syaiful bahri

Saya seorang guru di SMP Negeri 6 Rejang Lebong yang pernah mendirikan sanggar Seni teater di Bengkulu "Teater Kito Bengkulu" sebagai menikmat seni betapa senan...

Selengkapnya
Navigasi Web
JARI KELINGKING( Bagian 3 )

JARI KELINGKING( Bagian 3 )

#tantangan hari ke- 28

#tantangan gurusiana

Entah sudah berapa lama juragan Rahman pingsan. Ketika dengan perlahan membuka matanya terasa ada bayang-bayang disekitar dirinya. Ternyata kedua kaki dan tangannya terikat . Tampak berada di sebuah panggung yang terbuat dari jalinan betong yang berdiameter 10 cm. Panggung yang tidak begitu besar yng dihias dengan beberapa dedaunan. Dibawah panggung sebuah gundukan kayu yang masih membara. Dari asap yang keluar ada bau mistis yang menyengat penciumannya.

“ Ah dimana aku..Man..Man, apa kamu sudah sadar?”

“ Ia juragan, saya tidak apa-apa. Bagaimana juragan ?”

“ Aku tidak apa-apa, tapi leherku masih terasa sakit kena mata golok tadi “.

“ Kita dimana Juragan, kelihatannya seperti di suku pedalaman “

“ Ia benar, coba kamu lihat kesana “

Diman mengikuti isyarat arah mata juragan menunju sekelompok manusia. Dari tampangnya hampir tidak tertutup tubuhnya oleh pakaian hanya bagian tertentun saja yang di tutup oleh semacam pelepah kayu. Rambut gimbal dan perawakan tampak tidak pernah bertemu air.

Tiba-tiba sebuah ujung benda menyentuh perut juragan Rahman.

“hoo...hooo “ dengan menggunakan isyarat seorang liar itu mendorong ujung benda ternyata sebuah tomak dengan matanya terbuat dari batu yang telah diruncingkan. Dan yang lain berusaha melepaskan ikatan juragan Rahman dan Dirman. Juragan dan mandor didorong paksa kearah sebuah tempat yang menyerupai sebuah tenda hanya terbuat dari pelepah daun rumbia hutan.

Ternyata adalah seoarang yang kelihatan sangat di segani dari kelompok disitu. Mungkin kepala sukunya. Dari bahasa isyarat kelima orang pedalaman itu mundur dan keluar dari tempat. Orang yang dianggap kepala suku itu mendekati juragan Rahman dan kadangkala berpindah ke Dirman secara bergantian. Seluruh tubuh kedua samdera itu ditelusuri inci demi inci. Tepat pada kaki kiri juragan. Kepala suku menggeleng-gelengkan kepalanya tanda kecewa.

“ha...ahha...huu...ha..” dengan suara isyarat. Tiga orang masuk langsung membawa juragan Rahman dan mandor Dirman keluar. Kepala suku menunjuk kearah mandor Dirman. Dipisahkan kannya kedua sandera. Tampak mandor Dirman dengan ancaman tombak dan golok digiring kearah jurang. Mandor Dirman meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari dorongan orang primitif. Tapi usahanya sia-sia.

“ Juragan tolong...tolong...!” rintihan dirman samar-samar dan terdengar sayup diantara nyanyian pemujaan suku primitif itu.

“ Ah.......” suara dirman semakin lenyap di telan jurang di kegelapan hutan.

Mendengar suara menyayat mandornya, juragan Rahman bergetar seluruh tubuhnya panas dingin. Ia menyadari sebentar lagi nasibnya sama dengan simandor sebagai sesembahan suku primitip itu. Tampak bibirnya berkomat-kamit mengucapkan do’a yang seingatnya. Ia baru menyadari kesalahan selama ini di buatnya. Tampak terngiang-ngiang suara pemuda yang minta di belaskasihan ketika ia menyuruh memasukan kekerangkeng. Tak terasa air matanya berlinang membasahi pipinya.

