Senja yang Berbisik
Senja yang Berbisik === Bulan telah jauh dari kepala. Kota kota dibakar mimpi. Hujan asam di atas jalan jalan yang padat. Horison melintas di bagian mata. Sepi dan tenteram. Tak ada mantra senja. Suara suara bising di telinga. Kadang sesekali melihat ke halaman depan rumah. Tak ada anak anak belia yang berlari. Oh...tubuh yang menjadi sangkar jiwa. Pikiran dan kesadaran menjalar ke gebang mahasepi dari batas senja yang menipis. Ia berbisik,mengintai atau menghardik!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
...gerbang mahasepi dari batas senja yang menipis. Ia berbisik,mengintai atau menghardik!Masya Allah, puisi nan apik. Hingga roma bergidik. Apa kabar ustaz? Salam literasi dari Medan. Semoga sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.
Wow hebat pak Taufik. Isi nya sangat menarik untuk disimak. Izin follow ya pak