Aku tersentak pagi ini. Jam menunjukkan angka 03.40 WIB.” Ah…masih pagi banget “ batinku. Jam tanggung kalau lanjut tidur, takutnya malah bangun kesiangan. Kulipat jemariku, kunaikkan doa dan pujian kepada Sang Khalik. Seuntai permohonan kubisikkan pada Allah dan diakhiri dengan lantunan puji-pujian padaNya.

Masih subuh , akhirnya kuisi waktu dengan mengoreksi tugas anak didikku di GC. Tak terasa alarm berbunyi, bergegas aku memasak ria buat kedua buah hatiku. Aku berbenah diri , siap untuk mengajar secara daring seperti biasanya. Sudah 10 bulan kami belajar daring akibat pandemi Covid 19 yang tak kunjung reda.

Aku kembali ke gawaiku, menyapa kelas 8.5 agar mereka hadir tepat waktu mengikuti pelajaran. Yaa… aku diberi amanah sebagai wali kelas 8.5 tahun ini, dan setiap pagi aku selalu menyapa mereka agar tetap disiplin dan semangat belajar. Tak ingin rasanya merosot keinginan belajarnya karena keterbatasan pandemi ini. Kulanjut masuk ke kelas lain, mengajar mereka lewat meet.

Garing hati ini, betapa tidak, satupun muridku tak ada yang mengucapkan selamat hari guru sampai siang ini.

“Jangan sedih Nor, tak boleh pamrih jadi guru.” bisikku mengatasi hati nan galau.

Tersentak hati ini ketika berjejer chat mereka di WA setelah magrib.

“ Selamat hari guru ,Ibuku sayang “

“ Ini bunga onlen buat Ibu kesayangan”

“ Sejuta love love buat Ibu. maaf Ibu kami prank”

Tiba tiba HPku berbunyi, ada gofood di depan rumah. Olalala…, ada kiriman kue di tengah malam dari orang tua. Rupanya aku kena prank di Hari Guru Nasional.

Selamat Hari Guru 2020