“ Tuhan maafkan aku, yang telah jolimi terhadap pegawaiku “ diantara do’a dan harapan tercetus suatu penyesalan. Sebuah teriakan membuyarkan do’anya. Ditunjuknya kaki kiri juragan Rahman yang terputus. Dengan sekali komando didorongnya tubuh juragan Rahman untuk menuju keluar tempat suku primitif. Tanpa pikir panjang dengan kesempatan itu. Dilangkahkan kakinya sekencang-kencangnya meninggalkan suku primitif yang sedang lengah. Hampir tiga jam ia menerabas semak belukar. Tidak dihiraukannya duri-duri manau dan rukam singgah merobek tubuhnya. Karena ia berpikir agar dia selamat dari kematian. Tapi tanpa ia sadari sebuah kayu menghadang kakinya. Tak ayal tubuh tambun itu terpelenting mengarah juarang yang dalam.

“ Ahhhhh.......!” teriakan juragan Rahman memecah kebisuan jurang di tengah hutan. “ Ya Allah jika ini adalah akhir dari hidupku..ampunilah segala dosa-dosaku....!” teriakan juragan Rahman di batas keputusa asaan.

“Amppuuuu......”

“ Juragan bangun...bangun juragan “

Sebuah goncangan badannya berkali-kali

“ A....ada.. apa...Apa yang terja...di”

“ Tadi juragan tidur diatas kap mobil, tiba-tiba juragan teriak-teriak. Maaf saya yang bangunin juragan. Saya pikir ada apa “ seorang mandor membangunkan juragan Rahman, yang tidak lain mandor kepercayaannya Dirman.

“Alhamdulillah...hanya mimpi, tapi sepertinya nyata”

“ Juragan, kalau boleh tahu mimpi apa”

Diceritakannya kejadian dalam mimpinya. Termasuk bertemu suku pedalaman dan dijadikannya Dirman tumbal.

“ Uiiii....ngeri banget tuh juragan. Untung hanya mimpi”

“ Oh iya Man tolong kamu keluarkan pemuda yang aku suruh kamu kerangkeng. Dan kamu bawa kesini. Aku mau minta maaf atas kekejaman aku terhadapnya”

“Baik juragan”

Sepeninggalnya mandor Dirman juragan Ramhan merasa bahwa mimipinya adalah sebuah teguran.

Semenjak kejadian mimpi menakutkan juragan Rahman sifatnya berubah 180 derajat. Menjadi baik’ dan lembut pernagainya. Sehingga kemudian pabrik tekstilnya semakin maju. Para karyawannya masih bertanya-tanya dalam hatinya. Apa penyebab perubahan sang juragan yang kejam itu. Tapi mereka tidak mau mengambil resiko. Mereka hanya bersyukur atas perubahan karakter juragan besarnya.

TAMAT

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Syukurlah, juragan menyadari kesalahannya.

23 May
Balas

Ia mbak habis mau lebaran

23 May

konflik yang menegangkan. bagus banget Pak. salam sehat Pak Syaiful.

23 May
Balas

Terimakasih mbak...salam seht kembali mbak wanda

23 May

Keren Pak, sukses selalu

23 May
Balas

Makasih ibu...

23 May

Ya Allah, bagus pak Syaiful. Mantap

23 May
Balas

Aamiin makasih bu...

23 May

Alhamdulillah, keren Pak, salam literasi

22 May
Balas

Makasih bu...salam literaai

23 May

Lanjut Bapak jiwa petualangannya luar biasa semangat ditunggu lanjutannya

23 May
Balas

Enggak apa deh kalau ceritanya petualang

23 May

Keren, barakallah. Salam kenal, follow saya pak

23 May
Balas

Makasij mas ok...

23 May

Keren pak.salam kenal pak

23 May
Balas

terimakasih...salam kepanduan dan salam literasi

23 May



search

New Post