Kisah Pilu Audrey : Bagai Sinetron Dibelah Dua
Kisah pilu Audrey pelajar SMP dari Pontianak ini menjalar ke seluruh penjuru nusantara. Audrey dikeroyok oleh 12 siswi SMA dengan sadis hingga sekarat dan hingga kini dirawat di Rumah Sakit Promedika Pontianak. Umpatan geram dan marah kepada 12 siswi SMA terus memenuhi isi medsos, para netizen dari kalangan sesama pelajar SMP di nusantara tak henti-hentinya menembakan peluru – peluru kata-katanya ke arah si pembuli. Juga hujan cercaan dari pelajar setingkat SMA yang geram mendengar berita betapa kejamnya gerombolan si putih abu2 itu, padahal mereka semua adalah pelajar wanita, perempuan,yang secara alamiayah memiliki sifat bawaan yang lembut, kasih sayang, welas asih, dan damai hatinya.
Kisah pilu Audrey adalah kisah dendam antar umat manusia yang sudah ada sejak zaman anak cucu manusia pertama. Berbagai motif dendam muncul dalam hati anak Adam, termasuk anak – anak remaja yang menginjak usia dewasa di Pontianak ini. Dendam ini muncul akibat kemarahan yang dipendam, kemarahan ini muncul dari motif yang berbeda - beda. Ada berita mengenai motif pengeroyokan kepada Audrey adalah akibat kisah asmara antara kakaknya dengan pelajar SMA, kakaknya yang jatuh asmara adiknya yang sengsara, sampai kasus yang lebih rumit yaitu akibat seringnya si pelaku dihubung-hubungkan dengan hutang almarhumah ibunya yang kerap kali disebut – sebut oleh korban.
Entah apapun motifnya, namun kisah ini merambat di dunia maya bagai api yang merambat di rerumputan kering di musim panas, membakar dengan cepat ke dalam dada manusia yang mendengar kisahnya. Tak satupun orang yang yang tidak mengecam konspirasi jahat pelajar SMA ini. Konspirasi jahat dari mulai mereka menjemput korban, lalu mengajaknya ke jalan Sulawesi yang sepi, kemudian menariknya ke belakang gedung yang sepi, hingga kisah ini mencapai klimaksnya ; Audrey disiram , lalu dijambak rambutnya, dicakar dan dipukul mukanya, diinjak perutnya, dibenturkan kepalanya ke aspal, hingga usaha untuk menghilangkan kehormatannya sebagai seorang gadis – dilakukan oleh sesama anak gadis -. Sadis !
Marah anda mendengarnya ? Saya pun sama begitu, marah juga. Pengacara sekelas Hotman Paris pun ikut berkomentar mengenai masalah ini, bahkan Bapak Presiden RI sampai memerintahkan kepada Kapolri agar menangani kasus ini dengan tegas namun bijaksana. Jelas ini adalah masalah serius yang harus ditangani dengan serius. Beredarnya rumor bahwa si pelaku adalah anak pejabat di kota itu makin mengkhawatirkan netizen, hingga munculah tagar justiceforAudrey yang membumbung tinggi ke awan melewati berita pemilu tahun ini. Petisi yang dibuat oleh Fachira Anindy kepada Polda Kalbar melalui change.org pada saat opini ini ditulis sudah ditandatangani oleh 3.701.002, dan masih akan terus bertambah banyak lagi pemberi tanda tangan untuk petisi ini.
Kisah ini layaknya sinetron yang sering tayang di dunia pertelivisian Indonesia. Dari mulai kisah saling berkomentar pedas di medsos, adanya kisah asmara, ditambah kisah hutang - piutang, lengkap sudah. Kemudian merembet sampai klimaksnya saat 12 siswi SMA mengeroyok Audrey hingga sekarat. Hari hari ini kisah pilu Audrey sedang menuju ke arah anti klimaksnya melalui penyelidikann kepolisian untuk menemukan titik terang.
Saya pernah mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa – siswa SMP di kelas saya, saya beri mereka empat opsi jawaban : A. Rumah B. Sekolah, C. Sinetron D. Televisi. Pertanyaan yang saya ajukan adalah : Dari mana kalian belajar kekerasan, dari mana kalian belajar cara melawan guru, darimana kalian belajar cara membuli teman, darimana kalian belajar cara menyakiti sesama teman, darimana kalian belajar cara membalas dendam ? Jawaban anak – anak murid saya hampir mayoritas hanya menjawab dua opsi terakhrir yaitu : C. sinetron dan D. Televisi. Hanya satu atau dua orang yang menjawab A. rumah dan tidak ada yang menjawab B. Sekolah.
Saya sanksi dengan jawaban mereka, saya kawatir mereka tidak menjawab B. Sekolah karena menghargai gurunya padahal ada kekerasan terjadi di sekolah di lingkungan pendidikan tanpa sepengetahuan kita.
Untuk para guru, adakah yang salah dengan kita sehingga lahir dari murid – murid kita jiwa yang menyimpan amarah, menyimpan dendam, meluapkan dendamnya dengan cara melakukan pengeroyokan , penganiayaan terhadap adiknya yang masih SMP hingga harus sekarat dan berhari – hari dirawat di RS ? adakah yang salah dengan kita ? Apa kesalahan kita ? apa kesalahan pendidikan kita ? bantu aku menemukan jawabanya. Dan bantu kami menemukan solusinya agar ini tidak lagi terjadi di Indonesia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Rumit, serumit benang kusut. Itulah kata paling sederhana yang mudah terucap. Tak ada ide besar, hanya secuil alternatif sebagai bentuk usaha meski setitik. Dari lingkungan terdekat kita, jaga adab, hormati perasaan orang lain.