Tingga Karak sajo lai Tagur 528
Syaifularifin.gurusiana.idkppl.kota Padangpanjang.
Tingga ( Minang ) tersisa. Katak ( Minang ) kerak biasanya terdapat dalam Periuk sisa nasi yang telah keras seperti beras. Tingga katak kalimat ini menurut penulis mereprentasikan suatu kondisi seseorang yang sudah uzur yang tidak banyak lagi manfaatnya. Bukan berarti tidak berguna. Tetapi kegunaan , manfaat atau kiprahnya tinggal sekedar saja. Agar tetap dianggap bermanfaat.
Kerak bukan tidak bisa digunakan lagi. Penulis teringat suatu waktu ibu memasak di atas tungku yang sumber apinya dari kayu. Biasanya setelah nasi yang dimasak didalam Periuk telah mendidih airnya. Maka untuk mematangkan nasi tersebut dikurangi apinya. Caranya adalah mengurangi sumber api dengan menarik kayu keluar. Dan dengan bara api yang tertinggal nasi menjadi masak.
Waktu itu ketika menanak nasi ibu juga mencuci pakaian. Keasyikan mencuci pakaian ibu lupa bahwa tadi juga memasak nasi. Tiba tiba penulis mendengar ibu memanggil. Pul. Coba lihat didapur sepertinya ada yang gosong . Iya Bu jawabku. Aku berlari ke dapur. Seampai didapur kudapati Periuk untuk memasak nasi sudah hitam. OOO pasti dari Periuk itu sumber baunya.
Ibu,. Ibu.. aku berteriak nasinya hangus Bu. Ibu segera ke dapur. Ketika melihat Periuk gosong langsung berucap. Astagfirullah..ibu lupa. Segera ibu mengecilkan api dan mengangkat Periuk dari tungku. Alhamdulillah masih sisa setengah. Ibu memindahkan masibysng matang ke dalam mangkuk. Lalu ibu menyiram nasi yang sudah jadi kerak . Itu lalu menjemurnya diatas nampan.
Untuk apa kerak itu dijemur Bu tanyaku. O itu nanti setelah kering bisa kita biking kerupuk. Enak kerupuknya jika kita pandai mengolahnya. Meskipun tidak sebanyak nasi manfaatnya tapi tidak mubazir. Hari ini penulis pergi ke ladang dekat rumah melihat cabe yang baru ditanam Alhamdulillah tumbuhnya cukup bagus .
Sesampai di ladang penulis bersama istri dan anak untuk memupuk cabe. Tetapi penulis tidak sanggup untuk menjalani petak demi petak. Tapi ternyata kaki tidak sanggup menumpu badan. Penulis hanya bisa melihat anak dan istri .memupuk cabe. Memang sudah seperti kerak tinggal hati saja yang keras. Tetapi tenaga tidak kuat lagi. Ibarat keras keras keras bila kena air langsung lembek.
Itulah kehidupan , ketika kita lahir tidak berdaya, secara perlahan Allah memberi kita kekuatan sampai ke puncaknya. Secara perlahan lahan tenaga itu akan dikurangi .Akhirnya kita kembali kepada Allah.
Pandai Sikek 19 September 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar