Membangun Sekolah Hijau (Green School)
Gagasan membangun sekolah hijau (green school) di Indonesia bertitik tolak pada pemikiran dan kesadaran kita, bahwa sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan wadah yang tepat untuk menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta pada alam dan lingkungan. Sekolah dianggap mampu untuk memberikan pendidikan lingkungan hidup sejak dini kepada peserta didik, membangun pola berpikir (mindset) pada semua warga sekolah (baca: peserta didik, guru dan tenaga kependidikan) tentang pelestarian alam dan lingkungan, serta menggembleng peserta didik yang kelak akan menjadi agen perubahan (change of agent) pelestarian alam dan lingkungan.
Apakah yang dimaksud dengan katagori sekolah hijau (green school) itu? Apakah terdapat pada sekolah yang memiliki taman yang hijau? Atau pada sekolah yang memiliki koleksi tanaman di dalam rumah kaca (green house)? Atau bahkan pada sekolah yang memiliki tanaman obat keluarga (TOGA) di halamannya?. Tentu saja katagori sekolah hijau (green school) tidak semudah dan sesederhana itu.
Untuk membangun sekolah hijau (green school), sebuah sekolah wajib memiliki empat syarat utama, yaitu pengetahuan hijau (green cognitive), sikap hijau (green affective), keterampilan hijau (green psychomotor), dan lingkungan hijau (green environment).
Pengetahuan hijau (green cognitive) berpijak pada kata 5W + 1H, artinya semua warga sekolah harus paham betul tentang Apa (What) itu sekolah hijau, Mengapa (Why) harus dijadikan sekolah hijau, Siapa (Who) saja yang harus terlibat dalam sekolah hijau, Dimana (Where) atau lokasi mana saja yang harus dihijaukan, Kapan (When) pelaksanaan sekolah hijau itu dicanangkan, serta Bagaimana (How) penerapan sekolah hijau secara baik dan benar.
Selama ini banyak diantara warga sekolah yang menerima informasi yang simpang siur tentang konsep sekolah hijau itu. Ada pendapat bahwa sekolah hijau itu hanya tanggung jawab kepala sekolah dan guru, atau peserta didik saja yang bertugas membuat sekolah jadi hijau, atau hanya pekerjaan tukang kebun sekolah yang sering membuat taman hijau.
Bahkan program dan implementasinya hanya melibatkan sebagian warga sekolah saja (tidak menyeluruh). Padahal jika semua warga sekolah mempunyai konsep berpikir (mindset) dan pengetahuan yang sama tentang apa sekolah hijau itu?, maka akan memudahkan pihak sekolah dalam menyusun program dan implementasi sekolah hijau itu.
Sikap hijau (green affective) berhubungan dengan sikap dan cara pandang semua warga sekolah terhadap alam dan lingkungan. Pemahaman terhadap alam dan lingkungan bukan hanya tahu dan paham secara pengetahuan, tetapi harus diarahkan pada perenungan tentang hakikat dan peranan manusia di permukaan bumi. Jika input pengetahuan dan proses perenungannya berlangsung dengan baik, maka upaya pelestarian alam dan lingkungan bukan karena terpaksa, tetapi atas dorongan, kesadaran sikap dan tanggung jawab pribadi yang disertai dengan niat dan semangat yang tinggi.
Keterampilan hijau (green psychomotor) berkaitan erat dengan kegiatan nyata dari semua warga sekolah dalam penerapan sekolah hijau. Adapun beberapa kegiatan yang bisa dilaksanakan, yaitu pertama, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler (pencinta alam, kader hijau, jum’at bersih, lomba kebersihan kelas), kedua, kegiatan aksi lingkungan yang diprakarsai sekolah dan melibatkan masyarakat (penanaman pohon, pengelolaan sampah, kampanye lingkungan), ketiga, keikutsertaan sekolah pada aksi lingkungan yang dilaksanakan pihak luar (gerakan penanaman sejuta pohon yang dilaksanakan oleh pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat), keempat, pemanfaatan sarana pendukung sekolah untuk media pembelajaran lingkungan hidup (pengelolaan sampah/komposting, TOGA, green house, papan nama ilmiah dan nama daerah/lokal suatu tanaman),
Kelima, pengelolaan sarana pendukung dan fasilitas sekolah yang ramah lingkungan (pengaturan ventilisasi dan cahaya sekolah, pengaturan dan pemeliharaan pohon penghijauan), keenam, upaya pengelolaan dan fasilitas sanitasi (penyediaan tenaga, keterlibatan peserta didik dan guru, ketersediaan air bersih, kebersihan drainase), ketujuh, upaya implementasi penghematan sumber daya alam (penghematan air, listrik dan alat tulis kantor), kedelapan, upaya peningkatan kantin, makanan dan minuman sehat ( penempatan lokasi, sosialisasi kriteria makanan sehat pada pengelola), dan sembilan, upaya pengelolaan sampah (tempat sampah organik dan an organik, sistem pengangkutan sampah, kegiatan 3R-recycle, reuse dan reduce-).
Lingkungan hijau (green environment) adalah lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat pengaturan, pembuatan dan pemeliharaan hutan sekolah, taman sekolah, kebun sekolah, green house dan tanaman penghijauan lainnya serta logo/slogan/kredo dan baliho yang berkaitan dengan pelestarian alam dan lingkungan.
Jika lingkungan hijau di sekolah telah menjadi sebuah kebutuhan, maka peserta didik dengan berbagai aktivitas dan kreativitasnya akan membuat lingkungan sekolah menjadi tempat belajar yang nyaman, rindang, bersih dan indah. Dengan lingkungan yang seperti itu akan membuat peserta didik dapat belajar dengan penuh konsentrasi yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar.
Bila keempat syarat utama di atas telah terpenuhi, sebuah sekolah layak memperkenalkan dirinya sebagai sekolah hijau. Sebaliknya jika salah satu syarat itu tidak ada, maka cita-cita membangun sekolah hijau tidak akan berhasil dengan sempurna. Namun demikian, jika semua warga sekolah mempunyai niat dan semangat yang tinggi untuk membangun sekolah hijau, pasti cita-cita itu akan tercapai.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Good article Pak... Good Luck