Koneksi Antar Materi
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3
OLEH : TAUFIK, S. Pd
CGP ANGKATAN 5 KAB. PAMEKASAN
SD NEGERI PALENGAAN LAOK 2
A. Bagaimana peran anda sebagai seorang coach disekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya dipaket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran social emosional ?
Siswa bukanlah seperti kertas kosong. Mereka datang dari berbagai latar belakang yang heterogen, membawa kemampuan, bakat dan potensi yang berbeda-beda. Oleh hal itu sebagai guru, kita bertugas untuk menguatkan latar belakang mereka sebagai bekal pondasi kuat mencapai cita-cita menjadi mahluk sosialis yang menemukan jati dirinya serta melejitkan potensi bawaan tersebut. Tentunya caranya dengan menuntun, mengarahkan mereka mencapai kodrat alam dan kodrat zaman mereka.
Salah satu keterampilan yang diperlukan oleh seorang guru adalah Coaching. Coaching merupakan bentuk kemitraan bersama coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesioanl yang dimilikinya melali proses yang menstimulasikan dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif aktif dalam dirinya. Dengan menggunakan coaching, seorang guru tidak langsung memberikan solusi kepada siswanya, tapi memberikan stimulais kepadanya sehingga nantinya siswa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Agar dapat menjalankan perannya sebagai coach, seorang guru mesti dapat melakukan komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching. Komunikasi yang memberdayakan dapat diartikan sebagai proses meneruskan informasi atau pesan dari satu pihak ke pihak yang lain dengan menggunakan media kata, tulisan ataupun tanda peraga. Diharapkan coach dapat melaksanakn komunikasi yang asertif, artinya komunikasi dapat membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak.
Langkah-langkah coaching tersebut dapat diterapkan dalam Pembelajaran Berdifernsiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional, baik di awal, ditengah dan diakhir pembelajaran. Sebelum memulai pelajaran misalkan seorang guru mesti memetakan kebutuhan belajar siswanya sebagai bentuk Praktik pembelajaran Berdifernsiasi. Kebutuhan belajar ini dilihat dari: kesiapan belajar, minat dan profil siswa. Berdasarkan peta kebutuhan belajar tersebut, maka seorang guru akan menentukan strategi dalam melakasanakan diferensiasi. Strategi tersebut dapat berupa diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi berarti seorang guru telah mengaplikasikan hasil pelaksanana coaching terhadap siswanya sehingga para siswa menjadi nyaman dalam belajar. Dari semua rangkaian kegiatan tersebut jika ada salah satu siswa yang tidak sesuai dengan harapan dikarenakan ada masalah, guru hadir ditengah-tengah mereka untuk memberikan penguatan dalam diri siswa lewat praktik coaching tersebut.
Demikian pula saat pelaksaan pembelajaran social dan emosional yang dimasukkan dalam pembelejaran berdiferensiasi akan sedikit banyak memberikan ruang kebebasan dalam diri untuk menghayati, mengstabilkan diri setelah melakukan teknik stop. Dengan kata lain coaching akan membantu guru dalam mengenali permasalahan siswanya dalam belajar. Untuk mengaasi permasalahan tersebut, guru akan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang ditunjang dengan adanya pembelajaran social emosional (PSE).
B. Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran?
Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi antara coach dengan coachee yang dilakukan dengan langkah – langkah pembicaraan yang sistematis dan bertujuan pada goal yang ditargetkan yakni menemukan solusi mandiri atas permasalahan yang sedang dialami coachee itu sendiri.
Coaching apabila diaplikasikan oleh seorang guru untuk menuntun pembelajaran kepada siswa maka akan menghasilkan hal positif yang sangat membantu guru dalam memfasilitasi peningkatan performa belajar, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari siswa yang dituntunnya.
Nah,kehadiran guru ini sebagai problem solving terhadap siswa dengan menggunakan pendekatan model coaching biasa membantu siswa dalam menemukan solusi permasalahannya dan guru juga bias menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran.
Selain itu, dengan menggunakan pendekatan model coaching ini, seorang guru akan mampu mendorong siswa terbiasa mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, berkolaborasi dan berpikir kreatif selama proses coaching berlangsung untuk menggali potensinya sendiri sebagai bekal menyelesaikan permasalahan yang sedang dhadapinya guna mencapai kemerdekaan dalam belajar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang sangat berbobot. Bagus sekali. Salam literasi.
mantap,dan cukup inspirati