Sejak pandemi ini, masalah yang paling utaman bagi para ibu pekerja adalah bagaimana menghandel anak-anak mereka. Selama ini anak - anak yang biasanya dakam pengawasan sekolah selama bekerja otomatis tidak bisa dilakukan lagi.

Hal inilah yang jadi pilemik sehari - hari bagi saya, ketika awal pandemi saya beserta suami masih wfh, semuya masih bisa aman terkendali, proses daring bisa berjalan lancar, sambil mengajar secara daring, saya juga mendampingi dua anak saya yang saat itu masih TK untuk menyelesaikan tugas - tugas, sempat pula sistem kerja 50% wfh dan 50% wfo, saya berusaha menyesuaikan jadwal say dengan suami, jadi kami bisa bergantian setiap harinya untuk masuk dan mengawasi anak dirumah, maklum selama ini kami tidak pernah memakai jasa pembantu.

Namun menjadi sangat sulit ketika saat ini kami sudah full wfo, terpaksa saya menyakinkan diri untuk meninggal anak - anak dirumah sendirian, diawal saya kakukan tindkan preventif dengan mengunci pagar dan pintu keluar mematikan saklar listrik juga mencabut regulator kompor, mesku sedikit tidak tenang dalam bekerja namun itu solusi yang bisa saya kami lakukan, Alhamdulillah seiring berjalanya waktu anak - anak sudah terbiasa dengan dirumah sendirian, sekarang si bungsu sudah kelas satu SD dan sebentar lagi si kecil juga akan masuk SD pula, sehari - hari mereka dirumah sendirian, tapi jangan tanya ap yang mereka lakukan, setiap pulang kerja semua teman - temanya penuh di dalam rumah mainah sudah seperti kapal pecah, dari teras rug tamu rug kluarga kamar saya kamar mereka berserakan , crayon buku lego mobil robot semua ada. Tiap oulang rumah bak kapak pecah, tapi yang pasti mereka aman dirumah itu yang terpenting, dan mereka belajar mandiri beradaptasi denag kondisi orangtuanya.