Nasi Kuning Nenek Ria (12)
Beberapa menit kemudian Rita juga datang.
“Bu…Ibu… Ibu… Rita sudah datang bu… ,“ Rita juga berusaha memulihkan kesadaran Ibunya.
“Bu.. Ibu…ayo bangun Bu… Ibu kuatkan? ayo kita pulang makan nasi kuning bareng-bareng Bu…,” Rita dan Puput berusaha menyadarkan ibunya bersama-sama.
“Ayo Nek… Nenek Ria… kami ingin makan nasi kuning bareng Nenek…. Ayo bangun Nek… kami sudah di sini Nek… ayo bangun…,” suara iba keempat anak puput dan ketiga anak Rita serempak berusaha juga membangunkan Nenek Ria.
Tangan Nenek Ria mulai bergerak-gerak dan matanya mulai terbuka sedikit demi sedikit. Bayangan Puput dan Rita mulai terlihat meski kabur. Terasa sekali matanya masih berat dibuka. Sekilas Nenek Ria juga menemukan bayangan cucu-cucunya.
Rita dan Puput mulai memanggil lagi, “ Ibu…Ibu… ayo bangun Bu… kami sudah berkumpul ..ayo makan nasi kuning bareng seperti biasanya.. ayo bangun Bu…”
Berangsur-angsur kesadaran Nenek Ria Kembali pulih. Kedua putrinya mulai bernafas lega dan tak lupa mengucap “Alhamdulillah”, mereka serentak bersyukur kepada Allah SWT. Setelah mengurus semua administrasi dan Nenek Ria bisa bangun, berjalan mereka diizinkan pulang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
salam litersi, terima kasih
Mantab cerpennya, salam sukses berkarya bu
terima kasih. aamin