Syamsuri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Buntung sesaat

BUNTUNG SESAAT

Baik bu, nanti pesanannya saya anter abis ashar yah... jawab saya sambil menutup percakapan lewat telpon dengan salah satu konsumen. Kumandang Adzan Ashar terdengar dari speker masjid, saya pun bergegas menuju ke Masjid yang jaraknya kurang lebih 100 meter dari rumah.

Setelah sholat Ashar, Saya mengeluarkan motor untuk mengantarkan pesanan bu Windi, namun baru saja motor keluar garasi, tiba tiba hujan turun dan langsung deres banget. Saya pun masuk kembali ke garasi dan motor saya parkirkan lagi. Sampai setengah jam hujan tidak berhenti, padahal saya jannjinya abis Ashar pesanan akan Saya antar. Ayah pake mobil aja sih nganterinnya hujannya deras loh dan mungkin juga lama kata Alya anak pertama Saya. Ya udahlah pake mobil aja, takutnya orangnya nungguin jawab saya meng iyakan saran dari anak saya.

Keluar dari garasi mobil.. hujan memang deras banget.. wipper harus di stel pada level dua agar dapat membersihkan air dari kaca depan mobil. Sepanjang perjalanan menuju ke tempat kerja bu Windi ternyata hujan deras banget.. sampai sampai aspal yang saya lewati semuanya tertutup air hujan. sepuluh menit kemudian, saya nyampe di kantor bu Windi, namun hujan masoh tetap deres. Saya tidak turun dari mobil, saya telpon bu Windi agar menghampiri ke mobil yang saya parkir persis di pintu gerbang kantornya.

Beliaupun menghampiri saya, pak ini uangnya..sambil menyerahkan uang kertas dualembar bergambar tokoh proklamator Indonesia. Iya bu terimakasih, ini pesannya Piscok Banacho Coklat dan Coklat kejunya sambil saya serahkan beberapa bungkus sesuai pesanan beliau. Terimakasih yah bu.. saya langsung pulang bu. Iya pak hati hati hujannya deras banget, bu windi mengingatkan saya.

Saya mundur untuk kembali ke rumah, namun di pertigaan dekat kantor bu Windi ternyata air sudah setinggi lutut orang dewasa, saya sempat berhenti beberapa saat untuk mengamati situasi jalan,, saya liat banyak motor yang mogok karena menerobos banjir. Mobil yang agak tinggi memang masih dapat menerjang banjir itu, namun karena mobil saya jenis sedan, makan saya tidak berani menerjangnya... satu jam saya berhenti untuk menunggu hujan reda, tapi hujan bukannya reda malah tambah deres.

Saya liat jam tangan sudah menunjukan jam 17.30 berarti bentar lagi waktunya berbuka puasa. Didepan saya liat mobil jenis sedan ada yang berani menerjang banjir, saya pun termotivasi kalau mobil itu bisa melewati banjir, berarti mobil saya juga pasti bisa karena saya liat mobil yang lewat tadi jenisnya sama dengan mobil saya. Ya. Alhamdulillah saya bisa melewati banjir tersebut yang ternyata hanya kurang lebih lima puluh meter jalan yang terendam air.

Baru saja berjalan beberapa meter saya liat jalan yang didepan saya terendam air lebih tinggi dari banjir pertama yang saya lewati, karena sudah terlanjur jalan.. saya coba terobos banjir itu, jantung saya berdebar kencang saat saya liat lampu indikator mesin menyala, dalam hati saya waduh jangan jangan mobil saya rusak nih... langsung saya matikan AC mobil, dan ternyata lampu indikator mesin mati kembali. Saya agak tenang, namun karena air sangat deras.. mobil saya sempat terbawa arus beberapa meter... gas mobil saya injak sampai pol, namun mobil tidak mau melaju.. pikiran saya mulai kacau, saya mencoba tetap tenang, dan alhamdulillah mobil sedikit demi sedikit bergerak lagi ke depan.. begitu sudah mulai bergerak ke depan.. ternyata di depan saya liat air mengalir sangat deras melewati Aspal air itu mengalir seperti air terjun kecil..air mengerus batas jalan cor dengan jalan yang belum di Cor sehingga menjadi agak tinggi untuk dapat dilewati mobil jenis sedan.

Saya harus ambil keputusan, mobil akan terendam kalau tidak melewati jalan yang tinggi itu, atau bemper depan yang saya korbankan.. ya, Saya pilih mengorbankan bember depan untuk bisa lolos dari jebakan banjir.. mobil saya gas pol lagi.. dan bletak... terdengar suara keras menghantam batas cor dengan mobil saya..

Dalam hati saya,, hancur ini mah bemper depan mobil. Saya berhenti sesaat depan pertokoan dekat, saya liat bemper saya aman, tidak ada yang pecah. Tapi ketika saya liat roda depan sebelah kiri ternyata spander dan karet belakang roda sudah tidak ada, ternyata suara tadi adalah suara karet dan spander yang lepas dari tempatnya..

Saya tetap bersyukur bisa lolos dari jebakan banjir walaupun harus berkorban spander rusak dan hilang terbawa arus air.

Keesokan harinya mobil saya bawa ke bengkel untuk di perbaiki, dan ternyata biaya yang saya keluarkan untuk biaya bengkel delapan kali lipat dari harga pesanan yang saya anter. Saya harus mengeluarkan delapan lembar uang kertas bergambar proklamator Indonesia. Dalam hati saya ini mah bukannya untung malah buntung..

Namun saya tetap bersyukur, saya dapat selamat dari jebakan banjir, ini masih lebih murah dibandingkan harus turun mesin pasti lebih mahal. Setelah dari bengkel saya kembali ke rumah. Saya ambil HP dan saya open PO lagi piscok banachonya dan juga saya buka pesanan daging untuk H-2 labaran. Dan alhamdulillah orderan saya nilainya luar biasa. Empat kali lipat biaya yang saya keluarkan untuk biaya bengkel. Alhamdulilah.. tenyata kejadian terjebak banjir itu istilahnya hanya Buntung sesaat.... lalu untung berlipat.

# tantangan hari ke 10

22 Mei 2020

29 Ramadhan 1441 H.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Rizki itu tidak akan tertukar pa insyaallah

22 May
Balas



search

New Post