CINTA BERSEMI KEMBALI (Bagian 5)
#TG 018 (03112021)
Mereka segera menyantap es krim tersebut sambil memandangi ombak di lautan yang saling berkejaran. Terlihat di atas sana birunya langit yang dihiasi awan berjalan berarakan, ditambah desiran angin semilir yang menyejukkan hati mereka menambah keindahan suasana pagi itu.
"Nur, boleh saya ngomong sama kamu?” kata Fikry kemudian.
"Emang dari tadi kamu belum ngomong?” Nurita meledek Fikry sambil tertawa.
“Ah, kamu Nur, saya serius nih. Kamu jangan ngeledek saya terus.”
"Ya … ya, kamu mau ngomong apa, nak. Ibu mau mendengarkan,” kata Nurita kemudian sambil mengusap-usap kepala Fikry seolah-olah dia adalah ibunya.
Merasa dipermainkan Nurita Fikry menyambar tangan Nurita yang masih mengelus kepalanya sambil dicubitnya dengan gemas.
"Ayo, kamu bilang ampun, kalau mau dilepas!” kata Fikry seolah-olah bersikap galak.
"Aduh … aduh … sakit, Fik!”
“Makanya jangan ngeledek terus.”
""Ya, ampun, om,” kata Nurita sambil terus tertawa.
Fikry segera melepaskan cubitannya dan ikut tertawa juga seiring keceriaan Nurita yang mempermainkannya. Merekapun tertawa lepas bersama-sama.
"Nur saya menyukai kamu. Saya mencintai kamu,” kata Fikry sambil memandangi wajah Nurita yang tampak tenang. Wajahnya yang bersih ditambah rona mentari pagi yang menerobos di sela-sela daun kelapa semakin menambah kecantikan alami Nurita. Fikry terdiam belum bisa melanjutkan kata-katanya. Nurita membalas tatapan Fikry, tapi masih terdiam seribu bahasa menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut Fikry.
“Apa kamu mempunyai perasaan yang sama seperti yang aku rasakan, Nur?” lanjut Fikry. Nurita belum berkata-kata. Sementara suara bedug lebaran bertalu-talu di benak Fikry menanti jawaban yang akan terucap dari mulut Nurita yang mungil.
“Apa benar begitu, Fik?” sahut Nurita seakan meragukan kata-kata yang baru keluar dari mulut Fikry.
“Mengapa kamu bilang begitu, Nur? Apa yang membuat kamu ragu?” Fikry mencoba mengorek jawaban Nurita.
“Saya lihat teman wanita kamu banyak, Fik. Itu yang aku tahu. Belum lagi yang tidak aku ketahui. Apa mungkin seorang Fikry Al Fatoni yang begitu banyak dikenal dan dikagumi banyak wanita bisa mencintai dan menyayangi gadis seperti aku?”
"Saya jujur kepadamu, Nur. Dari lubuk hatiku yang paling dalam aku sangat mencintai kamu, Nur. Walaupun banyak wanita lain aku tidak akan pernah berpaling darimu, Nur,” Fikry mencoba meyakinkan sambil matanya terus memandangi wajah Nurita.
"Sebenarnya …,” Nurita menghentikan ucapannya. Fikry semakin berdebar-debar menunggu kelanjutan kata-kata Nurita. Dia mencoba bersikap tenang, walaupun debaran di dadanya semakin menjadi-jadi.
"Mengapa, Nur?”
Nurita belum mau melanjutkan kata-katanya. Dia sekan-akan ragu untuk meneruskannya.
“Sebenarnya saya juga suka sama kamu, Fik. Tetapi ketika saya lihat begitu banyak wanita yang menggandrungimu aku jadi ragu, Fik. Aku takut hanya menjadi pilihan yang terakhir darimu,” jawab Nurita.
“Percaya padaku, Nur. Kamu adalah pilihan pertamaku,” lanjut Fikry mencoba meyakinkan Nurita.
“Baiklah, Fik. Aku terima kamu. Semoga kamu juga bisa menerima aku apa adanya,” jawab Nurita yang bagi Fikry seolah-olah seperti penyakit bisul yang meledak mendadak. Fikry sangat bahagia mendengar jawaban Nurita. Inilah jawaban yang selalu ditunggu-tunggunya.
“Nur, aku berjanji akan selalu membahagiakanmu,” kata Fikry sambil mengenggam erat kedua tangan Nurita. Nurita tersenyum dan Fikrypun bahagia melihat senyum Nurita yang terkembang di bibir mungilnya.
Tanpa terasa sudah hampir pukul sebelas siang. Matahari sudah hampir di atas kepala mereka. Nurita segera mengajak Fikry pulang.
“Sudah hampir siang, Fik. Ayo kita pulang! Tadi kamu sudah berjanji sama ibu untuk cepat pulang,” Nurita mengingatkan.
Merekapun segera pulang dengan berbocengan. Tampak wajah Fikry berseri-seri karena perasaannya yang selama ini dia pendam sudah bisa diungkapkan dan Dewi Nurita Wulandari gadis pujaannya itu bisa menerima uluran cintanya. (Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ceritanya keren pak Syamsul salam kenal ijin follow dn follow back ya terima kasih
Terima kasih Pak Supriyanto
Keren ceritanya.. saya suka.
Terima kasih Bu Nurita eh.... Bu Nur Indah Rakhmawati
Betapa senangnya hati Fikri. Sukses selalu pak Syamsul
Ya pak ... Trims Pak Sudiwanto
Semoga endingnya, Fikri dan Nur bersatu ya
semoga ... Terima kasih ibu