

“Iya sudah ibu akan minta maaf, jadi kalian bisa ambil contoh dari kejadian barusan, ini biasa terjadi dalam kehidupan sosial, ada kejadian yang di luar perhitungan kita, betul tidaak.”

“betuuul…”

“Baik… tepuk tangan buat anak-anak hebat..” kelas ramai dengan tepuk tangan anak-anak.

Dita bergegas ke luar, setelah merasa sudah menyelamatkan situasi memalukan tadi. Sambil terus tersenyum meninggalkan Toni yang memegang hidungnya kesakitan.

“Syukuuur, siapa suruh maen ngintip kelas orang..hehe..”

“Mana permintaan maafnya…” Toni mengejar Dita.

“ Di utaaang…”

“ Gak ngutangiiin..” Toni keukeuh

“Kamu juga utang maaf sama aku jadi impas …titik..” Dita makin mempercepat langkahnya.

“Salahku apa memangnya…” Toni kembali menyusul

“fikir sendiri…”

“Aku bukan utang maaf, tapi utang penjelasan karena semalam langsung pergi, itu kan?” Toni menebak.

“Bodo.. itu bukan urusanku..” Dita masuk ke kelas berikutnya meninggalkan Toni yang kebingungan….

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tinggu selalu bier nyambung begitu sukses selalu bu

09 Jul
Balas

Makasih sudah setia say..

09 Jul

Kan si toni kadi kebongungan, keren bu cerpennya, ditunggu kelanjutannya

08 Jul
Balas

Makasih noon... semangatku makin membara hehe..

08 Jul

Waaahh....lagi asyik baca, ternyata masih bersambung

08 Jul
Balas

Kalau tamat nanti tantangannya gak kekejar hehe...gak deeng, sebetulnya mau ditamatin pas situasi pada ngambang....cuman ksian yg baca hehe...

08 Jul



search

New Post