Sketsa Syukur
Bagaimanapun juga, saya yakin kita bersepakat bahwa ungkapan rasa syukur tidak berbatas oleh ucapan dari lisan. Rasa syukur harus bisa dirasakan dan dilakukan juga oleh semua anggota tubuh kita yang lain. Terwejawantahkan dalam setiap gerak tubuh meskipun hanya sebatas senyuman manis di bibir kita. Dari situlah akan nampak rasa syukur mampu menggerakkan jiwa dan tubuh kita dengan penuh energi.
Umumnya orang yang bersyukur dengan keadaannya mampu bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Memberikan energi positif melalui aura kebahagiaan yang selalu terpancar dari dalam jiwanya. Begitu juga terpancarnya ketulusan dalam setiap perbuatannya. Itulah dimana saat orang merasakan begitu besar nikmat yang didapatkan karena rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Syukur selalu membawa nikmat berganda. Ini sudah dijanjikan. “Sesungguhnya, jika engkau bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, jika engkau ingkar (nikmat-Ku), niscaya adzabku sangat berat.” Ayat 7 Surah Ibrahim ini sudah sangat jelas menerangkan begitu luar biasanya dampak rasa syukur itu. Lalu bagaimanakah kita bisa menjadi kufur nikmat, jika kita dijanjikan berlipatnya nikmat dalam hidup kita, saat kita mampu dan mau bersyukur?
Perihal syukur, ini tak lepas dari perhatian pakar-pakar psikologi. Betapa tidak, syukur, dalam hal ilmu pengetahuan merupakan bagian dari psikologi seseorang. Jika rasa syukur itu sesuatu yang baik, maka seharusnya psikologi orang itu juga akan baik.
Dikutip dari Majalah Hadila, seorang profesor psikologi dari Universitas of California, Robert Emmons, dalam buku hasil penelitiannya, “Thanks, How the New Science of Gratitude Cam Make You Happier”, mengatakan bahwa bersyukur mampu meningkatkan kebahagiaan sekitar 25 % dalam hidup seseorang. Bersyukur mampu memicu suatu standar hidup yang positif baik secara mental, fisik sosial ataupun secara sosial seseorang.
Orang yang pandai bersyukur, maka mudah sekali untuk tersenyum, menghormati, menyayangi, dan bersemangat dalam hidupnya. Secara sosial, maka orang tersebut akan mudah bergaul, ramah terhadap orang lain, menghargai orang, mudah berempati dan tidak segan membantu walaupun terkadang dia sendiri merasa kurang. Secara fisik, orang yang bersyukur, akan memanfaatkan setiap hidupnya untuk melakukan hal yang produktif. Olahraga, gaya hidup sehat dilakukan untuk kesehatan badan. Membaca, menulis, tadabur alam dilakukan untuk kesehatan jiwanya.
Oleh sebab itu, begitu besarnya dampak positif bagi kehidupan seseorang, maka rugilah kita jika melupakan syukur dalam setiap detik hidup kita. Mari bersama-sama mulai setiap pagi kita dengan doa dan ucapan Alhamdulillah, kemudian rangkai peristiwa dalam sehari dengan penuh kebermanfaatan bagi sekitar kita. Dengan dilakukan secara sadar, bahwa semua dilakukan karena-Nya, dan semua akan kembali kepada-Nya.
Salam.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar