LAHIRKU
#tangan hari 24
#tantangan gurusiana
Terpekur dalam keheningan malam sapa aku lembut dalam alfa. Khilaf dosa pada 49 tahun kepasrahan do’a, dosa ibadah terangkum lumuri bait-bait pengambdian pada rapuh jasad terselimut jelaga hentakan kasih dan asa. Gelegr petir menyusup lembut gendang lamunan kekalutan diriring rinai hujan tersapu lembut kumandang sahdu azan shubuh terdenganr jauh. Usapan ketenanganhati perasaan sejuk dalam basuh tetesan air wudhu kala basuh debu-debu kehidupan pana.
Butir keingkarang perlahan merangkak minggat dikikis do’a dan munajat. Harapan kebaikan memeluk kebaikan dalam menghadap sang Kholik
Dalam zikir
Dalam sujud
Dalam air mata
Aku pasrah...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Singkat padat dan mantap.Terimakasih telah berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id
Sama2...saya jg ucapkan makasih
Keren larik-larik puisinya mengandung makna yg dalam. Sukses selalu pak.
Makasih
Puisinya kerennn.....Sayang sekali tak.ada tanda baca.....dan paragraf...sehingga agak susah memahami nya pak Syaiful......
insyaallah penulis menyerahkan keseluruhan kepada pembacakarena saat hasil karya di baca pembaca, maka karya itu punya pembaca(trimakasih sarannya)
Semua hajat semoga diijabah. Barokallah pak
Makasih...
Diksinya indah pak
Kembali kepada pengarti makna bu...
Puisi dengan makna yang hebat... keren
Makna itu milik kita yg baca...bukan penulis kata penyair
Mantap puisinya, Pak. Suami saya orang Lebong, Pak. Salam kenal, Pak.
Oh iya salam kenal saja bu...saya do curup - Rejang lebong