Syaiful Arifin

H.Syaiful Arifin d.S.Ag.M.Pd lahir Koto Baru Tanah Datar 10 Oktober 1971 Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kota Padang Panjang , m...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kama Aie jatuah .Kalau indak ka palambahan Tagur 541

Kama Aie jatuah .Kalau indak ka palambahan Tagur 541

Syaifularifin.gurusiana.id.kppl.kota.Padangpanjang..

Kama aie jatuah kalau infak ka palambahan. Peribahasa Minang yang berarti. Kama berarti kemana, aie/ air , jatuah / jatuh. Ke pelambaha ( tempat jatuh air atau saluran ) Arti peribahasa di atas Air pasti akan dialirkan ke selokan. Makna filosofi dari peribahasa itu adalah setiap anak, setiap kader sebuah organisasi gaya kepemimpinan , tingkah laku dan perangainya adalah duplikat orang yang mendidiknya.

Seorang anak misalnya .ia akan menjadi duplikasi ayahnya . Ketika seorang ayah mampu menjadi figur idola bagi anaknya. Maka si anak akan mampu menduplikasi a ayahnya dengan baik. Jika ayahnya orang alim biasa akan tumbuh jadi anak baik. Begitu juga jika anak perempuan dididik oleh seorang ibu yang santun. Terampil maka anak perempu itu akan menjelma menjadi istri yang Sholehah.

Adalah tempat sekali ketika Rasulullah menjelaskan tentang mencari jodoh. Tiga hal yang harus dipertimbangkan untuk menikahi seorang perempuan. Nikahilah wanita karena 4 hal. Karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasabiha dan karena Agamanya. Maka utamakanlah agama.

Keempat koefesien untuk nikah itu berbanding lurus dengan pribahasa diatas. Karena hartanya. Orang yang memiliki harta cendrung orang yang rajin orang tua yang rajin ulet pekerja keras akan menghasilkan ekonomi yang mapan . Ayah ya ulet biasanya anaknya juga ulet dan rajin.

Kedua kecantikan dan ketampanan seseorang .pasti akan diturunkan kepada anaknya. Jika hidung ayahnya mancung, rambut ibunya ikan maka anaknya akan mewarisi yang dimiliki orang tuanya. Sangat kecil kemungkinan akan lahir anak yang hidungnya pesek. Kecuali ada pengulangan dari keturunan terdahulu.

Nasab yang baik akan mewariskan keturunan yang baik pula. Jika nasab seseorang memiki prilaku yang baik. Santun kepada orang tua, berjiwa sosial tinggi. Maka hampir bisa dipastikan keturunan yang baik melahirkan generasi yg baik pula. Maka bibit bobot dan bebet menjadi tiga serangkai memilih menantu.

Agama sebagai pilihan utama dan tiang dalam keluarga juga sangat menentukan. Orang tua yang shaleh biasanya juga melahirkan anak yang shaleh betapa bahagia kita jika berbesan dengan orang orang shaleh. Maka harapan kita melahirkan keturunan yang berkualitas bisa dicapai

Pandai Sikek 02 Oktober 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak.Salam literasi

02 Oct
Balas



search

New Post