Hari ini webinar ke-2 Sagu Sabu. Kubuka tirai jendela agar udara pagi menyeruak ke rumah sederhanaku. Cuaca cerah membuat hati rasa bahagia. Entah kenapa semenjak ditinggal suami, aku kurang menyukai suasana mendung. Mendadak hujan tercurah dari langit ditingkah petir yang menjerit bersahutan. “ Alamaak… bagaimana nih webinarku ntar. “ batinku sambil menyelesaikan tugas memasak dan berbenah rumah.

Mendadak hujan berhenti . Aku siapkan laptop setelah dandan ala kadarnya, menyiapkan kedua jagoanku yang akan PAS. Mereka masuk ke kamarnya masing-masing agar konsentrasi dengan ujiannya. Aku larut menyimak penjelasan nara sumber dan tidak melongok ke kamar. Sudah terbiasa mereka belajar daring dengan tanggung jawab tanpa diawasi ibunya.

Webinar hari ini menampilkan materi yang sangat menarik, sejalan dengan keiginanku mengarang sebuah buku. Kucatat tugas dan mereka-reka sinopsis yang akan kusajikan. Mendadak aku ingat anak bungsuku, sedang apakah dia di kamar yang sepi ? Biasanya kalau ada soal yang tidak bisa dipahami, dia akan ngedumel sendiri di kamar. Sepelan mungkin aku melongok agar tidak menggangu konsentrasinya. Dia lagi asyik memelototi HPnya, tanpa menyadari kehadiranku,

“ Bisakah dijawab ujiannya ,Nak ? “ tanyaku lembut. Mendadak wajahnya pucat saat melihat jam di dinding.

“ Aku belum masuk ujian jam ke 2 , Ma. Maaf Ma, aku main game tadi setelah ujian pertama. Lagian Mama kan belum kasi link dan token ujiannya. “ ujarnya sigap membela diri .

“ Adeeekkkk….. kenapa tak ingatin Mama ? Ampun deh lihat kamu Nak “ Teriakku panik..

Ampun ..... Bang Jago.

Aku lalai mengawasi anak ujian daring.

Segera kujapri wali kelasnya minta ujian susulan.

Ooh…. daring .

Oh …..pandemic covid .

Cepatlah berlalu.