Tuhan Masih Ada
Tuhan Masih Ada
#92
Kisah ini harus ku ceritakan, agar gundah hati bisa kuhempaskan. Maafkan aku saudaraku, karena lewat untaian doa dan media ini, kubisa menyampaikan kerisauanmu dan kegelisahan hatimu. Sedaya mampu kutunjukan jalan, dan juga sekedar pelepas lapar. Yakinlah kita masih punya Tuhan yang Maha Penyayang, yang selalu mendengar doa doa setiap hambanya. Memohon ampunlah kepadanya, Insya Allah ampunannyq lebih luas daripada luasnya langit dan bumi.
Dunia memang kejam, bahkan terlalu kejam bagi kita yang tidak memiliki jabatan dan harta. Bagi mereka mungkin ini hanya permainan cacing, yang lihai akan terus bertambah besar. Yang besar akan menyantap yang kecil. Tak ada kawan, bahkan satu warna, satu asal bisa saja saling menyudutkan dan mematikan. Permainan yang menambah saldo saldo rekening mereka, entah siapa yang menjadi pemain dan dipermainkan. Yang pastinya saat ini kita sedang diuji, dicoba dengan ketakutan dan keberanian bersatu padu.
Lagi dan lagi ekonomi menjadi sasaran, benar apa yang di sabdakan Nabi "Hampir saja ke Fakiran menjadikan Ke kufuran" dan itu yang telah engkau lakukan. Syirik dalam bahasa agama, menyekutukan Allah dengan cara memohon bantuan makhluk Jin. Bahkan menurut cerita yang engkau utarakan, dengan linangan air mata. Perbuatan ini engkau sengaj karena hampit tidak kuat lagi menanggung beban hidup yang begitu menyakitkan. Untuk makan sehati hari saja, sudah sangat susah untuk didapatkan.
Mencari sesuap nasi demi hari esok agar tetap hidup, mungkin ini hanya fiksi bagimu, penambah bumbu disetiap tulisanmu. Tapi Demi Pemilik alam ini, kisah ini adalah kisah nyata yang menghempaskanku dari kesombongan dan kebutaan hati. Ditengah pandemic ini, ratusan bahkan ribuan manusia menjerit, dengan semakin sulitnya ekonomi. Bukan hanya narasi, tapi fakta yang terjadi ditengah kerisauan ini. Satu sisi harus patuh terhadap aturan, sisi lain perut tak kenal prikemanusian.
Biarlah kugoreskan disini cerita ini, semoga kelak Tuhan menyaksikan engkau benar telah meminta Ampun kepadanya atas kesilapanmu selama ini. Jalan yang telah engkau tempuh, adalah jalan setan, yang terus mencari kesempatan untuk mengajak manusia kepada jalan kedurhakaan. Namun Tuhan Masih ada, akan terus memberi jalan bagi setiap insan, apalagi mereka menginginkan keselamatan.
Malam itu jadi saksi bisu, pemuda separuh baya, yang usianya jauh dibawah saya. Tapi takdir berkata lain, lelaki itu sudah punya Istri anak 3, dan yang tertua duduk dibangku kelas 8 SMP.
Asssalamu alaikum bang ustad?
Walaikum salam! Oh.... Anggi, silahkan masuk,,,
Malam itu, kebetulan dirumah sedang kami sendiri, Istri serta anak anak sedang mudik kekampung neneknya. Kebetulan daerah kami masih zona aman, sudah lajim setiap menjelang Ramadhan Jiarah ke Makam almarhum Tulang ( Ayah Istri). Karena sesuatu hal, kami tidak jadi ikut bersama rombongan Mora ( Ipar) bawa mobil sendiri.
Ndak usah bang, disini saja. Mohon maaf bang saya beranikan mengganggu abang datang berkunjung kerumah! Jawab adik ini, sambil mengambil kursi di teras rumah.
Bersambung.....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Belum tuntas,..ditunggu kelanjutannya. Smoga Allah slu Menerangi dgn hidayahnya dlm segala situasi dan kondisi... Siapakah ini gerangan???
Aminn. Insya Allah nanti kita tuntaskan heee
Aminn. Insya Allah nanti kita tuntaskan heee
Barulah aku tau....Cerita seseorang...
Heeee
Sangat menyentuh ceritanya
Terima kasih bu