Oleh:Syai_Riz

Jangan sekali-kali melupakan sejarah (jasmerah), begitulah pesan agung Bung Karno yang sangat dipegang oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Ungkapan ini memberikan pesan penting bagi kita, seluruh elemen bangsa, agar senantiasa mengingat pengorbanan dan perjuangan para pendahulu kita. Dengan senantiasa mengingat jerih para pejuang yang berusaha menggapai kemerdekaan bangsa, para generasi penerus bangsa menjadi berenergi. Terus berkarya bagi nusa dan bangsa tercinta.

Pesan penting berikutnya adalah apapun yang akan, sedang dan telah kita lakukan, akan tercatat dalam sejarah indah atau sejarah kelam bagi generasi penerusnya yang akan datang. Masyarakat mendatang akan selalu mengingat kita dengan "prestasi fenomenal" yang telah kita lakukan. Teringat dalam perbincangan santai dengan Mak Ibeh di suatu senja, beliau berkata "Cong, manusia itu akan terus dikenang terus sesuai "prestasi menonjol" yang dimilikinya". Bahkan meski dia sudah masuk liang kubur sekalipun. Dia tetap dikaitkan dengan kelakuan masa lalunya. Di atas liang lahat, tak jarang para penziarah berkata, "Orang ini dulu saat menjabat Walikota, melegalkan prostitusi dan judi, sehingga banyak generasi muda kita terjerembab pada kegiatan maksiat itu". Atau, beda lagi. "Orang yang dikubur disini, dulu saat jadi Bupati, dia yang memberantas judi, prostitusi dan banyak membangun sarana transportasi sehingga kota ini berangsur-angsur kehidupan masyarakatnya membaik". 

"Inilah arti panjang umur itu, Cong. Kata orang Madura, berkat omor itu." 

Setelah beberapa tahun berselang kini baru kupahami makna panjang umur dari Mak Ibeh. Ternyata panjang umur dalam versi Mak Ibeh, seseorang itu akan senantiasa disebut-sebut berdasar "prestasi fenomenal" semasa hidupnya. Jika amal fenomenalnya bagus, panjang umurnyapun akan positif. Sebaliknya jika amal fenomenalnya jelek, diapun akan selalu dikenang dengan kejelekannya.