Para Penggali Kubur
Penggali Kubur Tuan, lelaki tua bermahkotakan senja yang kian lunturHilir keringat mengalir di tengah kuburMengais mimpi; terus mengais hinga leburTak mungkin cahaya itu gugurTak mungkin secepat itu harapan hancurTetapi tuan, kau tampak lelahMatamu berdarah-darahLidahmu bernanah-nanahLehermu geliat daki dan goresan tanahTulang yang hampir patahTuan, segeralahOh tuan, mereka mulai mendekat!Menyingkirlah cepat! Tertawalah sejenak, tengok mereka yang sedang bermunajatBeberapa waktu kemudian, kembalilah eratRaih cangkulmu dan singkirkan itu mayatOh jangan lupa tuan, hadapkan ia ke barat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yg keren Pak. Sukses selalu