Syafaat

Analis Data dan Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi....

Selengkapnya
Navigasi Web
Boarding Pass jamaah Haji Hilang

Boarding Pass jamaah Haji Hilang

Passport diberikan didalam bus saat akan meninggalkan kota Makkah menuju bandara Jeddah, setiap jamaah dicek untuk memastikan mereka sudah kebagian passport yang didalamnya juga ada boarding pass. Pasport tersebut telah dicek bersama sama dengan seluruh ketua rombongan seminggu sebelumnya di Kantor Maktab. Pengecekan dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh Jamaah sudah berpasport, karena adanya Jamaah yang tanazul ( jamaah yang keluar dari Kloter dan Jamaah yang masuk ke Kloter ) serta jamaah yang meninggal dunia, disamping juga untuk menentukan rombongan dalam satu bus. Lima petugas Kloter adandalam bus bus yang berbedaq sesuai kebutuhan, hal ini kami atur agar beberapa jamaah dengan resiko tinggi didampingi oleh tenaga medis, sehingga jika ada masalah kesehtan dalam bus dapat segera tertangani.

Bus bus meninggalkan kota Makkah, para jamaah seakan tak mampu membentung aliran air bening yang perlahan keluar dari sudut kelopak mata ketika terlihat tower Zamzam sebagai ikon baru kota Makkah. Bangunan gedung menjulang tersebut memudahkan untuk mencari arah dimana Masjidil haram berada. Bus seakan tak mau merambat, meski hampir sebulan berada dikota Makkah, namun serasa beberapa hari saja, dan seakan sangat berat untuk meninggalkannya. Mata ini masih ingin memandang lebih lama, namun roda bus yang terus berputar perlahan memastikan pucuk tower zamzam yabg berbentuk bulan sabit menhadap ke langit mulai tak terlihat.

Ketika pemandangan kiri kanan jalan berganti dari bangunan bangunan tinggi, kemudian beberapa kebun kurma hingga hamparan lautan pasir putih yang seakan tak berujung, adalah tanda bahwa kota Makkah sudah jauh tertinggal dibelakang. Dan memasuki wilayah Bandara Internasionan King Abdul Azis di jeddah, sebuah Kota dimana bandara terbesar di Saudi Arabia berada, sehingga tidaklah salah jika keluarga TKI dan TKW ketika ditanya mereka kerja dimana, maka jawabannya adalah Jeddah, karena mereka mendarat di Jeddah dan saat pulang ke Indonesia juga melalui King Abdil Azis International ( KAAI ) jeddah, meskipun mereka kerjanya tidak di Jeddah, namun menyebar di seluruh Saudi Arabia.

Di Plaza Bandara para Jamaah menunaikan Sholat Dzuhur dan diberikan catering oleh petugas, semua jamaah di cek kembali kelengkapan administrasi, baik Pasport maupun Boarding Passnya, beberapa jamaah tidak ditemukan boarding passnya dalam Pasport, sehingga dicetakkan ulang oleh pihak bandara dengan menunjukkan Pasport. Beberapa Jamaah nampak kegerahan karena panasnya plaza Bandara yang tidak dilengkapi dengan AC. Untuk memaasuki bandara juga masih menunggu jadwal giliran, karena tempat bpemeriksaan didalam bandara yang terbatas.

Jamaah diberiksa barang bawaannya sebelum masuk bandara, mereka masuk satu persatu berjajar mengular seperti antrian pembagian sembako. Pemakai kursi roda diberikan jalan khusus sehingga tidak perlu antri seperti lainnya. Beberapa Barang bawaan yang tidak dimasukkan kedalam tas tenteng disita oleh petugas dan tidak diperkenankann dibawa masuk. Meski sebelumnya sudah ada peringatan bahwa tidak boleh membawa tas selain yang sudah ditentukan, namun banyak jamaah yang menambah tas tentengnya

karena barang bawaannya tidak muat jika semua dimasukkan kedalam tas tenteng. Nafsu jamaah untuk belanja seakan tak terbendung saat berada di kota Makkah dan melibat barang barang yang berbeda dengan yang ada di Indonesia.

Petugas kloter masih diperkenankan membawa Tas khusus yang diberikan PPIH selain tas tenteng, karena berkas administrasi dan obat obatan harus dibawa dalam tas rangsel tersebut, meski saat pulang tas tas tersebut tidak hanya berisi berkas administrasi maupun obat obatan.

Perlu sedikit kecerdasan untuk bisa membawa air zamzam ke bandara, karena jika air zamzam tersebut ditarus didalam kopor, sudah dapat dipastikan bahwa akan diambil oleh petugas, meski kopor tersebut diberi tali rajut yang sudah disiapkan, namun tidak demikian jika ditaruh di tas tenteng, beberapa jamaah yang memasukkan air zamzam kedalam tas tenteng dalam jumah terbatas tidak disita oleh petugas, hal ini membuat jamaah memasukikan beberapa botol zamzam kedalam tas tenteng. Bahkan ada rekan medis yang mengisi botol botol infus kosong dengan air zamzam dan diberi tanda khusus dan dimasukkan kedalam tas ransel, karena jika tidak diberi tanda khusus, bisa bisa ketika ada yang membutuhkan infus akan diinfus dengan zam zam.

Ada satu jamaah saat berada didlam bandara kehilangan Boarding Passnya, kami tidak dapat lagi keluar bertemu dengan petugas PPIH untuk mendapat pertolongan mencetak boarding pass, nenek tua tersebut nampak pucat karena takut jika tidak dapat pulang, kami sudah mencarinya namun tetap tidak menemukannya. Kasihan

juga dengan nenek itu terlebih dibalam bandara tidak ada petugas yang dapat berbahasa Indonesia.

Boardingpass tak dapat dicetak lagi, karena tempat mencetak ada di luar, sedangkan kami sudah masuk terminal keberangkatan, hanya menunggu waktu saja, adzan maghrib telah dikumandangkan secaara otomatis dari android yang telah diseting berdasarkan waktu setempat. Terminal keberangkatan tidak menyediakan Musholla khusus, kami harus berjamaah diantara kursi kursi dan beberapa tempat yang agak longgar, sementara sisa nsisa makanan baik roti maupun buah buahan dan dibawa dari hotel nyaris ludes tak berbekas, ada jamaah yang membelikan kopy untuk team kloter, mungkin mereka tidak ingin kami ngantuk dan tidak dapat mengurusi kepentingan jamaah, alhamdulillah harum aroma kopy merangsang klidah untuk segera mencicipinya, secangkir kopi pait tanpa gula, paitnya melebihi kopi Indonesia, bahkan mungkin lebih pait daripada pengalaman pahitr saat tertunda keberangkatan di Bir ali. Kampipun melapor kepada petugas di terminal bandara, petugas bandara dengan postur tubuh khas timur tengah ini menyatakan bahwa tidak masalah tidad ada boardingpass, asalkan ada pasport dan nama jamaah ada di manifes.

Praktis nenek ini dikawal team kloter hingga masuk kedalam pesawat, karena jika tidak bersama kami, dan ditanya oleh peugas dengan bahasa arab atau bahasa inggris saya yakin 1000 persen dia akan plonga plongo. Nenek ini jadi sangat istimewa karena selalu bersama kami hingga mendapatkan temoat duduk di pesawat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, akhirnya ada kemudahan buat nenek. Salam sukses selalu pak syafaat. Barakallah.

08 Jan
Balas

Salam suksesn kembali

08 Jan

Salam suksesn kembali

08 Jan

super sekali pak Syafaat. salam kenal....

09 Jan
Balas

Salam kenal kembali

09 Jan



search

New Post